14.11.22

Temui IKAMaT, UNDIP Diskusi Pembangunan Museum Mangrove di Taman Mini SDGs, MECoK Ecopark, Jepara

Semarang - IKAMaT. Dr. Jumari, S.Si, M.Si yang merupakan dosen Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (UNDIP) berkunjung ke Sekretariat IKAMaT dalam rangka untuk menggali informasi seputar sejarah perkembangan Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK) dari tahun 2001 hingga sekarang. Hasil dari penggalian informasi ini, akan digunakan untuk pembangunan museum mangrove di Taman Mini SDGs, yang terletak di MECoK Ecopark, DSTP UNDIP, Teluk Awur, Jepara. (14/10/2022).

Museum mangrove tersebut direncanakan akan menginformasikan mengenai sejarah awal dibangunnya kawasan MECoK Ecopark oleh KeSEMaT dari tahun 2001, yang salah satu informasinya akan menjelaskan mengenai proses pembangunannya, mulai dari pemilihan jenis, pengkayaan spesies dan lain-lain sehingga menjadikan kawasan MECoK, yang dulunya gersang, sekarang ini berubah menjadi subur, penuh dengan beraneka jenis pohon mangrove.

"Sebagai informasi, IKAMaT dan KeSEMaT juga sudah melakukan inventarisasi jenis mangrove yang hidup di MECoK dengan menerbitkan sebuah buku berjudul Komposisi Jenis Mangrove di MECoK," kata Paspha G. M. Putra (Manajer Humas). "Buku tersebut merupakan sarana untuk membagikan informasi bagi seluruh masyarakat, akademisi dan stakeholder terkait, dalam upaya pengembangan MECoK kedepannya," lanjutnya.

Paspha menambahkan bahwa pada awalnya, MECoK merupakan lahan gundul yang tidak banyak ditumbuhi jenis mangrove, dimana juga terlihat penebangan pohon mangrove di sekitarnya. Konsistensi dari KeSEMaT dalam melakukan upaya konservasi dan rehabilitasi dengan penanaman dan pemantauan mangrove yang terukur di kawasan tersebut selama hampir 21 tahunlah, yang pada akhirnya dapat menjadikan kawasan MECoK kembali pulih sehingga diresmikan sebagai kawasan hutan kota oleh Pemerintah Kabupaten Jepara.

Selain flora, UNDIP dan IKAMaT juga berdiskusi seputar fauna yang ditemukan di MECoK, dimana tercatat terdapat 38 jenis burung migran, terdapat juga laba-laba, ular, kepiting, keong, ikan gelodok dan lain-lain.

“Museum mangrove di kawasan MECoK, nantinya diharapkan akan dapat menjadi wahana edukasi mangrove yang baik, edukatif dan informatif," kata Jumari. "Museum ini, sekaligus juga menyajikan informasi historis mengenai kawasan tersebut,” tambahnya.

Museum mangrove akan didesain sedemikian rupa sehingga akan menjadi museum modern yang menampilkan segala bentuk informasi berbasis teknologi interaktif. Informasi yang didapatkan UNDIP dari IKAMaT dan KeSEMaT mengenai sejarah MECoK ini, nantinya akan ditampilkan di dalam museum dalam bentuk linimasa yang komperhensif.

Pertemuan yang dimulai pada pukul 14.00 - 16.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan beberapa kesimpulan dan rekomendasi untuk pengembangan MECoK di masa depan. (ADM/PGMP/AP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar