1.12.25

Kenalkan Peran Mangrove Dalam Mitigasi Bencana dan Stabilitas Ekosistem Pesisir, IKAMaT Narasumber Gelar Wicara Mangroots di UIN Walisongo Semarang

Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali didaulat menjadi narasumber gelar wicara untuk memberikan edukasi mengenai peran mangrove dalam mitigasi bencana dan stabilitas ekosistem pesisir. Kegiatan gelar wicara ini diselenggarakan oleh Walisongo Public Relation Community (WPRC), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang di Aula Laboratorium Dakwah, Kampus 3, UIN Walisongo Semarang. (21/11/2025). 

Kegiatan ini dibuka pada pukul 08.30 WIB dan diikuti oleh sekitar 25 peserta yang berasal dari mahasiswa UIN Walisongo Semarang dari Berbagai Fakultas, terkhusus Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. Dalam kegiatan ini dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya penyampaian materi dan sesi tanya jawab serta diskusi bersama peserta dan panitia. 

IKAMaT diwakili oleh Agape L. Anthoni (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) yang menyampaikan materi mengenai pentingnya peran mangrove dalam mitigasi bencana, stabilitas ekosistem pesisir, dan strategi konservasi dan aksi di lapangan. 

Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan ketua acara, Ketua Direktur WPRC 2025, dan dosen pengajar Public Relation Penyampaian materi yang disampaikan Agape, yaitu berkaitan dengan pengertian, fungsi dan manfaat, kerusakan, teknik rehabilitasi ekosistem mangrove dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. 

“Mangrove merupakan tumbuhan pesisir yang berada pada daerah pasang surut air laut. Mangrove akan terekspos apabila sedang surut dan akan tergenang apabila sedang pasang. Mangrove memiliki habitat seperti di pesisir pantai dan teluk yang terlindung, pulau di lepas pantai, laguna, muara sungai, delta, dan rawa serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan fisika kimia. Mangrove juga memiliki zonasi berkaitan dengan jenis spesiesnya dari paling terdepan hingga zonasi di belakangnya, terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen mayor, minor, dan asosiasi dengan karakteristik yang berbeda,” jelas Agape. “Luasan terbesar ekosistem mangrove berada di Indonesia dengan luasan sekitar 3,4 juta ha. Ekosistem mangrove memiliki fungsi fisik, ekologis, dan ekonomis. Selain itu, mangrove juga bermanfaat sebagai mitigasi perubahan iklim, hal ini dalam kemampuan penyimpanan karbonnya tiga hingga lima kali lebih besar dibandingkan hutan biasa,” jelasnya lebih lanjut. 

Setelah penyampaian materi, gelar wicara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi dari para peserta dan panitia serta penyerahan kenang-kenangan kepada Agape selaku narasumber. Kemudian kegiatan ditutup oleh MC, setelah sesi tanya jawab dan diskusi selesai. 

Kegiatan gelar wicara dengan tema “Dari Aksi ke Edukasi: Peran Mangrove dalam Mitigasi Bencana dan Stabilitas Ekosistem Pesisir” ditutup pukul 11.30 WIB. 

Kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses, serta ditutup dengan dokumentasi bersama dengan para peserta. (ADM/ARH/ALA/AP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar