"Saya mengucapkan terima kasih kepada IKAMaT, yang telah memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan acara penanaman mangrove di hari ini," kata Aries Dwi Laksono (Kepala Cabang TAF Semarang). "Terima kasih juga, karena kami telah diizinkan untuk masuk dan menikmati keindahan MECoK Ecopark. Harapannya, bibit mangrove yang telah kita tanam hari ini, bisa tumbuh besar seperti mangrove yang telah ada di sini sebelumnya, sehingga dapat bermanfaat bagi semua makhluk di bumi," tambahnya.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.00 - 11.00 WIB ini, dimulai dengan perjalanan dari Semarang menuju ke Jepara. Sampai di MECoK, Paspha G. M. Putra (Manajer Humas) mengajak para peserta penanaman mangrove untuk briefing, berkeliling MECoK, sembari menjelaskan mengenai sejarah terbentuknya MECoK di tahun 2003 hingga perkembangannya sekarang.
"Selamat datang di MECoK Ecopark. Tempat ini merupakan tempat yang sangat bersejarah bagi kami, karena kami mulai tanam dan rawat bibit mangrovenya, sejak 2003 hingga sekarang," ujar Paspha. "Saya ucapkan terima kasih kepada TAF yang ikut mendukung MECoK melalui aksi penanaman mangrove pada hari ini," lanjutnya.
Paspha juga menjelaskan mengenai konsep kolaborasi yang diterapkan di MECoK sehingga siapapun dapat bekerja sama dengan IKAMaT dan afiliasi mangrovenya untuk bersama-sama ikut berkontribusi dalam mengembangkan MECoK yang di tahun 2023 ini sudah memiliki 34 jenis mangrove.
Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas) menambahkan bahwa saat ini, IKAMaT juga sedang dalam tahap mengembangkan berbagai fasilitas yang terdapat di MECoK.
"Beberapa mitra telah menghubungi kami dan menyatakan ketertarikannya untuk mendukung biaya pembangunan sarana dan prasarana yang terdapat di MECoK," ungkap Bambang. "Sementara ini, MECoK sudah memiliki museum mangrove, smart garden, rain garden, transformative learning, toilet pintar, solar tree dan lain-lain, yang saat ini masih dalam proses pembangunan," ungkapnya lebih lanjut.
Teknik penanaman mangrove yang dilakukan adalah dengan cara mengikat bibit mangrove ke ajir, yaitu potongan bambu yang ditancapkan ke tanah. Pengikatan bibit mangrove jenis Rhizophora mucronata ke ajir, dimaksudkan agar tidak roboh dan hanyut pada saat terkena air pasang.
"Acara penanaman mangrove ini sangat seru sekali. Awalnya, saya belum mengetahui apa itu mangrove dan bagaimana cara menanamnya," ujar Tika, salah seorang peserta penanaman. "Tetapi, setelah hadir di MECoK Ecopark dan dijelaskan oleh teman-teman IKAMaT, saya jadi tahu bahwa tumbuhan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting," lanjutnya.
Keseluruhan acara berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan bersih diri dan foto bersama. (BJL/AP/ADM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar