Pertemuan yang dimulai pada pukul 13.00 - 15.00 WIB ini, membicarakan mengenai pengalaman pekerjaan dari masing-masing lembaga, dalam melakukan upaya kegiatan rehabilitasi mangrove di area kerjanya, masing-masing.
Dalam kesempatan ini, IKAMaT berbagi pengalamannya dalam mengembangkan kawasan Semarang Mangrove Center (SMC) yang berada di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. SMC dikembangkan dengan konsep kolaborasi banyak pihak, baik dari pemerintahan, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, mahasiswa dan lain-lain.
"Kolaborasi tersebut meliputi kegiatan restorasi, rehabilitasi dan juga kegiatan pemberdayaan masyarakat, mulai dari sosialisasi, pembentukan, pengadaan sarana dan prasarana, peningkatan kapasitas dan pembinaan kelompok," kata Paspha G. M. Putra (Manajer Humas).
Aris Priyono (Direktur Teknologi Informasi) menambahkan bahwa tantangan dari kegiatan restorasi dan rehabilitasi mangrove adalah keingintahuan yang sangat besar dari warga pesisir mengenai manfaat langsung dari kegiatan penanaman mangrove, sehingga kita sebagai fasilitator harus dapat menyampaikannya secara utuh, menyeluruh, baik dan berimbang kepada mereka.
"Dengan pemberdayaan kelompok pengolah batik, jajanan dan kopi mangrove yang dirintis oleh KeSEMaT, dan penjualan bibit mangrove oleh kelompok tani mangrove yang menjadi mitra kerja IKAMaT di SMC, maka hal tersebut menjadi lebih mudah untuk dijelaskan," terang Aris lebih lanjut.
Selanjutnya, YAGASU juga menjelaskan mengenai program rehabilitasi mangrovenya di Jawa Tengah, dan menginformasikan mengenai rencana pelibatan IKAMaT dan afiliasi mangrovenya yang lain dalam proyek mereka.
"Saat ini, kami sedang mengerjakan proyek rehabilitasi mangrove," kata Hafidz (YAGASU). "Saya berharap, kami dapat bekerja sama dengan IKAMaT dan afiliasi mangrovenya yang lain, dalam kegiatan survei mangrove di beberapa lokasi di Pantai Utara Jawa Tengah," lanjutnya.
Hafidz menambahkan bahwa kegiatan rehabilitasi mangrove yang melibatkan masyarakat, dengan program pemberdayaannya, yang berhasil dilakukan oleh KeSEMaT dan IKAMaT di SMC, dapat dijadikan contoh yang baik, untuk kemudian direplikasi di pesisir Indonesia, dalam menunjang kegiatan rehabilitasi dan restorasi mangrove.
Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa kesepakatn dan kesimpulan serta foto bersama. (PGMP/AP/ADM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar