18.5.20

Reportase Proyek Pemantauan dan Kajian Ekosistem Mangrove IKAMaT dan YKAN di Semarang

Semarang - IKAMaT. Pada bulan Desember 2019 - Maret 2020, IKAMaT telah melakukan proyek Pemantauan Eksosistem Mangrove dan Kajian Valuasi Jasa Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota Semarang. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara IKAMaT dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA).

Setelah sebelumnya, IKAMaT juga telah melakukan kegiatan yang sama di Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) yang berada di wilayah pesisir Jakarta Utara, kali ini IKAMaT kembali melakukan kegiatan serupa, namun dengan tambahan kajian mengenai valuasi jasa ekosistem mangrove di pesisir Kota Semarang.

Pemantauan ekosistem yang dilakukan tidak hanya fokus pada mangrove saja, tetapi juga meliputi pemantauan burung, herpetofauna, mamalia, larva ikan dan ikan dewasa. Lokasi pemantauan tersebar di 10 kelurahan yang berada di sepanjang pesisir Kota Semarang, mulai dari ujung barat di Desa Mangkang Kulon, hingga ujung timur di Desa Trimulyo.

“Proses pengambilan data pada kegiatan kali ini membutuhkan waktu yang lebih panjang, terutama untuk tim pemantauan burung yang membutuhkan waktu hingga dua minggu lebih,” terang Aditya Sukma Bahari (Manajer Riset). “Kondisi ini dikarenakan area pengamatan yang sangat luas, yaitu di sepanjang pesisir Kota Semarang, sehingga untuk menjangkau seluruhnya membutuhkan waktu yang cukup lama,” tambahnya.

“Melihat jangkauan pengamatan lapangan yang luas, kami juga melibatkan tenaga lapangan yang lebih banyak, dibandingkan saat pengambilan data di SMMA, tentu dengan keahlian pada bidangnya masing-masing.” kata Cahyadi Adhe Kurniawan (Direktur Program Eksternal). “Hal ini, selain untuk mengefektifkan waktu, juga untuk mempermudah dalam menjangkau seluruh kawasan pesisir selama proses pengambilan data,” lanjutnya.

Pengambilan data, juga sekaligus sebagai sarana untuk mengetahui kondisi terbaru ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota Semarang. Selain itu, dalam konteks mewujudkan upaya pengelolaan terpadu di pesisir Kota Semarang terutama dalam hal degradasi ekosistem dan upaya pemulihannya, salah satu strategi utama yang dikembangkan adalah pengembangan basis data dan pengembangan keilmuan dalam aspek biofisik.

Pemantauan ekosistem mangrove perlu dilakukan, sebagai dasar untuk mengembangkan desain dan pendekatan yang tepat dalam penyusunan rencana dan rancangan restorasi ekosistem mangrove, dan kajian mengenai valuasi jasa ekosistem mangrove, sehingga akan dapat memberikan gambaran seberapa pentingnya ekosistem mangrove di pesisir Kota Semarang.

"Kami sangat berharap, hasil dari seluruh kajian yang dilakukan, akan dapat memberikan dampak positif bagi masa depan ekosistem mangrove di Kota Semarang," kata Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama). "Terlebih, program utama dari kegiatan ini, yaitu MERA, menggandeng seluruh instansi terkait, baik swasta maupun negeri, yang nantinya akan menjadi dasar untuk pengelolaan kawasan terpadu yang berpihak pada keberlanjutan ekosistem mangrove yang masih eksis hingga saat ini," pungkasnya. (GRE/AP/ADM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar