Bertempat di aula Kelurahan Mangkang Wetan, Semarang Mangrove Center, KeSEMaT dan IP Semarang telah melakukan kegiatan Peningkatan Kapasitas Anggota Kelompok Melalui Pelatihan Manajemen Kelompok dan Strategi Marketing Produk UMKM Kelompok Pengolah Kopi Mangrove Arjuna Berdikari, dengan mengundang beberapa narasumber, mulai dari para pegiat mangrove, kelompok pengolah olahan mangrove hingga bagian pemasaran Shopee, dengan harapan akan dapat meningkatkan penjualan kopi mangrove sehingga dapat lebih dikenal dan diterima oleh masyarakat luas. (28/11/2022).
“Bekerja sama dengan IP Semarang dari tahun 2019 hingga sekarang, kami berhasil membentuk warga binaan baru pengolah kopi mangrove bernama Arjuna Berdikari dengan label kopinya bernama Kopi Mangrove Arjuna," kata Faiz Ghoffar Ardani (Presiden KeSEMaT). ”Pada kegiatan ini, kami menghadirkan beberapa narasumber, dengan harapan agar dapat lebih meningkatkan kualitas anggota Arjuna Berdikari dalam memproduksi dan memasarkan produknya,” tambahnya.
Narasumber pertama, yaitu Wasito (Pegiat Mangrove Kendal) telah berpengalaman dalam kegiatan pelestarian mangrove di Kendal. Dia bahkan pernah mendapatkan Penghargaan KALPATARU berkat kegigihannya melestarikan mangrove di pesisir Kendal.
"Saya berusaha memberdayakan masyarakat pesisir Kendal dengan melakukan kegiatan penanaman mangrove," kata Wasito. "Saat ini, masyarakat pesisir Kendal, sudah mulai sadar dengan fungsi dan manfaat hutan mangrove," lanjutnya.
Narasumber kedua, yaitu Abdul Latief (Pegiat Mangrove Indramayu) dikenal dalam pengolahan batik mangrove. Perintis kelompok Jaka Kencana dan Rumah Berdikari ini, telah aktif dalam dunia mangrove sejak tahun 90-an. Berawal dari keresahan warga pesisir Indramayu yang ekonominya menurun karena abrasi pantai, pada akhirnya di tahun 2004, dia mendirikan Jaka Kencana dari Desa Pabeanudik, yang berhasil mengembangkan lebih dari 50 jenis olahan mangrove.
"Jatuh bangun dalam mengembangkan produk olahan mangrove telah saya rasakan hampir 20 tahun lamanya, bersama kelompok saya,” terang Abdul Latief. “Alhamdulillah, saat ini, produk saya telah dikenal banyak orang dan saya juga berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitar desa saya,” terangnya lebih lanjut.
Narasumber ketiga, yaitu Intan (Shopee Semarang) memaparkan betapa pentingnya pemasaran produk melalui platform media sosial.
“Lebih dari 50% penduduk Indonesia sudah melek teknologi, sehingga mereka banyak membeli barang kebutuhannya melalui media sosial,” jelas Intan. “Shopee merupakan salah satu platform belanja online yang memiliki pengguna aktif harian lebih dari tiga juta. Oleh karena itu, penjualan produk mangrove melalui media online, memiliki kesempatan-besar terjual dengan market yang lebih luas,” jelasnya lebih lanjut.
Intan juga menambahkan bahwa betapa mudahnya masyarakat berbelanja melalui media online. Dia mengatakan bahwa pada saat pandemi, penjualan secara online menjadi salah satu penunjang kehidupan masyarakat ditengah maraknya pemutusan hubungan kerja secara offline.
Anggoro D. B. Saputro (Staf Manajer Operasional) mengatakan bahwa IKAMaT terus mendukung upaya KeSEMaT dalam mengembangkan warga binaannya, dengan membantu memasarkan produk olahan mangrove tersebut melalui platform online Toko KeMANGI.
“Saya sangat senang, karena telah dibantu oleh KeSEMaT dan IP Semarang, dengan diadakannya kegiatan ini. Saya dan kelompok manjadi mengerti mengenai beberapa kegiatan produksi dan pemasaran yang memang harus saya lakukan," kata Ferry A. Istiasmara (Ketua Arjuna Berdikari). "Bertukar pikiran dan informasi dengan Pak Latief dan Pak Wasito sangat menyenangkan bagi saya, ditambah lagi dengan Bu Intan yang ahli di bidang pemasaran media online,” tambahnya.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.00 - 12.30 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar, yang diakhiri dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan dari KeSEMaT kepada para narasumber dan foto bersama. (ADM/ADBS/AP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar