Sebelumnya, survei pertama dilakukan pada tanggal 7 Maret 2016 dalam rangka mengumpulkan informasi guna menentukan lokasi yang tepat untuk kegiatan penanaman mangrove dan penelitian sosial ekonomi masyarakat.
Setelah melakukan berbagai analisis dan pertimbangan, maka lokasi tanam akan dilakukan di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Selain melakukan pemantauan di Desa Bonang, tim juga melakukan survei di dalam area PLTU Rembang guna menggali potensi lahan untuk dilakukan penanaman mangrove.
Desa Bonang
Desa Bonang, merupakan desa yang masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Desa Bonang dipilih menjadi lokasi penanaman karena merupakan lokasi yang paling strategis dan cocok untuk dilakukan penanaman mangrove.
Survei juga didampingi oleh perwakilan dari BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kabupaten Rembang serta ketua kelompok nelayan Perintis Sejahtera Desa Bonang. BLH Kabupaten Rembang ikut mendukung program yang akan dilaksanakan, karena diharapkan dengan adanya program ini, akan mampu mempercepat perlindungan pesisir Rembang dari ancaman abrasi dan gelombang.
Selain itu, BLH Kabupaten Rembang juga berharap apabila program ini berhasil dengan baik, maka akan dapat dilakukan kegiatan selanjutnya seperti membuat lokasi wisata mangrove di Desa Bonang sehingga menjadi salah satu destinasi wisata Kabupaten Rembang.
Ketua kelompok mengungkapkan bahwa masyarakat menerima kegiatan penanaman mangrove karena masyarakat sudah mengerti akan pentingnya mangrove.
Survei kali ini juga menentukan lokasi untuk seremonial penanaman mangrove yang direncanakan akan dilaksanakan pada Jumat (22/4) guna memperingati Hari Bumi.
Setelah dilakukan koordinasi bersama ketua kelompok nelayan, maka lokasi seremonial sudah ditentukan. Kriteria penentuan lokasi seremonial, yaitu luas lahan yang mencukupi, akses menuju lokasi seremonial yang mudah dijangkau serta ketersediaan lahan parkir untuk keperluan acara.
PLTU Rembang
Selain dilakukan di Desa Bonang, survei juga dilakukan di dalam area PLTU Rembang guna menggali potensi lahan yang dapat dijadikan lokasi penanaman mangrove. Terdapat dua lokasi yang disurvei, yaitu perairan yang berada di sebelah timur coal conveyor dan sisi timur saluran air yang masuk ke dalam PLTU Rembang.
Di sebelah timur coal conveyor terdapat mangrove mayor yang sudah tumbuh sejak lama, yaitu Sonneratia alba (Pidada) dan terdapat juga hasil penanaman, yaitu Rhizophora mucronata (Bakau). Lokasi tersebut bersubstrat lumpur dan masih terpengaruh oleh pasang pasang surut air laut.
Dari hasil pengamatan, mangrove yang ditanam sebelumnya tidak tumbuh dengan baik. Hal ini diperkuat dengan keterangan dari tim PLTU Rembang, bahwa penanaman dilakukan sekitar tahun 2008, namun mangrove tumbuh dengan sangat lambat. Hal ini dapat terjadi karena faktor lingkungan dan sumber nutrien yang terbatas, sehingga mangrove tidak dapat tumbuh dengan optimal.
Hasil Kajian
Pemilihan bibit mangrove dinilai juga kurang tepat, karena sudah terdapat mangrove yang menjadi pioneer dan mampu tumbuh di lingkungan tersebut yaitu Sonneratia alba yang dapat menjadi referensi spesies yang seharusnya ditanam, namun spesies yang digunakan dalam penanaman saat itu adalah Rhizophora mucronata. Pemilihan spesies yang tidak tepat dapat memperbesar resiko kegagalan dalam kegiatan penanaman.
Di sisi timur saluran air yang masuk kedalam PLTU Rembang, merupakan perairan terbuka dan bukan menjadi lokasi yang baik untuk dilakukan penanaman mangrove. Lokasi tersebut terlalu terbuka, sehingga bibit yang nanti ditanam akan berhadapan langsung dengan gelombang.
Selain gelombang dari aktifitas alam, gelombang juga datang dari kapal-kapal yang melintas di sekitar wilayah tersebut sehingga mengancam keberlangsungan hidup mangrove. Di lokasi ini memiliki substrat berpasir.
Substrat pasir cocok untuk tempat tumbuh Avicennia sp, namun kedalaman air yang terlalu dalam untuk bibitnya dan besarnya gelombang terlalu beresiko untuk dilakukan penananam mangrove, khususnya Avicennia sp. (FSP/HP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar