Semarang - IKAMaT. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memiliki sumber daya alam yang tinggi. Wilayah ini menyimpan berbagai manfaat dan berkaitan erat dengan aktivitas di darat maupun di laut. Konektivitas dari ketiganya tidak dapat dipisahkan. Salah satunya, yaitu menyediakan jasa pelayaran.
Manfaat lainnya, yaitu sebagai penyedia jasa rekreasi dan pariwisata bahari, penyedia sumber daya alam yang dapat diperbaharui (reversible), seperti ikan, udang, kerang, rumput laut, dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (irreversible), seperti minyak bumi dan gas alam.
Wilayah pesisir juga menyimpan bahan sediaan farmasi, lokasi tempat hidup terumbu karang, lamun, dan mangrove sebagai habitat bagi berbagai satwa air dan darat. Umumnya, masyarakat cenderung mengetahui potensi yang berada di darat maupun laut. Namun, beda halnya dengan wilayah pesisir, pengetahuan masyarakat terutama yang tinggal di wilayah perkotaan masih kurang mengenai wilayah transisi darat dan laut ini, terlebih lagi potensi di dalamnya.
Wilayah pesisir bagaikan mutiara yang tenggelam di lautan, sehingga perlu dicari tahu lebih dalam lagi mengenai segala potensi yang terkandung di dalamnya.
Yayasan IKAMaT, tahun ini akan melaksanakan kegiatan Social Mapping (SM) untuk mengetahui potensi wilayah pesisir dengan cara memetakan sumber daya alam dan manusia yang berasal dari daerah yang dikaji.
Demi meningkatkan pengetahuan Direksi Yayasan IKAMaT mengenai pengelolaan wilayah pesisir, pada tanggal 7 Maret 2016, mulai pukul 09.00 - 15.00 WIB, Yayasan IKAMaT telah melaksanakan Pelatihan PRA (Participatory Rural Apprasial) untuk mendukung kegiatan SM.
Pada kesempatan ini, Yayasan IKAMaT mengundang Sdr. Abdul Rofiq dari Yayasan Bintari, sebagai pembicara pada Pelatihan PRA yang dilaksanakan di Kantor IKAMaT.
PRA atau pemahaman partisipatif mengenai kondisi pedesaan, adalah suatu pendekatan dan metode yang memungkinkan untuk menganalisis masalah secara bersama-sama dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.
Tujuan PRA sendiri adalah untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dalam jangka panjang yang berguna bagi kelembagaan dan tindakan masyarakat secara berkelanjutan.
Sdr. Muhammad Faisal Rachmansyah, S. Kel selaku Direktur Utama Yayasan IKAMaT, mengatakan bahwa SM bertujuan untuk mengetahui potensi wilayah pesisir yang berasal dari suatu daerah di Indonesia, dengan cara melakukan pemetaan potensi di wilayah tersebut.
"Beberapa proyek dengan pendekatan PRA Yayasan IKAMaT, mulai akan dilaksanakan di beberapa Kabupaten, seperti Jepara, Bekasi, dan beberapa wilayah pesisir lainnya. Kegiatan akan berlangsung selama tiga tahun dan akan berlanjut di tahun-tahun berikutnya," jelas Sdr. Faisal.
Dalam melaksanakan SM nantinya, IKAMaT juga akan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti CSR, BUMN, dan masyarakat lokal di sekitar tapak. Keluaran dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi wilayah pesisir, mengingat masih rendahnya kegiatan pemetaan mengenai potensi wilayah pesisir dan minimnya eksplorasi potensi sumber daya di wilayah pesisir Indonesia.
"Informasi ini, tentunya akan sangat berguna bagi pemerintah, komunitas, CSR, dan akademisi dalam melaksanakan program-program yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir terutama mangrove, guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir secara optimal dan berkelanjutan," pungkas Dirut IKAMaT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar