Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB yang diwakili oleh Paspha G. M. Putra (Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan), Faradian N. Hapsari (Manajer Keuangan dan Operasional), dan Nur A. Putri (KeMANGTEER Serang).
Setiba di lokasi, kegiatan pertama yang dilaksanakan adalah mencari potensi lokasi seremonial penanaman dan pemantauan mangrove.
Kegiatan dilanjutkan menuju ke potensi lokasi penanaman dan pemantauan mangrove. Terdapat dua lokasi potensi yang disurvei, kemudian disesuaikan dengan kesesuaian habitat dan urgensi suatu lokasi dalam upaya rehabilitasi mangrove. Survei lokasi juga dibarengi dengan pengambilan foto udara untuk mengetahui gambaran lokasi secara luas dan perhitungan luas potensi lokasi penanaman dan pemantauan.
“Hari ini kami melaksanakan survei lokasi seremonial dan penanaman dan pemantauan mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Jembatan Pelangi, Serang, Banten,” kata Faradian. “Lokasi yang disurvei adalah lokasi seremonial dan penanaman dan pemantauan bibit mangrove dengan cara pengamatan karakteristik lokasi dengan bantuan pengambilan foto udara,” katanya lebih lanjut.
Perjalanan membutuhkan waktu 20 menit menggunakan perahu ke lokasi pertama. Lokasi pertama memiliki karakteristik lokasi yang berada di depan eksisting mangrove yang sudah dewasa. Lokasi ini juga terlindung oleh bangunan pantai berupa breakwater sehingga memiliki lokasi yang cukup baik dan terlindung.
Kemudian survei dilanjutkan ke lokasi kedua yang posisinya berada di antara potensi lokasi seremonial dan lokasi pertama. Karakteristik lokasi berada di daerah sekitar muara sungai dengan masukan air tawar dan air laut yang teratur. Hal ini sesuai dengan tempat hidup beberapa jenis mangrove.
“Survei hari ini berjalan lancar hingga pukul 11.30 WIB, telah dilaksanakan survei pendahuluan lokasi seremonial, penanaman, dan pemantauan mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Jembatan Pelangi, Serang, Banten,” ujar Paspha. “Data yang diperoleh dari setiap lokasi akan dipelajari dan disesuaikan dengan kebutuhan. Harapannya dengan dilaksanakan survei pendahuluan lokasi ini dapat menjadi awal keberhasilan konservasi ekosistem mangrove di Serang, Banten dan Indonesia,” jelasnya lebih lanjut.
Kegiatan survei ditutup dengan foto lokasi potensi sebagai data yang akan dipelajari dan disesuaikan dengan kesesuaian lokasi penanaman dan pemantauan mangrove. (ADM/ARH/FNH/AP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar