Para penyuluh perikanan, selaku peserta nampak antusias mengikuti diskusi dan kunjungan. Pemahaman mengenai konservasi dan pemanfaatan mangrove merupakan salah satu pokok bahasan dalam kurikulum pelatihan.
"Melalui kunjungan ini, diharapkan para peserta mampu menyerap ilmu dan wawasan baru mengenai konservasi dan pemanfaatan mangrove, terutama pada bidang ekoeduwisata mangrove. Selain itu, para peserta juga diharapkan mampu menerapkan hal tersebut, nantinya ketika sudah kembali ke wilayah masing-masing, agar semangat konservasi mangrove terus menyala di seluruh daerah," jelas Ganis Riyan Efendi, perwakilan Yayasan IKAMaT, selaku pengelola Maroon MEP, ditemui selesai menyampaikan presentasinya mengenai konsep pengelolaan Maroon MEP.
Selain para peserta, pengelola Maroon MEP yang juga merupakan petani tambak, nampak turut antusias berdiskusi.
"Berhubung yang datang adalah para ahli di bidang penyuluh perikanan, sekalian saya tanyakan saja bagaimana untuk pengelolaan tambak yang ada di Maroon MEP ini, agar lebih optimal kedepannya. Mudah-mudahan komoditas tambak, yang kami kelola berdampingan dengan mangrove di sini, juga dapat unggul, biar ada daya tarik yang lebih," ungkap Rus, koordinator kelompok tani mangrove METAL, yang juga pengelola Maroon MEP.
Sebagai informasi, pengelolaan Maroon MEP yang diinisiasi oleh PT. Phapros, Lanumad, KeSEMaT dan Yayasan IKAMaT ini, tak luput dari perhatian dari para alumni Ilmu Kelautan UNDIP yang berkunjung ke Kantor KeSEMaT.
"Kaget, campur senang, salut, bangga, yang ngelola Maroon Mangrove Edu Park ini, ternyata adik-adik KeSEMaT dan Yayasannya, yaitu Yayasan IKAMaT. Bocahe dhewe. Luar biasa!" ujar salah seorang alumni, ditemui di Kantor KeSEMaT.
Kegiatan kunjungan ini berjalan lancar, korespondensi antar penyuluh dan pengelola juga dilakukan untuk menjaga komunikasi. Kunjungan ditutup dengan penanaman mangrove dan foto bersama di halaman pintu masuk Maroon MEP. (AA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar