Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh IKAMaT, Chandra Asri, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Kepala Kecamatan Panimbang, Kepala Desa Citeureup, Ketua Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Pandeglang, Pokdarwis Desa Citeureup, BUMDes Citeureup, Karang Taruna Desa Citeureup, PKK Kampung Patikang, dan PKK Lebak Buah.
Kegiatan sosialisasi dimulai dengan pembukaan oleh MC pada pukul 09.10 WIB. Setelah itu, Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyampaikan informasi mengenai kegiatan yang sudah dikerjasamakan dengan Chandra Asri, yaitu Program Penghitungan Indeks Kesehatan Ekosistem dan Valuasi Ekonomi Mangrove.
Hasil dari riset tersebut menunjukkan bahwa ekosistem mangrove yang terdapat di Lembur Mangrove Patikang berkategori baik. Dengan demikian, maka untuk menjaga keberlangsungannya perlu dilakukan program pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonominya.
Pada kesempatan ini, IKAMaT juga mengenalkan pendamping desa yang akan membantu IKAMaT dalam melakukan identifikasi potensi mangrove dan sumber daya manusia di Desa Citeureup.
Oman Suherman (Kepala Desa Citeureup) menyampaikan terima kasih kepada IKAMaT dan Chandra Asri yang selalu mendukung pengembangan Lembur Mangrove Patikang. Pada sambutannya, Oman berharap agar peserta sosialisasi dapat mencerna materi karena program yang akan dijalankan dapat meningkatkan perekonomoian sehingga berkontribusi dalam pendapatan asli desa dalam pengelolaan desa wisata.
"Peningkatan ekonomi dapat diperoleh dari pengelolaan wisata mangrove dan UMKM yang akan membuat Desa Citeureup semakin berkembang ke arah yang lebih baik," kata Oman. "Semoga dengan adanya pendamping desa dari IKAMaT, maka akan dapat mendampingi warga kita untuk berkembang dan berkolaborasi demi kebaikan Desa Citeureup," lanjutnya.
Rosy Sukmawati (Kepala Bidang Destinasi dan Ekonomi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang) mengajak masyarakat untuk berkolaborasi membangun Desa Citeureup dan mengelola kawasan mangrovenya.
"Dengan adanya Lembur Mangrove Patikang, maka kita akan dapat menjalankan wisata desa, dimana orang-orang yang berkunjung dapat menanam mangrove, mengolah mangrove, mencicipi olahan hasil mangrove, dan mengunjungi kawasan hutan mangrove. Jadi, tidak hanya berjalan di treking mangrove saja," kata Rosy.
Wawan Mulyana (CSV Manajer Chandra Asri) berharap masyarakat Desa Citeureup saling guyub agar mendapatkan hasil yang maksimal karena kedatangan Chandra Sari dan IKAMaT di desa mereka bertujuan baik untuk mengembangkan Desa Citeureup.
“Kami di sini hanya membantu dan mendorong masyarakat agar dapat berkontribusi dalam keberlanjutan ekosistem mangrove yang ada di Lembur Mangrove Patikang," kata Wawan. "Saya harap, pada saatnya nanti, kesuksesan akan dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Citeureup, sehubungan dengan pengembangan ekowisata mangrove Lembur Mangrove Patikang, ” tambahnya.
Deden Sudiana (Pokdarwis) menekankan bahwa sumber daya manusia di Desa Citeureup harus ditingkatkan agar dapat mengelola sumber daya alam yang ada di Lembur Mangrove Patikang. Kegiatan peningkatan kapasitas, salah satunya dapat diperoleh dari program pemberdayaan masyarakat yang akan dijalankan oleh IKAMaT dan Chandra Asri.
“Semoga masyarakat Desa Citeureup dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dalam program pemberdayaan masyarakat yang akan dijalankan di desa kita. Hal ini, mengingat hasilnya nanti akan dirasakan sendiri oleh masyarakat," ujar Deden. "Dibandingkan dengan desa wisata lainnya, maka desa wisata di Desa Citeureup telah masuk kedalam empat besar desa wisata terbaik di Kabupaten Pandeglang,” lanjutnya.
Deden juga mengucapkan terima kasih kepada IKAMaT dan Chandra Asri karena sudah membantu mengembangkan Lembur Mangrove Patikang sebagai ekowisata mangrove sehingga berhasil menjadi salah satu tempat wisata terbaik di Kabupaten Pandeglang.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian hasil penelitian mangrove beragam topik oleh IKAMaT yang diwakilkan oleh Paspha G. M. Putra (Manajer Humas dan Lapangan), yaitu kesehatan ekosistem mangrove, estimasi simpanan karbon mangrove, pengamatan fauna: aves, herpetofauna, dan mamalia, dan valuasi ekonomi jasa ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang.
Paspha menjelaskan bahwa indeks kesehatan ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang berdasarkan baku mutu kerusakan mangrove KepMen LH No. 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove berkategori baik, dengan total simpanan karbon ekosistem mangrove sebesar 206,68 ton C/ha.
Selanjutnya, jenis aves, herpetofauna dan mamalia yang ditemukan di Desa Citeureup didominasi oleh blekok sawah, kodok sawah, dan kelelawar. Nilai total valuasi jasa ekosistem mangrove di Desa Citeureup adalah Rp20.290.350.289/tahun.
Data-data yang dihasilkan dari penelitian IKAMaT di Desa Citeureup menyatakan bahwa kondisi ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang terjaga dengan baik sehingga indeks kesehatan ekosistem dan valuasi ekonominya juga baik.
“Hasil penelitian IKAMaT menunjukkan bawah ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang dalam kondisi yang baik. Jangan sampai kondisi yang baik ini menjadi menurun di masa mendatang," jelas Paspha. "Untuk itulah, perlu adanya upaya penjagaan terhadap ekosistem mangrove yang ada di Desa Citeureup dengan program pemberdayaan masyarakat yang semoga kedepannya dapat menjadikan masyarakat lebih peduli terhadap pelestarian hutan mangrove,” tambahnya.
Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyampaikan bahwa program pemberdayaan masyarakat akan dijalankan dalam jangka waktu enam bulan. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan, diantaranya sosialisasi program yang sedang berlangsung, identifikasi dan pemetaan sumber daya, diseminasi program jangka panjang, pembentukan dan peresmian warga binaan, pengembangan manajemen pengelolaan ekowisata mangrove Lembur Mangrove Patikang, monitoring dan evaluasi, dan rekomendasi kedepan.
“Hasil keluaran program pemberdayaan ini berupa produk olahan mangrove berbahan baku bukan-kayu yang dapat dijadikan buah-tangan khas dari Lembur Mangrove Patikang, Desa Citeureup. Dengan adanya program ini, semoga juga akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang terdampak, sekaligus menambah kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya menjaga ekosistem mangrove,” jelas Bagus.
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta sosialisasi sangat antusias terhadap program pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan.
Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri pada pukul 11.10 WIB dengan foto bersama, istirahat dan makan siang. (RS/AP/ADM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar