5.7.21

Lokakarya Perdana Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dan Komunitas Lokal Tentang Restorasi Mangrove

Semarang - IKAMaT. Dengan ini, diinformasikan kepada masyarakat bahwa Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT), bekerja sama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR) akan menyelenggarakan seri kegiatan “Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dan Komunitas Lokal tentang Restorasi Mangrove.” 

Latar Belakang
Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki nilai ekologis, ekonomi dan sosial yang tinggi. Manfaat dan jasa ekosistem yang diberikan mangrove secara global, nasional dan lokal terlalu besar jika dibandingkan dengan luasan dan distribusi geografisnya. Ekosistem pesisir ini telah lama dikenal memberikan banyak manfaat dalam penyediaan pangan dan sumber mata pencaharian bagi masyarakat lokal. Mangrove juga berperan dalam pencegahan abrasi, banjir, pencemaran dan pengaruh buruk gelombang laut. Dengan cadangan karbon sebesar 3-5 kali lebih banyak daripada hutan dataran rendah, ekosistem unik di kawasan pasang-surut ini memiliki potensi besar dalam mengatur iklim global, termasuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta menjaga keanekaragaman hayati.

Indonesia menjadi rumah bagi hampir seperempat mangrove dunia (3,3 juta ha), yang akan sangat diuntungkan apabila ekosistem asli ini terjaga. Mangrove di Indonesia berpotensi mencegah emisi sebanyak hampir 30% dari total emisi nasional (Murdiyarso et al., 2015) dan dapat menjadi solusi dalam adaptasi perubahan iklim, khususnya akibat kenaikan muka laut. Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan kerugian ekonomi per tahun akibat bencana perubahan iklim di Indonesia adalah 6,7% PDB, sedangkan biaya rata-rata mengurangi dampak kenaikan muka laut (termasuk melalui restorasi mangrove yang rusak) hanya 0,3 % PDB (Asuncion & Lee, 2017).

Kerusakan mangrove di Indonesia akibat alih guna lahan yang diawali dengan deforestasi menjadi tambak, lahan pertanian/perkebunan, dan pemukiman dalam 50 tahun terakhir hanya meninggalkan separuh mangrove yang ada saat ini. Jika laju kerusakan ini tidak dicegah atau dihambat, besar kemungkinan hanya dalam waktu 30 tahun mangrove Indonesia sudah habis. Proyek Restoring Coastal Landscape for Adaptation Integrated Mitigation (ReCLAIM) yang diimplentasikan oleh CIFOR bersama mitra di daerah dirancang untuk mengukur kapasitas mitigasi dan adaptasi ekosistem mangrove yang rusak terhadap perubahan iklim, untuk dibandingkan dengan kondisi yang masih utuh sehingga didapatkan gambaran mengenai tindakan restorasi yang tepat. 

Tindakan tersebut tidak hanya menyangkut pemulihan kondisi lingkungan biofisik ekosistem, tetapi juga kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang penghidupannya tergantung pada keutuhan ekosistem mangrove di sekitarnya. Kecukupan gizi dan kesehatan serta aktivitas ekonomi yang tekait dengan keberadaan mangrove juga menjadi perhatian.

Selama ini, Indonesia hanya memiliki sebuah kerangka regulasi yang berfokus pada pengelolaan mangrove yang berkelanjutan (Perpres No. 73 tahun 2012). Itupun telah dihapus pada tahun 2020. Akibatnya, kelembagaan yang dibentuk berdasarkan peraturan tersebut menjadi terbengkalai. Namun demikian, investasi dan pengetahuan yang telah dihasilkan harus dimanfaatkan untuk memperbarui pengetahuan dan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat lokal.


Poster ReCLAIM 2021.

Tujuan
UNDIP dan IKAMaT, bekerja sama dengan CIFOR akan menyelenggarakan seri kegiatan “Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dan Komunitas Lokal tentang Restorasi Mangrove” yang akan berlangsung selama satu tahun dengan tujuan:
- Membangun kembali jaringan sosial untuk menyalurkan informasi kepada para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan ekosistem mangrove.
- Meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam beradaptasi dengan tantangan dan peluang baru terkait dengan restorasi dan rehabilitasi mangrove.

Bentuk Kegiatan
Membangun Pangkalan Data
Seri kegiatan ini merupakan kombinasi antara pertemuan daring dan luring serta kunjungan lapangan. Kegiatan tersebut akan terlaksana dengan baik, jika pesertanya diidentifikasi secara tepat. Oleh karena itu, perlu membangun pangkalan data (database), tentang para pihak yang akan terlibat pada kegiatan, yaitu nama dan instansi calon peserta, nama dan instansi narasumber (resource person) di lingkup nasional dan sub-nasional, yang terdiri dari NGO nasional dan lokal, komunitas lokal, kelompok mangrove dan penyuluh.

Pangkalan data ini akan mempermudah komunikasi/dialog secara berkala dan koordinasi kegiatan yang melibatkan tiga lokasi benchmark, yaitu Banten, Demak dan Banyuwangi yang akan memiliki satu penghubung atau Lead Organizer (LO) pada masing-masing benchmark. LO memiliki tugas sejak tahap awal dalam membangun pangakalan data dan koordinasi dialog, baik secara daring maupun luring.

Lokakarya Perdana
Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan ruang digital untuk pertemuan rutin yang akan dijalankan secara berkala. Pertemuan ini akan diawali dengan Lokakarya Perdana (kick-off workshop) secara daring untuk pengenalan program kepada semua pihak, yang mencakup latar belakang, tujuan, cara dan hasil akhir yang diharapkan.

Lokakarya Perdana akan dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2021 dengan judul kegiatan "Lokakarya Perdana Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dan Komunitas Lokal Tentang Restorasi Mangrove" dimaksud untuk memberikan gambaran utuh konsep ReCLAIM dan mendapatkan umpan balik tentang implementasinya.

Susunan acara yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat nasional, sub nasional dan tiga lokasi benchmark, yaitu Banten, Demak dan Banyuwangi adalah sebagai berikut, di bawah ini:

08.00 - 08.15 WIB
Pembukaan oleh MC
1. Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (IKAMaT)
2. Dr. Rudhi Pribadi (UNDIP)

08.15 - 09.00 WIB
Pendahuluan: Pengenalan Program ReCLAIM
1. Prof. Daniel Murdiyarso (CIFOR)
2. Dr. Etika Ratna Noer, S.Gz., M.Si. (UNDIP)
3. Mulia Nurhasan, M.Sc. (CIFOR)

09.00 - 10.00 WIB
Panel Talk Show 1
Moderator:
Clara Azalia Belinda (IKAMaT)
Pembicara:
1. Muhammad Yusuf, S.Hut., M.Si. (Kementerian Kelautan dan Perikanan)
2. Ir. Setyo Yuwono, M.Si. (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
3. Benovita Dwi Saraswati, S.Pi., M.M. (Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Jawa Tengah)

10.00 - 11.00 WIB
Panel Talk Show 2
Moderator:
Trialaksita Sari Priska Ardhani, S.Kel, M.Si (CIFOR)
Pembicara:
1. Nur Rohman, S.Hut., M.Si. (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur - benchmark Banyuwangi)
2. Susan Lusiana (Yayasan Lahan Basah - benchmark Banten)
3. Eko Budi Priyanto (Yayasan Lahan Basah  - benchmark Demak)

11.00 - 11.15 WIB
Pembacaan Kesimpulan dan Penutupan oleh Moderator dan MC
1. Clara Azalia Belinda (IKAMaT)
2. Trialaksita Sari Priska Ardhani, S.Kel, M.Si (CIFOR)
3. Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (IKAMaT)

Peserta lokakarya terdiri dari 60 peserta, yang terdiri dari NGO nasional dan lokal, komunitas lokal, kelompok mangrove dan penyuluh. Kegiatan akan dilaksanakan di Zoom Cloud Meetings.

Dialog dan Kunjungan Lapangan
Sebagai tindak lanjut Lokakarya Perdana, maka dialog dan pertemuan berkala dengan para pemangku kepentingan di tingkat nasional, sub-nasional, dan lokal akan dilakukan guna membahas cara-cara teknis dan kendala dalam implementasi rencana pengelolaan ekosistem mangrove. Dialog berkala ini secara spesifik meliputi:
1. Peningkatan kesadaran semua pihak mengenai bahaya kerusakan mangrove dan langkah konkrit melakukan adaptasi dan restorasi kerusakan yang telah terjadi.
2. Pengembangan kapasitas pemimpin kelompok masyarakat dan anggotanya dalam hal kebijakan dan kelembagaan pengeloaan mangrove serta tata cara implementasi kebijakan.
3. Kunjungan lapangan dan studi banding untuk menunjukkan aksi nyata pengelolaan dan restorasi mangrove untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Jadwal dan acara dialog berkala dan kunjungan lapangan akan diberitahukan secara berkala di website ini. Demikian informasi ini disampaikan, atas kerja sama semua pihak yang mendukung kegiatan ini, diucapkan terima kasih. (ADM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar