2.3.23

Meratus Temui IKAMaT, Jajaki Kerja Sama Penanaman dan Pemantauan Mangrove di Semarang Mangrove Center

Semarang - IKAMaT. PT Meratus Line (Meratus), sebuah perusahaan pelayaran Indonesia yang terintegrasi yang menyediakan solusi transportasi to-point dan jaringan, berkunjung ke Sekretariat IKAMaT dan Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng) dengan tujuan untuk melakukan penjajakan kerja sama kegiatan penanaman dan pemantauan mangrove. (20/2/2023).

Kegiatan diawali dengan pertemuan dan diskusi di Sekretariat IKAMaT, pada pukul 11.00 WIB. Mustika Ridwan (Sustainability Manager) mengatakan bahwa pihaknya tertarik untuk melakukan penjajakan kerja sama program penanaman dan pemantauan mangrove dengan IKAMaT, mengingat Meratus memiliki kepedulian yang sama dengan IKAMaT untuk melestarikan kawasan mangrove di pesisir Indonesia.

Diskusi diawali dengan perkenalan dari masing-masing lembaga yang dilanjutkan dengan pembahasan mengenai proposal yang sudah disampaikan IKAMaT kepada Meratus. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dan kunjungan ke SMC Jateng, pada pukul 14.00 WIB.

Kegiatan pertama yang dilakukan di SMC adalah mengunjungi kediaman Anwar Nuardi (Ketua Kelompok Ngebruk Lestari - KENARI).

"Setelah ramah tamah, kami langsung melihat lokasi yang berpotensi dibangun treking mangrove, untuk pengembangan SMC Jateng sebagai ekowisata mangrove unggulan di Kota Semarang," kata Bagus R. D. Angga (Direktur Program).

Sebagai informasi, SMC merupakan lokasi pengembangan warga binaan KeSEMaT yang terletak di Mangkang Wetan dan Mangunharjo, Semarang. Kawasan ini, sejak tahun 2012 sudah dikembangkan oleh KeSEMaT, dengan dua produk mangrove andalannya, yaitu Batik Mangrove dan Jajanan Mangrove. Pada tahun 2021, KeSEMaT bahkan menambah satu lagi produk mangrovenya, yaitu Kopi Mangrove dengan membentuk warga binaan baru.

"Kami berharap, dengan kerja sama kolaboratif, salah satunya dengan Meratus, maka kedepan, SMC Jateng akan dapat dilengkapi dengan banyak fasilitas ekowisata mangrove, seperti gapura, gardu pandang, gazebo, papan nama spesies, perpustakaan di tengah mangrove, pusat oleh-oleh mangrove, perahu dan fasilitas penunjang ekowisata mangrove lainnya," jelas Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas).

SMC memang memiliki potensi yang luar biasa apabila dikembangkan menjadi lokasi ekowisata mangrove, mengingat mangrovenya sudah tumbuh dengan baik, produk hasil olahan mangrovenya sudah tersedia, bahkan produk perikanannya yang beraneka ragam.

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke kediaman Mufidah (Koordinator Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita) yang memproduksi batik dan jajanan mangrove, masing-masing berlabel Mas Bamat dan Mbak Jamat.

Mufidah menjelaskan mengenai pengalamannya dalam mengembangkan produk olahan bukan-kayu dari mangrove, yang kedepannya diproyeksikan dapat mendukung keberadaan ekowisata mangrove di SMC Jateng.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Bu Mustika yang sudah berkunjung ke area kerja kami," kata Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama). "Kedepan, semoga akan dapat terealisasi beberapa skema kerja sama yang sudah kita bicarakan, untuk membantu pelestarian mangrove di kawasan pesisir Semarang bahkan Indonesia," katanya lebih lanjut. 

Keseluruhan kegiatan yang diakhiri pada pukul 17.00 WIB berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa rekomendasi kerja sama kedepan dan foto bersama. (ADM/BJL/AP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar