Kegiatan dilaksanakan di Ekowisata Mangrove Mulyo Asri, Desa Mulyorejo, Kabupaten Pekalongan sekaligus Sekretariat Kelompok Tani Hutan (KTH) Banawa Sekar yang diikuti oleh sekitar 30 peserta yang berasal dari KTH di Kabupaten Pekalongan, di antaranya KTH Berkah Mandiri Desa Pecakaran, KTH Pantai Asri Desa Api Api, KTH Berkah Mulyo Desa Mulyorejo, KTH Serba Bisa Desa Semut, dan KTH Rimba Desa Degayu.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berkaitan dengan mangrove, Non-Governmental Organization (NGO), dan pemateri.
Workshop dilaksanakan pukul 09.00–12.30 yang dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Kepala BPDASHL PJ, yaitu Arief Setiyo Utomo.
“Sebagaimana kita ketahui, ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon beberapa kali lebih besar dibandingkan hutan daratan, menjadikannya potensi besar bagi Indonesia dalam menekan emisi karbon dan mencapai target iklim nasional,” kata Arief. “Namun, potensi besar ini tidak akan berarti tanpa tindakan nyata di lapangan. Rehabilitasi mangrove bukan pekerjaan mudah, tantangannya kompleks, baik dari sisi teknis, sosial, maupun ekonomi. Karena itu, kolaborasi menjadi kunci. Kita membutuhkan sinergi dari seluruh pihak: kelompok tani hutan, pemerintah daerah, mitra pembangunan, dan masyarakat. Saya percaya, melalui kerja sama yang solid, kita dapat mendukung penuh program Mageri Segoro untuk memperkuat ketahanan wilayah pesisir melalui rehabilitasi ekosistem, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan kelembagaan lokal,” jelasnya lebih lanjut.
Pada kegiatan ini, terdapat tiga pemateri dari sisi pemerintah, akademisi, dan kelompok. Para pemateri, diantaranya Nana Kariada Tri Martuti (Universitas Negeri Semarang), Soegiharto (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), dan Muhammad Ridho (KTH Banawa Sekar) yang dimoderatori oleh Ganis Riyan Efendi (IKAMaT).
Materi pertama berkaitan dengan tema “Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Kelembagaan Kelompok Mangrove di Wilayah Pesisir Pekalongan”.
Nana menyampaikan mengenai pentingnya peran mangrove, pengalaman dan pembelajaran yang didapat di lapangan, pendekatan kolaboratif, panduan dalam penguatan kelembagaan, pengelolaan data dan dokumentasi, dan pengembangan pemanfaatan mangrove oleh kelompok, dan peran forum serta kolaborasi dalam pengelolaan ekosistem mangrove.
“Pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dari upaya pemberdayaan masyarakat. Selain dapat menambah penghasilan, pemberdayaan ini juga memperkuat kelembagaan masyarakat pesisir, yang menjadi ujung tombak keberhasilan program rehabilitasi,” jelas Nana. “Penguatan kelembagaan memerlukan legalitas kelompok, penyusunan Anggaran Dasar (AD)/Angggaran Rumah Tangga (ART), pembagian tugas antaranggota, pembentukan forum-forum diskusi, serta pengembangan potensi lokal. Masyarakat juga perlu dibekali kemampuan pengembangan diri dan pola pikir yang positif serta analitis,” tambahnya.
Materi kedua berkaitan dengan “Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam Pengeloaan Ekosistem Mangrove di Jawa Tengah”.
Soegiharto menyampaikan beberapa poin penting berkaitan dengan pentingnya ekosistem mangrove, kebijakan dan payung hukum, program strategis: Mageri Segoro, pendekatan kolaboratif, dan komitmen serta prioritas pembangunan dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Jawa Tengah.
“Pengelolaan ekosistem mangrove di Jawa Tengah telah mendapatkan payung hukum yang jelas. Regulasi dan kebijakan terkait telah diterbitkan dan menjadi dasar pelaksanaan program-program di lapangan,” kata Soegiharto. “Namun, kebijakan saja tidak cukup. Strategi yang tepat dan pendataan yang akurat sangat diperlukan untuk memastikan pengelolaan ekosistem mangrove berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, data dan hasil riset menjadi komponen penting yang harus terus diperkuat. Data ini akan menjadi dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi program rehabilitasi mangrove,” jelasnya lebih lanjut.
Materi ketiga berkaitan langsung dengan yang dialami oleh kelompok berupa “Keberhasilan dan Tantangan KTH Banawa Sekar dalam Pengelolaan Mangrove”.
Ridho menyampaikan beberapa pon penting berkaitan dengan profil dan latar belakang kelompok, perkembangan dan kegiatan yang dilakukan, tantangan serta hambatan, dan harapan dan komitmen kelompok kedepannya.
“Seiring berjalannya waktu, kami juga mencoba membangun ekowisata mangrove. Saat ini kami sedang dalam tahap evaluasi dan pengembangan paket eduwisata untuk meningkatkan daya tarik kawasan ini. Alhamdulillah, keberadaan wisata ini telah meningkatkan keramaian di daerah kami dan turut mengangkat perekonomian masyarakat,” kata Ridho. “Tentu saja, dalam perjalanan ini kami menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, antara lain akses jalan yang masih sulit, keterbatasan sumber daya manusia (SDM), kurangnya lahan untuk pembibitan dan konservasi, kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam menjaga lingkungan, penebangan pohon mangrove secara ilegal, perburuan satwa liar, konflik dengan petani tambak, dan ancaman banjir rob yang masih terjadi,” jelasnya lebih lanjut.
Ganis kemudian menyampaikan kesimpulan dari workshop, yaitu workshop ini menegaskan pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga lingkungan pesisir dan mendukung mitigasi perubahan iklim. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui program Mageri Segoro berkomitmen memperkuat rehabilitasi mangrove secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan, seperti yang dilakukan KTH Banawa Sekar melalui kegiatan pembibitan, ekowisata, dan produk olahan mangrove. Meski masih ada tantangan seperti keterbatasan lahan dan sumber daya manusia, semangat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan swasta menjadi modal penting untuk menjaga ekosistem mangrove secara berkelanjutan.
Workshop berjalan dengan baik dan lancar, memiliki harapan agar terbentuk kolaborasi yang baik dalam pengelolaan ekosistem mangrove, kemudian ditutup dengan foto dan makan bersama. (ADM/ARH/GRE/AP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar