25.7.24

IKAMaT Sukses Gelar Diseminasi Program Jangka Panjang dalam Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan, dan Pemberdayaan Masyarakat di Lembur Mangrove Patikang

Pandeglang - IKAMaT. IKAMaT dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) sukses menggelar Diseminasi Program Jangka Panjang dalam Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan, dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Aktivitas Pemanfaatan Hasil Bukan Kayu di Lembur Mangrove Patikang, Desa Citeureup, Pandeglang, Banten. Acara ini diselenggarakan di Segara Cafe, Desa Citeureup dengan rangkaian acara pembukaan, sambutan, penyampaian hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya, dan penutupan. (30-1-2024).

Kegiatan diseminasi program jangka panjang ini dihadiri oleh IKAMaT, Kepala Desa Citeureup, BPD Citeureup, Ketua Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Pandeglang, Pokdarwis Desa Citeureup, BUMDes Citeureup, Karang Taruna Desa Citeureup, PKK Kampung Patikang, dan PKK Lebak Buah.

Kegiatan diseminasi program jangka panjang ini dimulai dengan pembukaan oleh MC pada pukul 09.05 WIB. Setelah itu, Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyampaikan hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya yang telah dilakukan dengan cara wawancara langsung ke Masyarakat, Ketua Kelompok Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan Terkait.

Pemaparan hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya ini untuk menyampaikan program yang cocok untuk program yang berkelanjutan, supaya terdapat pendapatan tambahan untuk masyarakat.

Deden Sudiana (Ketua Pokdarwis) menyampaikan bahwa salah satu organisasi yang digagas oleh Desa Citeureup adalah Pokdarwis yang berfungsi untuk menyadarkan pengelolaan wisata yang terdapat di Desa Citeureup. Pokdarwis dibekali ilmu untuk membersihkan lingkungan dan mengembangkan destinasi wisata Ekowisata Mangrove Lembur Mangrove Patikang (EMLMP).

“Saat ini, EMLMP sudah terkenal luas sampai ke Semarang. Bahkan IKAMaT dari Semarang telah hadir di Desa Citeureup untuk mengembangkan EMLMP dengan pengelolaan hasil mangrove bukan kayu," kata Deden. "Akan dibentuk kelompok yang nantinya akan melakukan pengelolaan mangrove bukan kayu. Kelompok ini terdiri dari ibu-ibu Patikang dan Lebak Buah. Saya memohon kepada seluruh masyarakat untuk selalu memanfaatkan momen ini dengan baik, seandainya terdapat program lain yang lebih banyak lagi semoga dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi,” lanjutnya.

Oman Suherman (Kepala Desa Citeureup) menyampaikan terima kasih kepada IKAMaT karena telah datang ke Desa Citeureup dan membantu mendorong pemanfaatan mangrove.

"Di sini, kita semua mengetahui bahwa mangrove memiliki banyak manfaat yang salah satunya dapat menambah pendapatan jika masyarakat mau untuk mengembangkannya. Semoga kesempatan ini menjadi cikal bakal berkembangnya ekonomi masyarakat melalui sektor UMKM pengelolaan mangrove bukan kayu," ujar Oman. "Semoga IKAMaT tidak bosan untuk mengembangkan kelompok di Desa Citeureup. Mari kita terima dan bantu menyukseskan program ini, karena IKAMaT dan Chandra Asri berharap untuk meningkatkan pendapatan dari Desa Citeureup. Semoga dalam program ini dapat terwujud kolaborasi antara masyarakat, perangkat desa, dan pemerintah terkait. Program ini dapat membentuk infrastruktur di desa kita dan semoga juga akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Harapan kita semua, semoga program ini lancar dan berkah untuk kita semua,” tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya oleh Paspha G. M. Putra (Manajer Humas dan Lapangan). Hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan Masyarakat, Kelompok Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan Terkait. Hasil diseminasi program jangka panjang tersebut juga mempertimbangkan hasil penelitian mangrove yang sudah dilakukan sebelumnya di Lembur Mangrove Patikang.

Paspha menjelaskan bahwa hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya yang telah didapatkan, diolah menggunakan analisis SWOT, yaitu Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Masing-masing faktor tersebut penting untuk dianalisis agar dapat merencanakan pembentukan kelompok dan olahan mangrove apa yang cocok dikembangkan di Desa Citeureup. Hasil dalam analisis SWOT ini digunakan untuk merancang strategi dan rekomendasi kelompok dalam pembentukan kelompok pengolah mangrove bukan kayu di Desa Citeureup.

Selanjutnya, Paspha juga menjelaskan mengenai strategi yang cocok untuk pembentukan dan pengembangan produk olahan mangrove bukan kayu di Lembur Mangrove Patikang, antara lain:

Produk Olahan Mangrove: Produk olahan mangrove ditentukan sesuai dengan sumber daya mangrove yang tersedia dalam jumlah yang melimpah (bakau).
Keunikan Produk Olahan Mangrove: Keunikan produk olahan mangrove dibuat dari bahan alami berkelanjutan, yaitu batik mangrove. 
Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas: Pelaksanaan program peningkatan kapasitas manajemen pengelolaan ekowisata Lembur Mangrove Patikang selaras dengan program diversifikasi produk olahan mangrove bukan kayu (batik mangrove).
Implementasi Program Pengembangan Sarana dan Prasarana: Implementasi program pengembangan sarana dan prasarana untuk meningkatkan daya tarik ekowisata Lembur Mangrove Patikang.
Kerja Sama Antar Stakeholder: Kerja sama antara stakeholder terkait untuk meningkatkan pengembangan kelompok supaya dapat berjalan berkelanjutan.

“Program lanjutan yang akan dilaksanakan dari hasil identifikasi dan pemetaan sumber daya, yaitu pembentukan kelompok pengrajin batik mangrove dan peningkatan kapasitas kelompok untuk membuat batik mangrove di Desa Citeureup," kata Paspha. "Semoga dalam kegiatan selanjutnya, kami akan dapat membentuk kelompok yang berdiri mandiri dan berjalan berkelanjutan dengan bekal ilmu yang kami telah sampaikan,” jelas Paspha.

Setelah penyampaian diseminasi program jangka panjang, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Peserta diseminasi sangat antusias terhadap program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dan tidak sabar untuk melakukan pembentukan kelompok pengrajin batik mangrove dan peningkatan kapasitas kelompok yanag akan dilakukan.

“Kami sangat berterima kasih kepada IKAMaT dan Chandra Asri karena telah mengadakan program pemberdayaan masyarakat pengolah mangrove bukan kayu di Desa Citeureup, khususnya di Kampung Patikang dan Lebak Buah,” kata Umi Kulsum (Ketua PKK Kampung Patikang). “Dengan adanya program pemberdayaan masyarakat ini, maka masyarakat akan dapat memiliki aktivitas di Lembur Mangrove Patikang dan dapat memanfaatkan mangrove menjadi batik mangrove untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” lanjutnya.

Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri pada pukul 11.30 WIB dengan foto bersama, istirahat, dan makan siang. (RS/AP/ADM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar