Kegiatan survei dilakukan dengan tujuan untuk meninjau dan menilai kesesuaian lokasi berdasarkan kondisi biofisik dan non-biofisik ekosistem mangrove, serta urgensinya dalam mendukung program konservasi dan rehabilitasi dilengkapi dengan pendokumentasian foto udara dan lanskap. Selain melakukan penilaian teknis, IKAMaT juga berkunjung, bersilaturahmi, dan berdiskusi bersama kelompok dan pihak-pihak terkait mengenai upaya konservasi ekosistem mangrove di masa mendatang.
Hasil dari survei ini akan menentukan lokasi prioritas untuk pelaksanaan konservasi ekosistem mangrove, khususnya program pendampingan penanaman dan pemantauan mangrove. Lokasi yang potensial dan sesuai dengan urgensinya diharapkan mampu memberikan dampak positif secara ekologis, ekonomis, dan sosial, serta memperkuat upaya konservasi ekosistem pesisir yang berkelanjutan.
Kegiatan dimulai pada hari Senin, 14 Juli 2025 pukul 15.00 WIB dengan perjalanan dari Kota Semarang, yang diwakili oleh Bambang J. Laksono (Staf Koordinator Hubungan Masyarakat dan Lapangan), Anggoro D. B. Saputro (Staf Koordinator Operasional Media), dan Firman Al Sabani (KeSEMaT).
“Kegiatan survei tiga kabupaten di Pantura ini dalam rangka mencari lokasi potensial untuk kegiatan konservasi ekosistem mangrove. Kabupaten yang disurvei, antara lain Brebes, Pemalang, dan Cirebon,” ujar Bambang. “Kami juga sekaligus berkunjung dan berdiskusi bersama kelompok pemerhati ekosistem mangrove di daerah tersebut dalam rangka perencanaan konservasi ekosistem mangrove yang berkelanjutan,” tambahnya.
Setibanya di lokasi pertama, yaitu Kabupaten Brebes, kegiatan dilanjutkan pada keesokan harinya. Kegiatan awal yang dilakukan adalah meninjau potensi lokasi di tiga desa, yakni Desa Kaliwlingi, Desa Randusanga Wetan, dan Pulau Cemara yang berada di Desa Sawojajar bersama Kelompok Masyarakat Pelestari Hutan Pesisir (KMPHP) Mangrove Sari. Selain itu, juga dilaksanakan silaturahmi dan diskusi terkait lokasi potensial yang telah disurvei.
Kemudian di hari ketiga, dilanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Cirebon di Desa Mundupesisir dan Desa Karangreja. Lokasi survei pertama adalah Desa Mundupesisir di kawasan Wisata Mangrove Desa Mundupeisisir bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Mundupesisir yang dilanjutkan diskusi mengenai lokasi potensial yang telah disurvei serta perencanaan konservasi ekosistem mangrove di masa yang akan datang.
Lokasi kedua adalah Desa Karangreja di kawasan Wisata Mangrove Dewi Surga bersama kelompok mangrove di desa tersebut dan berdiskusi terkait lokasi yang telah disurvei serta perencanaan konservasi ekosistem mangrove di masa yang akan datang.
Pada hari terakhir, kegiatan survei dilanjutkan ke Kabupaten Pemalang, khususnya ke Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Desa Mojo. Kegiatan pertama adalah pertemuan terlebih dahulu dengan Tolani (Ketua Kelompok Pelita Bahari) dan survei bersama ke lokasi potensial untuk kegiatan konservasi ekosistem mangrove.
“Harapannya, dari kegiatan survei ini dapat terjalin kerja sama dengan setiap kelompok di masing-masing daerah dalam perencanaan kegiatan konservasi ekosistem mangrove,” harap Bambang. “Terdapat beberapa lokasi yang dinilai potensial untuk kegiatan konservasi ekosistem mangrove sehingga di masa mendatang diharapkan dapat dilaksanakan program konservasi yang berkelanjutan,” jelasnya lebih lanjut.
Kegiatan survei ditutup dengan pengumpulan informasi dan pendokumentasian sebagai data yang akan dipelajari dan disesuaikan dengan kesesuaian lokasi kegiatan konservasi ekosistem mangrove, khususnya penanaman dan pemantauan mangrove. (ADM/ARH/AP/BJL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar