20.5.25

IKAMaT Terima Kunjungan BEM FEB UNNES: Studi Banding Strategi Pelestarian dan Pemberdayaan Mangrove

Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali menerima kunjungan di Sekretariat IKAMaT, kali ini dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang (UNNES). Kunjungan ini dalam rangka studi banding dan berdiskusi terkait ekosistem mangrove dan pengalaman di bidang pelestarian ekosistem mangrove di Indonesia kepada IKAMaT dan KeSEMaT. (29/4/2025). 

Dalam pertemuan ini, Paris R. Ramadhan (BEM FEB UNNES) menyampaikan ucapan terima kasih karena telah diterima di Sekretariat IKAMaT dengan hangat. Dia berharap dapat belajar banyak kepada IKAMaT dan KeSEMaT mengenai pengertian, manfaat, tempat hidup, strategi pembibitan, penanaman, dan pemantauan mangrove, serta pengalaman pemberdayaan masyarakat. 

Hal ini dalam rangka rencana BEM FEB UNNES untuk mengikuti Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) yang merupakan program pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ORMAWA melalui berbagai kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh ORMAWA sendiri. 

“Saya senang dapat belajar langsung dengan IKAMaT dan KeSEMaT di Sekretariat IKAMaT,” ujar Paris. “Harapannya ilmu yang kami dapatkan dapat kami terapkan dalam rencana program pengabdian kami melalui program PPK ORMAWA,” tambahnya. 

Kunjungan ini disambut langsung oleh Paspha G. M. Putra (Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan), Aris Priyono (Direktur Teknologi dan Informasi), Bambang J. Laksono (Staf Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan), dan Bagus A. Wijaya (KeSEMaT). 

Dalam diskusi yang berlangsung, Paspha menjelaskan mengenai pengalaman IKAMaT dan Mangrove Tag bersama kelompok mangrove mengenai teknik pembibitan, penanaman, dan pemantauan mangrove yang telah dilaksanakan di Indonesia beserta strategi pembibitan, penanaman, dan pemantauan yang berbeda di setiap daerahnya. 

“Dari pengalaman di lapangan, teknik yang digunakan dalam pembibitan, penanaman, dan pemantauan mangrove di setiap daerah dapat berbeda. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki karakteristik dan kondisi lingkungan yang berbeda,” ujar Bambang. “Setiap teknik dilihat juga dari keefektifitasannya dalam menunjang keberhasilan dan kelulushidupan bibit mangrove,” tambahnya lebih lanjut. 

Aris dan Bagus juga menyampaikan bagaimana pengalaman KeSEMaT mendampingi masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat pesisir yang sudah dimulai tahun 2012. Warga binaan KeSEMaT hingga saat ini, yaitu Srikandi Pantura yang berfokus pada batik mangrove, Bina Citra Karya Wanita yang berfokus pada olahan jajanan mangrove, dan Arjuna Berdikari yang berfokus pada kopi mangrove. 

Seluruh agenda diskusi dan pertemuan yang dimulai pada pukul 15.00 hingga 17.00 WIB ini berjalan dengan lancar dan sukses yang diakhiri dengan foto bersama. (ADM/ARH/BJL/AP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar