21.2.17

Bahas Ekowisata Mangrove, IKAMaT dan SCI Rakor di DISBUDPAR, Kalimantan Timur

Penajam Paser Utara - IKAMaT. Pada tanggal 21 Februari 2017, Yayasan IKAMaT dan Yayasan Social Conservation Indonesia (SCI) melakukan kunjungan sekaligus rapat koordinasi (rakor) ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Tim disambut oleh Tita Deriyati selaku Kepala Dinas.

Rapat koordinasi ini merupakan bentuk tindak lanjut dari Program Pendampingan Kelompok Sadar Wisata Hutan Mangrove Kampung Baru, yang bertujuan untuk menyinergikan program-program yang akan diimplementasikan dalam pengelolaan wisata hutan mangrove.

“Dinas Kebudayaan dan Pariwasata Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk tahun ini program-program yang diprioritaskan pada sarana dan prasarana serta promosi wisata,” jelas Tita Deriyati.

“Dengan adanya perhatian dari pihak swasta, LSM, komunitas-komunitas dan masyarakat, diharapkan mampu memberikan dampak baik untuk pengelolaan wisata hutan mangrove yang terletak di Kampung Baru,” imbuhnya.

Melihat potensi alam Kampung Baru yang sangat baik, maka pemerintah setempat menunjangnya dengan membangun jembatan atau treking sebagai sarana untuk menikmati keindahan hutan mangrove yang ada. Tidak hanya itu, wisata hutan mangrove ini, juga bisa dijadikan sarana edukasi untuk pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat sekitar untuk mengetahui fungsi penting dari hutan mangrove.

Melihat tingginya antusias wisatawan, IKAMaT dan SCI menginisiasi promosi wisata hutan mangrove ini melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram dan website resmi.

Untuk program awal pengelolaan media sosial, dilakukan bersama dan selanjutnya akan diserahkan untuk dikelola secara mandiri oleh Pokdarwis dan didampingi DISBUDPAR.

Selanjutnya untuk menarik wisatawan dari luar daerah, lokasi wisata harus memiliki spot-spot foto dan informasi tentang hutan mangrove yang ada.

“Selain berwisata alam, pengunjung diharapkan mengetahui jenis-jenis pohon dan fauna apa saja yang hidup di mangrove, melalui program papanisasi berupa informasi flora, fauna dan profil hutan mangrove Kampung Baru. Ditambah pembuatan spot-spot foto, ini merupakan daya tarik tersendiri untuk wisatawan,” jelas Hari, selaku koordinator program.

“Pengelolaan sampah juga menjadi perhatian serius dari kami, konsep himbauan dan pemberian mini trash bag kepada pengunjung diharapkan mampu menjadi solusi terciptanya lokasi wisata yang bebas sampah,” imbuh Ghofur dari SCI.

Dengan melibatkan pemerintah daerah, komunitas-komunitas di lingkungan Penajam, Pokdarwis dan masyarakat setempat, diharapkan terciptanya lokasi wisata yang mengedepankan konservasi dan edukasi serta terselenggaranya kegiatan lingkungan di Wisata Hutan Mangrove Kampung Baru. (GRE).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar