24.2.25

IKAMaT dan PT Kalimantan Prima Persada Lakukan Pemantauan Hasil Penanaman Mangrove di SMC Jateng, Semarang

Semarang - IKAMaT. IKAMaT menerima kunjungan lapangan dari PT Kalimantan Prima Persada (KPP) di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau perkembangan hasil penanaman mangrove dalam program penanaman dan pemantauan yang telah berjalan selama tiga bulan. (25/10/2024). 

Daniel Angga Sembara (Head Section) dan Isabella Laras Anin (Corporate Communication Officer) dari tim Corporate Social Responsibility (CSR) diterima oleh Rena Sagita dan Bambang J. Laksono (Staf Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan) untuk memeriksa kondisi mangrove di lokasi tersebut. Kunjungan lapangan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan pemeriksaan kondisi mangrove di area tambak. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor untuk mengunjungi lokasi berikutnya. 

Lokasi yang dikunjungi meliputi tambak, hamparan Pantai Mangkang Wetan, dan hamparan Pantai Mangunharjo. Secara umum, kondisi penanaman mangrove di setiap lokasi cukup baik, dengan persentase kelulushidupan mencapai 70,99%. Variasi tingkat keberhasilan masih terlihat, terutama di lokasi yang terdampak oleh masalah lingkungan, seperti sampah. 

Di Pantai Mangunharjo, ditemukan tumpukan sampah yang mengganggu pertumbuhan mangrove. Sampah sebagian besar berasal dari aliran air laut saat pasang yang terjebak di akar mangrove. Kondisi ini menghambat pertukaran air, menciptakan genangan, dan mengurangi pasokan oksigen ke akar mangrove sehingga mengakibatkan kondisi anaerobik yang berpotensi mengganggu proses respirasi tanaman. 

“Dari ketiga lokasi penanaman yang kami kunjungi, kami melihat perbedaan kondisi yang signifikan, terutama di Pantai Mangunharjo, di mana tumpukan sampah mengganggu pertumbuhan mangrove,” kata Daniel. “Perlu ada tindak lanjut untuk menangani sampah yang menumpuk, seperti pembersihan rutin dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” tambahnya. 

Sebagai langkah awal, IKAMaT akan melakukan pembersihan area penanaman dan memasang jaring pelindung (waring) untuk mencegah sampah masuk ke kawasan mangrove. Selain itu, juga direncanakan pengelolaan sampah yang lebih terorganisir di masa depan. 

“Pengelolaan sampah di pesisir menjadi prioritas kami ke depannya. Saat ini, pembersihan masih bersifat sporadis, namun program yang lebih terstruktur akan segera dimulai, terutama karena volume sampah yang meningkat selama musim hujan,” jelas Bambang. “Kami juga mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat dan pihak terkait untuk mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” jelasnya lebih lanjut. 

Meskipun menghadapi tantangan lingkungan, mangrove di SMC Jateng, Semarang menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik. Sebagian besar bibit mangrove mampu tumbuh dengan optimal, meskipun beberapa individu yang kurang adaptif mengalami gagal tumbuh. Tingginya persentase kelulushidupan bibit mangrove menunjukkan bahwa upaya rehabilitasi mangrove memiliki prospek yang positif di lokasi ini. 

Kegiatan kunjungan lapangan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup pada pukul 11.45 WIB dengan pendokumentasian kegiatan. Hasil kunjungan diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengelolaan mangrove dan lingkungan pesisir yang lebih baik di masa depan. (RS/AP/ARH/ADM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar