21.2.23

IKAMaT dan Fairatmos Sukses Gelar Ramah Tamah Komunitas Mangrove untuk Indonesia Rendah Emisi Gas Rumah Kaca

Semarang - IKAMaT. IKAMaT bekerja sama dengan Fairatmos, LindungiHutan dan Akar Embun sukses menggelar “Ramah Tamah Komunitas Mangrove untuk Indonesia Rendah Emisi Gas Rumah Kaca." Acara yang diselenggarakan di Hotel Ibis Styles, Semarang ini, dimulai dengan sambutan, diskusi panel, tanya jawab, pengenalan karbon melalui website Fairatmos, penyerahan hadiah dan penutupan. (19/1/2023). 
Kegiatan yang dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai lembaga tersebut, bertujuan untuk memberikan wadah diskusi kepada para pegiat mangrove di Jawa Tengah sehingga akan mendapatkan wawasan, terkait proses kegiatan penyerapan emisi gas rumah kaca, dan manfaat yang diperoleh masyarakat melalui perlindungan ekosistem mangrove.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan Fairatmos kepada para pegiat mangrove di Jawa Tengah, berikut produk mereka berupa website yang dapat menghitung jejak karbon di mangrove, yang saat ini sedang dikembangkan oleh mereka.

"Fairatmos hadir untuk Indonesia, dalam rangka memenuhi target pencapaian Indonesia rendah emisi karbon," kata Aruna Pradipta (VP of Growth and Partnerships Fairatmos).

Sarworini (Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Daerah Provinsi Jawa Tengah) mengatakan bahwa dia menyambut baik kehadiran Fairatmos yang ikut serta dalam membantu permasalahan pengelolaan mangrove di Jawa Tengah.

"Terima kasih kepada IKAMaT dan Fairatmos yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Saya berharap, dengan adanya acara ini, maka akan menjadi titik awal kolaborasi kita di masa mendatang," harap Sarworini. 

Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama) menambahkan bahwa penanaman mangrove mulai banyak diinisiasi oleh masyarakat. Namun demikian, dia mengingatkan bahwa kegiatan tersebut harus juga diikuti dengan program pemantauan mangrove untuk menjaga kelulushidupan bibit mangrove yang sudah ditanam.  

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Fairatmos yang membantu penghitungan jejak karbon di mangrove, khususnya di wilayah Jawa Tengah," kata Ganis. "Apabila proses pengajuannya diterima, maka karbon di mangrove yang diusulkan oleh pegiat mangrove akan dapat dimonetisasi sehingga dapat menjadi penyemangat mereka dalam berkegiatan melestarikan ekosistem mangrove Jawa Tengah di masa depan," tambahnya.   

Diskusi panel menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ekosistem mangrove di Jawa Tengah masih mengalami banyak permasalahan, seperti degradasi dan kepemilikan lahan di pesisir, penebangan mangrove, dan permasalahan lainnya, sehingga program penanaman mangrove masih harus terus dilakukan, yang diikuti dengan upaya pembuatan sabuk pantai atau pemecah gelombang untuk mengoptimalkan kelulushidupan mangrove yang sudah ditanam.

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu:
1. Aruna Pradipta – VP of Growth and Partnerships Fairatmos
2. Miftachur Ben Robani – CEO LindungiHutan
3. Rudhi Pribadi – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP
4. Ganis Riyan Efendi – Direktur Utama IKAMaT

Acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai tata cara penggunaan website Fairatmos oleh Natalia Rialucky Marsudi (CEO Fairatmos), untuk melakukan sosialisasi cara penghitungan jejak karbon di mangrove.

Keseluruhan acara yang dimulai pada pukul 09.00 - 13.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar, yang ditutup dengan foto dan makan siang bersama. (BJL/AP/ADM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar