26.7.23

Jajaki Kerja Sama, IKAMaT dan PUR Survei Lokasi Proyek Rehabilitasi dan Karbon Mangrove dan Pemberdayaan Masyarakat di Pesisir Pantai Utara, Jawa Tengah

Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali melakukan program pendampingan, kali ini kepada PUR, sebuah perusahaan yang memberikan solusi berbasis alam. Perusahaan yang berbasis di Paris, Prancis ini memberdayakan masyarakat lokal untuk mengembangkan proyek sosial-lingkungan jangka panjang, termasuk wanatani, pelestarian lahan dan praktik pertanian berkelanjutan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meninjau calon lokasi implementasi Proyek Rehabilitasi dan Karbon Mangrove dan Pemberdayaan Masyarakat di Pesisir Pantai Utara, Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan dilakukan selama tiga hari dengan melakukan kunjungan kerja ke kawasan mangrove di Brebes, Rembang dan Semarang (20-22/6/2023).

Brebes
Pada pukul 11.00 WIB, tim IKAMaT dan PUR, yaitu Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama), Bagus Rahmattulah Dwi Angga (Direktur Program), Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Manajer Humas) dan Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas) mendampingi Julian Saputra (PUR) mengunjungi Desa Wisata Mangrove Pandansari, Kaliwlingi, Brebes. (20/6/2023).

Kedatangan tim disambut oleh Mohamad Bangkit Gunung Surya Samudra (Koordinator Kelompok Masyarakat Pelestari Hutan Pesisir - KMPHP Mangrove Sari). Pada kesempatan ini, Bangkit berbagi informasi dan pengalamannya dalam mengelola mangrove di Kaliwlingi dan sekitarnya. 

“Warga Kaliwlingi sudah sadar terhadap pentingnya menjaga pesisir dengan menanam mangrove,” kata Bangkit. “Bahkan dengan adanya wisata mangrove ini, maka masyarakat semakin merasakan dampak positifnya karena banyak wisatawan yang masuk ke sini, sehingga menambah kesejahteraan perekonomian masyarakat Kaliwilingi,” tambahnya.

Setelah berdiskusi dengan Bangkit, tim IKAMaT dan PUR melihat calon lokasi proyek yang membutuhkan penanaman mangrove untuk mencegah abrasi pantai, berupa hamparan tanah timbul dengan substrat lumpur yang terkena pasang surut air laut.

“Di lokasi ini, rawan terjadi abrasi sehingga diperlukan mangrove untuk dapat mencegah kerusakannya menjadi semakin meluas," kata Paspha. "Kami cek, kondisi substratnya berupa lumpur dan terkena pasang surut air laut. Untuk itulah, maka di sini dapat dilakukan penanman mangrove jenis Rhizophora,” lanjutnya.

Kegiatan survei di Brebes berlangsung dengan baik dan lancar hingga pukul 17.00 WIB, yang diakhiri dengan foto bersama di depan pintu masuk Wisata Mangrove Pandansari.

Rembang
Pada pukul 12.00 WIB, tim IKAMaT dan PUR, yaitu Bagus, Paspha dan Julian mengunjungi Wisata Jembatan Merah, Hutan Mangrove Pasar Banggi, Rembang. (21/6/2023).

Kedatangan tim disambut oleh Wachana Ari Purwanto (Ketua Kelompok Tani Mangrove Sidodadi Maju). Ari berbagi informasi dan pengalamannya dalam mengelola mangrove di Pasar Banggi.

“Warga Pasar Banggi juga sudah tahu arti penting menjaga mangrove di wilayah pesisir. Kami bekerja keras dalam menanam dan memelihara mangrove hingga akhirnya bisa tercipta wisata mangrove,” ujar Ari. “Hingga saat ini, kerja sama penanaman mangrove masih terus kami lakukan bersama dengan mitra-mitra kami,” terangnya lebih lanjut.

Setelah berdiskusi dengan Ari, tim melakukan peninjauan calon lokasi penanaman mangrove. Sama seperti di Brebes, di Rembang juga terdapat titik-titik rawan abrasi sehingga diperlukan upaya penanaman mangrove untuk mencegah kerusakannya semakin meluas.

“Khusus di Rembang, kami sudah melakukan survei beberapa kali, dan menemukan bahwa substratnya cocok ditanam Rhizophora dan Avicennia," kata Paspha. "Mengingat mangrove bisa menyimpan karbon tiga hingga lima kali lebih besar dari tumbuhan lainnya, maka proyek rehabilitasi mangrove ini sangat penting untuk dilakukan," terangnya lebih lanjut. 

Kegiatan survei di Rembang berlangsung dengan baik dan lancar hingga pukul 18.00 WIB, yang ditutup dengan pendokumentasian kegiatan dan foto bersama.

Semarang
Kegiatan survei di Brebes dan Rembang dilanjutkan ke Semarang. Pada pukul 09.00 WIB, tim IKAMaT dan PUR, yaitu Bambang dan Anggoro Da’an Budi Saputro (Staf Manajer Operasional) dan Julian berkunjung ke Semarang Mangrove Center (SMC) Jateng. (22/6/2023).

Tujuan tim berkunjung ke SMC Jateng adalah untuk bertemu dengan warga binaan KeSEMaT yang sukses dalam mengembangkan produk olahan mangrove bukan kayu, berupa jajanan, batik dan kopi mangrove. Selain itu, tim juga berniat melihat calon lokasi proyek rehabilitasi penanaman mangrove di SMC Jateng.

“Kunjungan ke Semarang agak berbeda dengan di Brebes dan Rembang, karena di Semarang ini, kami fokus pada pengembangan warga-binaan mangrove dari KeSEMaT yang sudah sukses dan bisa berjalan secara mandiri,” kata Anggoro. “Bersama PUR, kami juga merasakan cendol mangrove yang nikmat dan kopi mangrove yang mantap, buatan dari warga binaan KeSEMaT” lanjutnya.

Setelah selesai melakukan kunjungan lapangan, tim melakukan diskusi untuk membahas hasil temuan di lapangan. Pertemuan dilakukan di salah satu coworking space di Semarang.

“Selama tiga hari di lapangan bersama IKAMaT, saya menemukan banyak hal menarik yang akan saya sampaikan kepada teman-teman PUR di Jakarta," kata Julian. "Saya berterima kasih kepada tim IKAMaT yang sudah mendampingi saya selama melakukan survei proyek mangrove ini, yang kedepannya akan dilakukan skema penghitungan karbon di mangrove, dalam rangka memitigasi perubahan iklim dengan cara penanaman dan pemantauan mangrove secara terukur dan kontinyu, untuk menghapus jejak emisi karbon di bumi,” lanjutnya.

Keseluruhan kegiatan selama tiga hari berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup pada pukul 18.00 WIB dengan beberapa kesimpulan dan rekomendasi untuk rencana kerja sama kedepan dan foto bersama. (ADM/AP/BJL).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar