28.12.22

Reportase Studi Banding PT Pupuk Indonesia ke Area Kerja IKAMaT di Semarang Mangrove Center dan MECoK Ecopark Jepara

Jepara - IKAMaT. IKAMaT menerima studi banding PT Pupuk Indonesia bersama dengan mitra binaannya, yaitu Kelompok Cipta Pesona Desa (CPD) dari Karawang, Jawa Barat. CPD sendiri, merupakan yayasan yang berkegiatan dalam upaya penyelamatan kawasan mangrove, dengan cara membibitkan dan menanam mangrove.

Tujuan dari kegiatan ini adalah, PT Pupuk Indonesia dan CPD ingin belajar manajemen IKAMaT dalam mengembangkan yayasan dan pemberdayaan masyarakatnya, berikut kunjungan ke area kerja IKAMaT di Semarang Mangrove Center (SMC) dan Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK) Ecopark, Jepara. (14-16/12/2022).

Makan Malam Bersama
Kunjungan diawali dengan makan malam bersama di Aroem Resto, yang bertujuan untuk mengenalkan para pengurus dari kedua lembaga. CPD mengenalkan para pengurusnya dan menginformasikan mengenai kegiatan dan kondisi mangrove di wilayah yang mereka kelola.

IKAMaT juga mengenalkan diri dan menceritakan tentang sejarah berdirinya IKAMaT, kegiatan yang dilakukan, warga yang didampingi dan produk-produk mangrove bukan kayu yang telah dikembangkan KeSEMaT. Makan malam berlangsung hangat.

"IKAMaT mencoba mendampingi warga pesisir dalam memberdayakan kawasan mangrovenya di SMC dengan membibitkan, menanam dan memantau mangrove," kata Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama). "Kondisi mangrove di Semarang sudah rusak, sehingga kami juga berusaha beradaptasi dengan cara mengolah aneka produk mangrove bukan kayu dan mengembangkannya ke arah ekowisata," katanya lebih lanjut.

Fatoni (Koordinator CPD) menyatakan rasa salutnya kepada IKAMaT yang telah memiliki konsep manajemen yayasan yang baik, sehingga dapat menyejahterakan ekonomi para pengurusnya, berikut warga pesisir yang didampinginya, dengan membuka mata pencaharian baru sebagai pembibit, pengolah kopi, batik dan jajanan mangrove untuk meningkatkan ekonomi warga pesisir di Semarang. 

Kunjungan ke Pembibit Mangrove
Keesokan harinya, IKAMaT mendampingi PT Pupuk Indonesia dan CPD berkunjung ke SMC untuk melihat kebun pembibitan dan lokasi penanaman dan pemantauan IKAMaT. Tak hanya itu, rombongan juga studi banding ke warga binaan KeSEMaT yang mengolah batik, jajanan dan kopi mangrove berlabel Mas Bamat, Mbak Jamat dan Kopi Arjuna.

Anwar (Kelompok Tani Mangrove) membagikan pengalamannya selama bekerja sama dengan IKAMaT dan KeSEMaT dalam hal pembibitan, penanaman dan pemantauan mangrove, yang dilakukannya di SMC kepada CPD.

"Pembibitan mangrove di SMC kami lakukan secara alami, dengan cara menggunakan pohon indukan sebagai naungannya. Penyiramannya juga alami, hanya mengandalkan pasang surut air laut," jelas Anwar. "Kami tinggal mengawasi pertumbuhan bibit mangrove dari serangan serangga dan kepiting," jelasnya lebih lanjut.

Anwar juga menambahkan bahwa untuk membibitkan mangrove, dia menggunakan propagul matang yang secara alami telah jatuh ke tanah, kemudian dimasukkannya ke dalam polibek. Satu ikatan, terdiri dari 10 polibek propagul. Hal ini dapat mempermudah penghitungan, pada saat menjualnya ke klien untuk proyek rehabilitasi mangrove.

Melihat Batik, Mencicipi Jajanan dan Kopi Mangrove
Mufidah (Kelompok Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita) berbagi pengalamannya dalam mengolah jajanan dan batik dari mangrove, sejak tahun 2012. CPD terlihat antusias pada saat mendengarkan penjelasan mengenai hal tersebut, sembari mencicipi stik dan cendol mangrove yang dihidangkan.

"Jajanan ini berasal dari tepung buah mangrove dari jenis Lindur dan Api-api. Kami rendam dan cuci bersih untuk menghilangkan rasa pahitnya, kemudian kami giling untuk mendapatkan tepungnya," terang Mufidah. "Tepung mangrove ini bisa diolah menjadi cendol, kerupuk, stik, bolu mangrove dan lain-lain, kemudian kami jual. Untuk batik, kami menggunakan propagul mangrove yang busuk dan telah jatuh ke tanah. Kami rebus propagul itu, kemudian kami jadikan pewarna alami dari mangrove," terangnya lebih lanjut.

Kunjungan dilanjutkan ke kediaman Ferry (Arjuna Berdikari) yang mengolah kopi mangrove. Ferry menyampaikan bahwa kopi mangrove yang diolah bersama dengan kelompoknya merupakan minuman serbuk kopi Robusta yang ditambahkan dengan serbuk mangrove dari buah mangrove jenis Rhizophora dengan perbandingan 1:1.

"Lebih enak diminum tanpa gula agar lebih terasa keunikannya. Kopi mangrove kami, cocok sekali untuk menambah vitalitas pria, makanya sering disebut sebagai kopi malam Jum'at," tutur Ferry.

Fatoni (Koordinator CPD) menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan ketiga produk olahan dari mangrove di Karawang, mengingat prospek kedepannya yang cerah.

"Kami tertarik mengembangkan kopi, batik dan jajanan mangrove yang telah dikembangkan oleh warga binaan KeSEMaT di SMC ke Karawang, agar kami juga dapat memperoleh tambahan penghasilan dari budi daya mangrove," ungkap Fatoni.

Kunjungan di MECoK Ecopark
Keesokan harinya, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke MECoK Ecopark di Teluk Awur, Jepara. IKAMaT mengenalkan MECoK Ecopark, yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan sarana dan prasarana.

"MECoK Ecopark ini, dulunya adalah lahan gersang, gundul, juga terjadi penebangan pohon mangrove sehingga tidak terurus. Sejak 2001, KeSEMaT mulai menginisiasi dengan kegiatan pembibitan, penanaman dan pemantauan mangrove yang terukur setiap tahunnya, hingga sekarang ini," kisah Aris Priyono (Direktur Teknologi Indormasi). "Setelah 21 tahun dan pohonnya berhasil tumbuh lebat, mulai tahun ini, pihak UNDIP secara bertahap membangun sarana dan prasarananya dengan treking mangrove Taman Mini SDGs," kisahnya lebih lanjut.

PT Pupuk Indonesia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada IKAMaT dan KeSEMaT yang telah menerima studi banding mereka dengan baik.

"Kami berterima kasih kepada IKAMaT dan KeSEMaT yang telah menyambut kami dengan baik. Kami banyak mendapat pembelajaran yang baik, seputar manajemen yayasan, juga warga binaan, pemberdayaan masyarakat dan konsep pengembangan ekowisata mangrovenya," kata Fathar (Koordinator PT Pupuk Indonesia). "Saya senang melihat CPD juga ikut melihat langsung perjuangan dari IKAMaT dan KeSEMaT di sini, yang kami harapkan dapat kami replikasi di Karawang," harapnya.

Fatoni menambahkan bahwa setelah melihat perjuangan IKAMaT dan KeSEMaT di SMC dan MECoK Ecopark, pihaknya menjadi semakin bersemangat untuk menerapkan ilmu yang didapatkan selama studi banding ini ke Karawang.

Kegiatan di MECoK Ecopark dipandu secara langsung oleh Paspha G. M. Putra (Manajer Humas) yang mengajak rombongan berkeliling ke museum mangrove, smart garden, rain garden, transformative learning, toilet pintar, solar tree dan lain-lain, yang saat ini masih dalam tahap proses pembangunan. Keseluruhan acara berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan makan siang bersama dan foto bersama. (ADM/BJL/AP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar