Penyusunan tersebut, terdiri atas tiga modul dan satu buku, di antaranya dengan judul seperti berikut:
1. Modul 1: Strategi Pengelolaan Lanskap Pesisir: Konservasi, Rehabilitasi, dan Pemanfaatan Ekowisata Berbasis Ekologi.
2. Modul 2: Pengembangan Rantai Ekonomi Alternatif (Batik, Garam Rebus, Olahan, Kepiting Soka, dan Nelayan Tradisional) Berbasis Masyarakat Pesisir Berkelanjutan.
3. Modul 3: Kerangka Kerja Pengelolaan Sampah Sirkular (Circular Waste Management) untuk Mitigasi Pencemaran di Wilayah Pesisir Kaliwlingi Brebes.
4. Buku: Jejak KMPHP Mangrove Sari: Pengelolaan Kawasan Pesisir Berbasis Komunitas dan Ekonomi Lokal.
Penyusunan Modul 3 nantinya akan dibantu oleh Yayasan Bina Karta Lestari (BINTARI) yang berfokus pada perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, dengan program utama meliputi perubahan iklim, pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular, penanggulangan bencana, air dan sanitasi, serta pelestarian.
Pada hari pertama, IKAMaT diwakili oleh Agape L. Anthoni (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) yang bertugas sebagai koordinator penyusunan sekaligus penyusun Modul 1; Ega N. B. Utami (Staf Operasional Administrasi) sebagai penyusun Modul 2; Rena Sagita (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) sebagai penyusun laporan hasil asesmen; Alfian R. Hidayat (Staf Operasional Media) sebagai penyusun buku; serta Anggoro D. B. Saputro (Staf Koordinator Operasional Media) sebagai pengambil dokumentasi di lapangan.
IKAMaT melaksanakan kegiatan hari pertama dengan pengumpulan data dan wawancara kepada Dinas Perikanan (Dinkan), Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah (DLHPS), dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Brebes, serta kepada KMPHP Mangrove Sari.
“Pada hari pertama, kami telah melaksanakan wawancara serta pengumpulan data yang dimiliki oleh dinas-dinas di Kabupaten Brebes dan KMPHP Mangrove Sari yang berkaitan dengan lanskap dan pengelolaan wilayah pesisir di Kabupaten Brebes. Data yang diperoleh tersebut sangat membantu kami dalam penyusunan buku dan modul nantinya,” kata Agape. “Pada hari kedua, kami akan melaksanakan wawancara secara langsung dengan para pelaku usaha ekonomi sirkular di Desa Kaliwlingi. Pelaku usaha tersebut di antaranya berasal dari kelompok pembudidaya kepiting soka, pengrajin batik mangrove, pengolah garam rebus, pengolah produok mangrove bukan kayu, dan nelayan tradisional,” tambahnya.
Kemudian, pada hari kedua, IKAMaT yang diwakili oleh Agape dan Anggoro melaksanakan wawancara secara langsung dengan para pelaku usaha ekonomi sirkular di wilayah pesisir. Wawancara tersebut dilakukan kepada pembudidaya kepiting soka, pengrajin batik mangrove, pengolah garam rebus, pengolah produk mangrove bukan kayu, serta nelayan tradisional di Desa Kaliwlingi.
Pada hari ketiga, IKAMaT mendampingi Yayasan Bintari untuk kembali melaksanakan wawancara ke Dinkan dan DLHPS Kabupaten Brebes yang berfokus pada pengelolaan sampah di wilayah pesisir, kemudian dilanjutkan menuju Ekowisata Dewi Mangrove Sari untuk melaksanakan wawancara kepada KMPHP Mangrove Sari dan observasi lapangan di lokasi ekowisata. Hari ketiga ditutup dengan wawancara kepada Pemerintah Desa Kaliwlingi.
Pada hari terakhir, IKAMaT yang diwakili oleh Agape dan Anggoro melaksanakan pengecekan kelengkapan informasi serta data yang telah dikumpulkan pada hari-hari sebelumnya. Kegiatan ini dilanjutkan dengan proses penelaahan dan verifikasi data untuk memastikan kesesuaian, akurasi, serta keterpaduan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi lapangan.
Tahapan ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan akhir dalam penyusunan modul dan buku agar materi yang disusun relevan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan masyarakat pesisir. (ADM/ARH/ALA/AP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar