16.6.23

IKAMaT Ikuti Blue Carbon Foundations Course BAPPENAS di Bali

Bali - IKAMaT. Indonesia, dengan potensi sumber daya alamnya yang melimpah ruah dan ekosistem pesisir yang luas, khususnya ekosistem mangrove, memiliki peran penting dalam menjaga kondisi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim melalui skema karbon biru. Aspek penting dari skema ini adalah pendapatan karbon biru Indonesia kedalam perdagangan karbon internasional.

Pemasukan karbon biru ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga potensi ekonomi yang signifikan. Paling tidak, wilayah-wilayah di Indonesia yang memiliki kontribusi besar dalam proses penyerapan karbon, harus mendapatkan manfaat yang nyata dalam skema karbon biru.

Pemahaman mengenai skema karbon biru dalam kebijakan tingkat pusat dan daerah di Indonesia masih sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan masih terdapat gap informasi mengenai kebijakan untuk merealisasikan karbon biru sebagai bagian dari Nationally Determined Contributin (NDC) yang telah ditetapkan dan disepakati pada level internasional dan nasional, utamanya pemerintah Indonesia.

Oleh karena itu, Kementerian PPN/BAPPENAS bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water (DCCEEW) telah mengadakan kegiatan Blue Carbon Foundations Course untuk membekali pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengenal karbon biru lebih dalam, memahami sains dan praktik untuk mengintegrasikan karbon biru ke dalam kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan, serta mengidentifikasi berbagai peluang untuk inisiatif menerapkan skema karbon biru di level pemerintah pusat dan daerah.

Selain bekerja sama dengan Pemerintah Australia, dalam kegiatan ini, panitia juga bekerja sama dengan Blue Praxis sebagai trainer utama selama kegiatan berlangsung.

Bertempat di Hotel Melia, Nusa Dua Bali, acara ini diselenggarakan pada tanggal 8 - 12 Mei 2023 yang diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari perwakilan daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. 

"Senang sekali, pada kesempatan ini, saya bisa mewakili IKAMaT untuk mengikuti Blue Carbon Foundations Course di Bali," kata Ganis Riyan Efendi (Dirut). "Kegiatan ini sangat positif dan berkaitan erat dengan kajian IKAMaT dalam pengelolaan karbon biru di pesisir," lanjutnya.

Selain materi di dalam ruangan, peserta juga diberikan materi di lapangan. Pada hari ketiga, peserta diajak berkunjung ke Nusa Lembongan untuk mengamati secara langsung ekosistem pesisir yang ada. Selain itu, peserta juga melakukan praktik pengambilan sampel sedimen untuk penghitungan kandungan karbon pada ekosistem mangrove.

Pada sesi akhir training, peserta yang telah dibentuk menjadi kelompok kecil, diminta untuk membuat sebuah proyek karbon dengan menerapkan seluruh materi training yang telah diberikan dari hari pertama hingga akhir.

Secara umum, skema karbon biru tidak hanya bisa dijalankan pada level nasional dan internasional, tetapi juga bisa diterapkan pada skala terkecil pada sebuah wilayah sehingga dalam training ini sangat diharapkan, nantinya setiap peserta yang telah mengikuti training dari awal hinggal akhir, dapat menerapkan skema karbon biru di daerahnya masing-masing.

Selain menerapkan proyek karbon biru di daerahnya masing-masing, peserta juga diharapkan dapat meneruskan informasi materi yang telah diberikan (transfer knowledge) pada komunitasnya, hingga ke skala terkecil.

"IKAMaT sedang mengembangkan Mangrove Tag dan KeMANGI, sebuah platform carbon offset atau tebus karbon dan adopsi mangrove yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon di bumi," terang Ganis. "Kegiatan ini, setidaknya dapat menambah literasi bagi kami untuk mendapatkan skema tebus karbon dan adopsi mangrove yang tepat," lanjutnya.

Acara diakhiri dengan pembacaan kesimpulan, pembagian sertifikat dan foto bersama seluruh panitia dan peserta. (ADM/GRE).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar