26.2.23

Siap Kelola Semarang Mangrove Center, Warga Pesisir Ngebruk Dirikan KENARI, Kelompok Ngebruk Lestari

Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali mengadakan pertemuan dengan warga pesisir Mangkang Wetan, Mangkang Kulon dan Mangunharjo (3M), Semarang dalam rangka diskusi lanjutan mengenai perencanaan pembangunan treking mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan yang dimulai pada pukul 10.00 WIB - 13.00 WIB ini, dilangsungkan di kediaman Anwar Nuardi (pegiat mangrove 3M). (23/2/23).

Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kali ini, khusus menghadirkan para eks pemilik tambak, dengan fokus diskusi mengenai perjanjian penggarapan tambak untuk disesuaikan menjadi kawasan treking mangrove SMC Jateng.

Acara diawali dengan presentasi dari Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama) yang membahas mengenai pertumbuhan mangrove di SMC dan peran masyarakat SMC yang mulai mengolah mangrove menjadi aneka produk jajanan, kopi dan batik serta kesiapan mereka dalam mengembangkan kawasan mangrovenya sebagai ekowisata mangrove.

"Pak Ganis juga menyampaikan mengenai perlunya pembuatan treking mangrove untuk akses para pengunjung objek wisata," kata Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas). 

Presentasi yang dikemukakan oleh Dirut IKAMaT disambut baik oleh para eks pemilik tambak. Mereka bahkan tidak sabar untuk mengetahui agenda selanjutnya yang akan dilakukan oleh IKAMaT dalam mewujudkan SMC Jateng.

“Apabila kita kembali ke tahun 2002, kita bisa lihat bahwa SMC dulu hanyalah hamparan tambak dengan sedikit pohon mangrove, bahkan bisa dikatakan tidak ada mangrovenya," terang Ganis. "Lalu, kita tarik maju sampai tahun sekarang. Di sini, kita bisa lihat mulai ada kesadaran warga untuk menanam mangrove, hingga membentuk hamparan vegetasi mangrove yang mulai lebat, seperti sekarang,” terangnya lebih lanjut.

Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyatakan bahwa IKAMaT dan KeSEMaT sudah menginisiasi hadirnya SMC sejak 2009, dengan cara aktif melakukan penanaman dan pemantauan mangrove dan pembentukan warga binaan pengolah produk-produk mangrove, sehingga dapat dikembangkan ke tahap selanjutnya, yaitu menjadikannya sebagai ekowisata mangrove.

"SMC memiliki keunggulan produk-produk mangrove, seperti jajanan, kopi dan batik mangrove, yang tidak dimiliki ekowisata mangrove di tempat lain. Hal ini, dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke sini," jelas Bagus. "Ditambah dengan keindahan mangrovenya di pematang tambak dan hasil perikanan dan kelautannya, maka kedepan semoga bisa lebih menyejahterakan warganya,” tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan diskusi ringan dan penandatanganan surat perjanjian garapan tambak yang menyatakan persetujuan para eks pemilik tambak untuk menyerahkan penggarapan tambaknya kepada IKAMaT untuk pengembangan kawasan SMC Jateng.

Selain kegiatan di atas, IKAMaT juga ikut hadir menjadi saksi atas terbentuknya kelompok baru warga pesisir 3M, yaitu Kelompok Ngebruk Lestari (KENARI) yang akan fokus mengelola kawasan SMC Jateng. KENARI diketuai oleh Anwar Nuardi.

KENARI dibentuk dengan tujuan untuk mengawasi dan menjalankan proyek pembuatan treking mangrove bersama IKAMaT. Sebagai informasi, KENARI berisikan para warga SMC dari berbagai kalangan, seperti petani mangrove, pegiat lingkungan, pemilik tambak dan perwakilan nelayan yang memiliki visi dan misi yang sama untuk memajukan dan memakmurkan SMC Jateng di kawasan 3M.

"Saya berharap, dengan hadirnya KENARI ini, maka kelompok kami akan dapat berkontribusi-lebih banyak lagi dalam pelestarian ekosistem mangrove di 3M, terutama dalam mengelola kawasan SMC Jateng," harap Anwar (Ketua KENARI). 

Keseluruhan kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan penandatanganan berita acara, makan siang dan foto bersama. (ADM/AP/BJL).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar