tag:blogger.com,1999:blog-69227205583400175352024-03-19T01:22:47.511-07:00Blog IKAMaTIKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.comBlogger248125tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-13601993126643022942024-03-18T21:11:00.000-07:002024-03-18T22:58:09.174-07:00Riset Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Semarang, Mahasiswa Utrecht University Belanda Temui KeSEMaT dan IKAMaT<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigAcxbZYxiAK2rETT2TG4IGkF0Yw7tRm34GzQQWVK2-i_XHQtlpMkMaFdSTbzw2A4Zc8ZNAuppu40jGVs3TohbEBIA6AzB79-iLWqzSbmV7Gmr2i9jJDKiZVQi7h9HuaeAgk3eumlNuGAC3aN2VDU9ZWzE8iukPqMM2VMeR6o8yuGXsHu7K19MX1Tk2C_k/s2000/EMMA.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigAcxbZYxiAK2rETT2TG4IGkF0Yw7tRm34GzQQWVK2-i_XHQtlpMkMaFdSTbzw2A4Zc8ZNAuppu40jGVs3TohbEBIA6AzB79-iLWqzSbmV7Gmr2i9jJDKiZVQi7h9HuaeAgk3eumlNuGAC3aN2VDU9ZWzE8iukPqMM2VMeR6o8yuGXsHu7K19MX1Tk2C_k/w200-h150/EMMA.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali menerima kunjungan dari mahasiswa luar negeri. Kali ini, Emma Bass yang merupakan mahasiswa dari Utrecht University, Belanda berkunjung ke Sekretariat IKAMaT. Pada kesempatan ini, Emma yang merupakan mahasiswa S2 berniat menyusun tesisnya dengan melakukan penelitian mengenai kajian kerentanan wilayah pesisir di Semarang, Jawa Tengah. Emma diterima secara langsung oleh direksi dan manajer IKAMaT beserta presiden dan menteri dari KeSEMaT. (13/3/2024).<p></p><span><a name='more'></a></span><p>Pertemuan yang dimulai pada pukul 13.00 - 15.30 WIB ini diawali dengan pengenalan mengenai topik riset yang akan dilakukan Emma di Semarang yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi.</p><p>"Sewaktu di Belanda, saya sudah mencari-cari informasi tentang KeSEMaT," kata Emma. "Saya tertarik dengan kiprah KeSEMaT dan afiliasi mangrovenya dalam mengatasi permasalahan kerentanan wilayah pesisir di Semarang. Kolega saya, yaitu Dr. Erlis Saputra dari Fakultas Geografi UGM yang merekomendasikan KeSEMaT kepada saya, sebagai organisasi yang harus saya temui di Semarang," katanya lebih lanjut.</p><p>Diskusi mengenai mangrove terjadi setelah perkenalan yang membahas poin-poin penting, seputar permasalahan mangrove di kawasan pesisir Semarang dan Jawa Tengah, salah satunya mengenai banjir rob.</p><p>Aris Priyono (Direktur Teknologi Informasi) menjelaskan bahwa masih terjadi penyebaran informasi yang kurang tepat mengenai hubungan antara mangrove dan banjir rob.</p><p>"Mangrove bukan instrumen pencegah banjir rob di Semarang," ujar Aris. "Justru apabila tergenang oleh banjir rob, mangrove akan mati. Dengan demikian maka keberadaan banjir rob lebih disebabkan karena pengambilan air tanah yang berlebih, penurunan muka tanah, dan naiknya muka air laut. Untuk itulah maka regulasi pengambilan air tanah, seharusnya lebih diperketat lagi," jelasnya lebih lanjut.</p><p>Emma juga melakukan wawancara dengan KeSEMaT dan IKAMaT seputar proyek adaptasi terhadap perubahan iklim, ketahanan pangan, ekonomi sirkular, dan lain-lain untuk bahan kajian risetnya. </p><p>Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan foto bersama. Setelah pertemuan ini, akan dilanjutkan pertemuan pada bulan April mendatang untuk pengambilan data secara langsung di lapangan. (ADM/AP).</p><p></p>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-63299323730791139112024-01-08T20:09:00.000-08:002024-01-10T22:36:34.286-08:00IKAMaT Sukses Gelar Sosialisasi Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan, dan Pemberdayaan Masyarakat di Lembur Mangrove Patikang, Pandeglang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5YdAsqi0CIz8B26VZ7ThkjDoKMWklx2ZRc8pPhrOCfmfv_A55tY7sLq-L9hiLh_UnZSgirknPUevNxQta3w3r9KLCdPIt44X1w9i2tc4zcPgcpg75aq_RV0tbQpID0QhSGsK15o00P4sBRol2H7MVtfABzaVaRCxqwqaPMWZ6-J1RHDuC_nkbl56DV-EG/s2000/PATIKANG%201.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5YdAsqi0CIz8B26VZ7ThkjDoKMWklx2ZRc8pPhrOCfmfv_A55tY7sLq-L9hiLh_UnZSgirknPUevNxQta3w3r9KLCdPIt44X1w9i2tc4zcPgcpg75aq_RV0tbQpID0QhSGsK15o00P4sBRol2H7MVtfABzaVaRCxqwqaPMWZ6-J1RHDuC_nkbl56DV-EG/w200-h150/PATIKANG%201.JPG" width="200" /></a></div>Pandeglang - IKAMaT. IKAMaT dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) sukses menggelar Sosialisasi Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan, dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Aktivitas Pemanfaatan Hasil Bukan Kayu di Lembur Mangrove Patikang, Desa Citeureup, Pandeglang, Banten. Acara ini diselenggarakan di Segara Cafe, Citeureup dengan rangkaian acara pembukaan, sambutan, penyampaian hasil riset, penyampaian materi pemberdayaan masyarakat, dan penutupan. (30/11/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh IKAMaT, Chandra Asri, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Kepala Kecamatan Panimbang, Kepala Desa Citeureup, Ketua Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Pandeglang, Pokdarwis Desa Citeureup, BUMDes Citeureup, Karang Taruna Desa Citeureup, PKK Kampung Patikang, dan PKK Lebak Buah.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhorX1rat6GWGSKqW2mNWVk3-RdKTpCHSR7iTIMD7NX5LjgtOuzJJwneT1IaXPhfxo3AJ2C1siuPcLTOPBdqVkS4Mp1mLMwZBUv_PrmintyymY74EHQciY02cAtijo2oEiEw_MTrhtrWPSdMM3ujEs4ftZLf8NXAwKd0aMsv4S6kRC0aH7SNhPxBb93x2Xi/s2000/CA3.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhorX1rat6GWGSKqW2mNWVk3-RdKTpCHSR7iTIMD7NX5LjgtOuzJJwneT1IaXPhfxo3AJ2C1siuPcLTOPBdqVkS4Mp1mLMwZBUv_PrmintyymY74EHQciY02cAtijo2oEiEw_MTrhtrWPSdMM3ujEs4ftZLf8NXAwKd0aMsv4S6kRC0aH7SNhPxBb93x2Xi/w200-h150/CA3.JPG" width="200" /></a></div>Kegiatan sosialisasi dimulai dengan pembukaan oleh MC pada pukul 09.10 WIB. Setelah itu, Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyampaikan informasi mengenai kegiatan yang sudah dikerjasamakan dengan Chandra Asri, yaitu Program Penghitungan Indeks Kesehatan Ekosistem dan Valuasi Ekonomi Mangrove.</div><div><br /></div><div>Hasil dari riset tersebut menunjukkan bahwa ekosistem mangrove yang terdapat di Lembur Mangrove Patikang berkategori baik. Dengan demikian, maka untuk menjaga keberlangsungannya perlu dilakukan program pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonominya.</div><div><br /></div><div>Pada kesempatan ini, IKAMaT juga mengenalkan pendamping desa yang akan membantu IKAMaT dalam melakukan identifikasi potensi mangrove dan sumber daya manusia di Desa Citeureup.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-WlZPeHzfVVVc-yR5pqXocZbgmOiJa4XQdjPpjZgz3mHiBNw8oCn6NkuDaRLTZxLHhErwtlVs3N4MT4cZseZJ9GV3PcnQUquIzL1D5Vee3fadWjz4NPvhfkM6YqtGdn0kJ_zOkj_DyTQ65Ue8oTgv_97j3Cuwoxs7jj-AqYXeN_o0XiZQux78pmHdkBsk/s2000/CA2.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-WlZPeHzfVVVc-yR5pqXocZbgmOiJa4XQdjPpjZgz3mHiBNw8oCn6NkuDaRLTZxLHhErwtlVs3N4MT4cZseZJ9GV3PcnQUquIzL1D5Vee3fadWjz4NPvhfkM6YqtGdn0kJ_zOkj_DyTQ65Ue8oTgv_97j3Cuwoxs7jj-AqYXeN_o0XiZQux78pmHdkBsk/w200-h150/CA2.JPG" width="200" /></a></div>Oman Suherman (Kepala Desa Citeureup) menyampaikan terima kasih kepada IKAMaT dan Chandra Asri yang selalu mendukung pengembangan Lembur Mangrove Patikang. Pada sambutannya, Oman berharap agar peserta sosialisasi dapat mencerna materi karena program yang akan dijalankan dapat meningkatkan perekonomoian sehingga berkontribusi dalam pendapatan asli desa dalam pengelolaan desa wisata. </div><div><br /></div><div>"Peningkatan ekonomi dapat diperoleh dari pengelolaan wisata mangrove dan UMKM yang akan membuat Desa Citeureup semakin berkembang ke arah yang lebih baik," kata Oman. "Semoga dengan adanya pendamping desa dari IKAMaT, maka akan dapat mendampingi warga kita untuk berkembang dan berkolaborasi demi kebaikan Desa Citeureup," lanjutnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK4dMT3UNxDOtJaidQqmO6BrguLeXIjIVG5Oh6NIcQ2dv7wWTrBbiUXjH7kaTBADPAKAM7njx4kDTbP2XnYpPAyeCs3TeJWo7TtJkb7ZzvL_2gQ0c59wmGDOEQzhK-RkvZ_JsAy-thVwXUvbCarzarXS4cJeMVHznEMfbwBIByg5ibsSLeyLq1Ulod0M1F/s2000/CA8.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK4dMT3UNxDOtJaidQqmO6BrguLeXIjIVG5Oh6NIcQ2dv7wWTrBbiUXjH7kaTBADPAKAM7njx4kDTbP2XnYpPAyeCs3TeJWo7TtJkb7ZzvL_2gQ0c59wmGDOEQzhK-RkvZ_JsAy-thVwXUvbCarzarXS4cJeMVHznEMfbwBIByg5ibsSLeyLq1Ulod0M1F/w200-h150/CA8.JPG" width="200" /></a></div>Rosy Sukmawati (Kepala Bidang Destinasi dan Ekonomi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang) mengajak masyarakat untuk berkolaborasi membangun Desa Citeureup dan mengelola kawasan mangrovenya.</div><div><br /></div><div>"Dengan adanya Lembur Mangrove Patikang, maka kita akan dapat menjalankan wisata desa, dimana orang-orang yang berkunjung dapat menanam mangrove, mengolah mangrove, mencicipi olahan hasil mangrove, dan mengunjungi kawasan hutan mangrove. Jadi, tidak hanya berjalan di treking mangrove saja," kata Rosy.</div><div><br /></div><div>Wawan Mulyana (CSV Manajer Chandra Asri) berharap masyarakat Desa Citeureup saling <i>guyub </i>agar mendapatkan hasil yang maksimal karena kedatangan Chandra Sari dan IKAMaT di desa mereka bertujuan baik untuk mengembangkan Desa Citeureup.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtE6kBGXHSasxfAiX44Ip3sV3dTrHHFVZgaZ3Mos93dKTah7ovdRtxsQptqk82Y4QDpdxesGG33SnZxkKb6_ynh29FCCo8W3jJEGLx62-KgoXWne7ftgGBp_alBMsjYcF6HnoWXfablZGv9QSCcrliXAvF9usgw0K34z51yIoG9jVnni555oncc-tPwf50/s2000/CA4.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtE6kBGXHSasxfAiX44Ip3sV3dTrHHFVZgaZ3Mos93dKTah7ovdRtxsQptqk82Y4QDpdxesGG33SnZxkKb6_ynh29FCCo8W3jJEGLx62-KgoXWne7ftgGBp_alBMsjYcF6HnoWXfablZGv9QSCcrliXAvF9usgw0K34z51yIoG9jVnni555oncc-tPwf50/w200-h150/CA4.JPG" width="200" /></a></div>“Kami di sini hanya membantu dan mendorong masyarakat agar dapat berkontribusi dalam keberlanjutan ekosistem mangrove yang ada di Lembur Mangrove Patikang," kata Wawan. "Saya harap, pada saatnya nanti, kesuksesan akan dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Citeureup, sehubungan dengan pengembangan ekowisata mangrove Lembur Mangrove Patikang, ” tambahnya. </div><div><br /></div><div>Deden Sudiana (Pokdarwis) menekankan bahwa sumber daya manusia di Desa Citeureup harus ditingkatkan agar dapat mengelola sumber daya alam yang ada di Lembur Mangrove Patikang. Kegiatan peningkatan kapasitas, salah satunya dapat diperoleh dari program pemberdayaan masyarakat yang akan dijalankan oleh IKAMaT dan Chandra Asri.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXe2FxiOiJDE6tnql0hkXlPUgZ5Zg5IgUQ-PMqOLeqbBj44zOxKTXaG21MTSU6sGtCwuLmrgXzcCbLxd_J6A0-VLxz3ZFNTDhoxHndWuHryzLTWSdtYTg7nQjW94CBgKT7gvHF9mlAwGu9EcZbEkenWSKAZQG8Au46w4NCYoBBX7SHT5-M-z6zS0w81k8O/s2000/CA6.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXe2FxiOiJDE6tnql0hkXlPUgZ5Zg5IgUQ-PMqOLeqbBj44zOxKTXaG21MTSU6sGtCwuLmrgXzcCbLxd_J6A0-VLxz3ZFNTDhoxHndWuHryzLTWSdtYTg7nQjW94CBgKT7gvHF9mlAwGu9EcZbEkenWSKAZQG8Au46w4NCYoBBX7SHT5-M-z6zS0w81k8O/w200-h150/CA6.JPG" width="200" /></a></div>“Semoga masyarakat Desa Citeureup dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dalam program pemberdayaan masyarakat yang akan dijalankan di desa kita. Hal ini, mengingat hasilnya nanti akan dirasakan sendiri oleh masyarakat," ujar Deden. "Dibandingkan dengan desa wisata lainnya, maka desa wisata di Desa Citeureup telah masuk kedalam empat besar desa wisata terbaik di Kabupaten Pandeglang,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Deden juga mengucapkan terima kasih kepada IKAMaT dan Chandra Asri karena sudah membantu mengembangkan Lembur Mangrove Patikang sebagai ekowisata mangrove sehingga berhasil menjadi salah satu tempat wisata terbaik di Kabupaten Pandeglang.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSuzRq1bfdyAccBmtwmBGPVrnkcv7-EribNQ__hx2JhqXYIYIKcjaH-c-6mSfSzNf6BRQIe97pJLfQPC715pzjHCjyebakA7Yq367O5xWv5WAsBlzZnPkbrQRmZPvDgtM1F433LXWdGARQIRCVLTNNcRJJZ4PEnxjXmgFXcEx1OxKPREFalbK5-zStc8gx/s2000/CA10.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSuzRq1bfdyAccBmtwmBGPVrnkcv7-EribNQ__hx2JhqXYIYIKcjaH-c-6mSfSzNf6BRQIe97pJLfQPC715pzjHCjyebakA7Yq367O5xWv5WAsBlzZnPkbrQRmZPvDgtM1F433LXWdGARQIRCVLTNNcRJJZ4PEnxjXmgFXcEx1OxKPREFalbK5-zStc8gx/w200-h150/CA10.JPG" width="200" /></a></div>Acara dilanjutkan dengan penyampaian hasil penelitian mangrove beragam topik oleh IKAMaT yang diwakilkan oleh Paspha G. M. Putra (Manajer Humas dan Lapangan), yaitu kesehatan ekosistem mangrove, estimasi simpanan karbon mangrove, pengamatan fauna: aves, herpetofauna, dan mamalia, dan valuasi ekonomi jasa ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang.</div><div><br /></div><div>Paspha menjelaskan bahwa indeks kesehatan ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang berdasarkan baku mutu kerusakan mangrove KepMen LH No. 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove berkategori baik, dengan total simpanan karbon ekosistem mangrove sebesar 206,68 ton C/ha. </div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRSSaLcQFyrrTp-QiTmDiZqOhTI123_C8_yCz7OvnZKNaEuro4ZLAoJWAsJmZbrHbHk78k4QehkV4cLvsLG1s1zmBUHiFeTU1P3hK8c8TW_Pu2ZJxkjmx1fZIbKz8Codg1M2207fX7KZlGLDImM4lKh39pMFpiRrnxPcCo8t9KC7bfHYa94ztibGXf88tB/s2000/CA7.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRSSaLcQFyrrTp-QiTmDiZqOhTI123_C8_yCz7OvnZKNaEuro4ZLAoJWAsJmZbrHbHk78k4QehkV4cLvsLG1s1zmBUHiFeTU1P3hK8c8TW_Pu2ZJxkjmx1fZIbKz8Codg1M2207fX7KZlGLDImM4lKh39pMFpiRrnxPcCo8t9KC7bfHYa94ztibGXf88tB/w200-h150/CA7.JPG" width="200" /></a></div>Selanjutnya, jenis aves, herpetofauna dan mamalia yang ditemukan di Desa Citeureup didominasi oleh blekok sawah, kodok sawah, dan kelelawar. Nilai total valuasi jasa ekosistem mangrove di Desa Citeureup adalah Rp20.290.350.289/tahun.</div><div><br /></div><div>Data-data yang dihasilkan dari penelitian IKAMaT di Desa Citeureup menyatakan bahwa kondisi ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang terjaga dengan baik sehingga indeks kesehatan ekosistem dan valuasi ekonominya juga baik.</div><div><br /></div><div>“Hasil penelitian IKAMaT menunjukkan bawah ekosistem mangrove di Lembur Mangrove Patikang dalam kondisi yang baik. Jangan sampai kondisi yang baik ini menjadi menurun di masa mendatang," jelas Paspha. "Untuk itulah, perlu adanya upaya penjagaan terhadap ekosistem mangrove yang ada di Desa Citeureup dengan program pemberdayaan masyarakat yang semoga kedepannya dapat menjadikan masyarakat lebih peduli terhadap pelestarian hutan mangrove,” tambahnya.</div><div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0ewueQExzcH6AA9wFFLyrvfTo3EL_kN33S9egIIvxElZiIWVqjdu5Ao2p3ba57FtWjfzkfEc2dFICBRO5EXLwNIMMzuOD1di4nQhv3O4xnX_ulbwqeMS9-QN0MMfGOyZO2Tz6AMI8ISfHwKz-sD69ixnolaxxIvVXZLAsgD7A-T_l2DyfFSqOLxV1BMDy/s2000/CA5.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0ewueQExzcH6AA9wFFLyrvfTo3EL_kN33S9egIIvxElZiIWVqjdu5Ao2p3ba57FtWjfzkfEc2dFICBRO5EXLwNIMMzuOD1di4nQhv3O4xnX_ulbwqeMS9-QN0MMfGOyZO2Tz6AMI8ISfHwKz-sD69ixnolaxxIvVXZLAsgD7A-T_l2DyfFSqOLxV1BMDy/w200-h150/CA5.JPG" width="200" /></a></div></div><div>Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyampaikan bahwa program pemberdayaan masyarakat akan dijalankan dalam jangka waktu enam bulan. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan, diantaranya sosialisasi program yang sedang berlangsung, identifikasi dan pemetaan sumber daya, diseminasi program jangka panjang, pembentukan dan peresmian warga binaan, pengembangan manajemen pengelolaan ekowisata mangrove Lembur Mangrove Patikang, monitoring dan evaluasi, dan rekomendasi kedepan.</div><div><br /></div><div>“Hasil keluaran program pemberdayaan ini berupa produk olahan mangrove berbahan baku bukan-kayu yang dapat dijadikan buah-tangan khas dari Lembur Mangrove Patikang, Desa Citeureup. Dengan adanya program ini, semoga juga akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang terdampak, sekaligus menambah kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya menjaga ekosistem mangrove,” jelas Bagus.</div><div><br /></div><div>Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta sosialisasi sangat antusias terhadap program pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan.</div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGzWtj5I_UrRq253FEcWm-clRR2OoBcB30HSjneP17NYJnvIqn6Oe-E1aiNeOXhfSwgKrRMzHQvH-32WJur2ODDB-Y7j4ewUjXOqodtuTAJeHFFy7QDDytC0sks25GiJFDWiM1xoVvgjKEebq0d6JKtKBtdeb9bZEhNzkGeyOrp2s585LeW-6Ji7veCtyJ/s2000/CA1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGzWtj5I_UrRq253FEcWm-clRR2OoBcB30HSjneP17NYJnvIqn6Oe-E1aiNeOXhfSwgKrRMzHQvH-32WJur2ODDB-Y7j4ewUjXOqodtuTAJeHFFy7QDDytC0sks25GiJFDWiM1xoVvgjKEebq0d6JKtKBtdeb9bZEhNzkGeyOrp2s585LeW-6Ji7veCtyJ/w200-h150/CA1.JPG" width="200" /></a></div>“Kami sangat berterima kasih kepada IKAMaT dan Chandra Asri karena telah memilih Desa Citeureup sebagai desa tujuan program pemberdayaan masyarakat," kata Hudan (Ketua Asosiasi Pokdarwis Kabupaten Pandeglang). "Dengan adanya program ini, maka masyarakat akan dapat berkembang dan mengelola sumber daya alam di Desa Citeureup, khususnya Lembur Mangrove Patikang,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri pada pukul 11.10 WIB dengan foto bersama, istirahat dan makan siang. (RS/AP/ADM).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-34324862345176370652023-12-26T20:35:00.000-08:002023-12-26T21:50:49.773-08:00Bersama KKMD Jateng, IKAMaT Terima Kunjungan Studi Banding KKMD Kepulauan Riau<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFVWL_VKBcQ1u1ytvqkk4UDdvyNWecRiesbTfqgHkYbOzDICgWQ7t69FGMC_yKNiFaZJ9pY_pax0Pznb5Zi-dgjzth0xcfa9vuJVcYLPmjqc4mNJ0qd0ciP9MV84BOs2TpFaaKGrJrtxYxuxXou3uLmB9xZTz71dds2dXJ6sm6KU5hPSBsFLM-rdxuDkck/s2000/KKMD%20Jateng%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFVWL_VKBcQ1u1ytvqkk4UDdvyNWecRiesbTfqgHkYbOzDICgWQ7t69FGMC_yKNiFaZJ9pY_pax0Pznb5Zi-dgjzth0xcfa9vuJVcYLPmjqc4mNJ0qd0ciP9MV84BOs2TpFaaKGrJrtxYxuxXou3uLmB9xZTz71dds2dXJ6sm6KU5hPSBsFLM-rdxuDkck/w200-h150/KKMD%20Jateng%201.jpg" width="200" /></a></div>Brebes - IKAMaT. Bersama dengan Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Jawa Tengah (Jateng), IKAMaT telah menerima kunjungan studi banding dari KKMD Kepulauan Riau di Pulau Cemara, Kabupaten Brebes, Jateng. Rombongan dari KKMD Kepulauan Riau berjumlah kurang lebih 12 orang yang berasal dari akademisi, pegiat lingkungan dan SKPD terkait. (17/12/23). <div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Studi banding dibagi dalam tiga sesi, yaitu diskusi bersama, melihat area pembibitan mangrove dan kunjungan ke pusat rehabilitasi mangrove.</div><div><br /></div><div>Pada sesi diskusi bersama, beberapa hal yang didiskusikan, diantaranya mengenai pengelolaan mangrove, kelembagaan yang dikembangkan oleh KKMD Jateng dan Peraturan Desa terkait pengelolaan mangrove di Jateng.</div><div><br /></div><div>KKMD Kepulauan Riau menyampaikan bahwa perkembangan penduduk dan pemukiman yang terus bertambah di Kepulauan Riau dapat menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian ekosistem mangrove di daerahnya apabila tidak diikuti dengan regulasi yang jelas.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKZ4-Tuu_vJVidge21Is0OKOtcVJo2TlezLmn054fswLvU9XwgtsqxRODuNttIajjG6eduoeLUts7XcDlwVY4ZPBTFj-mIrx5BVPNwGI-LobFz9npdLWobL-UEyNBmm0Tajzy3FbKokIppIhwTRrfSZvYs7eN2OsRQXshWR8zaB8BHC0bMuKCoUOh6raN4/s3836/KKMD%20Jateng%202.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2877" data-original-width="3836" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKZ4-Tuu_vJVidge21Is0OKOtcVJo2TlezLmn054fswLvU9XwgtsqxRODuNttIajjG6eduoeLUts7XcDlwVY4ZPBTFj-mIrx5BVPNwGI-LobFz9npdLWobL-UEyNBmm0Tajzy3FbKokIppIhwTRrfSZvYs7eN2OsRQXshWR8zaB8BHC0bMuKCoUOh6raN4/w200-h150/KKMD%20Jateng%202.jpg" width="200" /></a></div>KKMD Jateng mengatakan bahwa KKMD Jateng sudah berhasil mendorong beberapa kawasan mangrove di Jateng menjadi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Dengan adanya KEE mangrove, maka terbukti dapat mengurangi konflik kepentingan penggunaan lahan di zona KEE.</div><div><br /></div><div>Setelah sesi diskusi bersama, kegiatan dilanjutkan dengan melihat are pembibitan mangrove. Terdapat beberapa jenis mangrove yang dibibitkan, diantaranya Rhizophora, Avicennia dan Sonneratia.</div><div><br /></div><div>Selanjutnya, kegiatan diteruskan dengan kunjungan ke pusat rehabilitasi mangrove. Metode penanaman bibit mangrove yang dikembangakan di Pulau Cemara adalah rumpun berjarak. Sebagai informasi, Pulau Cemara merupakan lokasi percontohan program rehabilitasi mangrove di Jateng. Di lokasi ini, terdapat area pembibitan, rehabilitasi dan ekowisata mangrove yang dikelola secara mandiri oleh kelompok masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan ekonomi mereka.</div><div><br /></div><div>Bagus R. D. Angga (Direktur Program) mengatakan bahwa kegiatan pendampingan studi banding merupakan sebuah upaya koordinasi dan sinkronisasi dari KKMD di seluruh Indonesia.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjovvU2_8FjONZZ7vOT1TlcweX-k0IDJNESmK-XWcDvmxZQxYzvrd_xQppnhzXwGxYWPrC1K7dS6q9EWY3-FK9d10q651ZxtnJKLjNzBfTTkRgCrGAF2NUN5jVo2HuK80yjcjzBhD2cWA7Jj_sxyYp3fbu551RhCoMR85eW0A_wmVlocYcBw8QsNSec0Duu/s2000/KKMD%20Jateng%203.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjovvU2_8FjONZZ7vOT1TlcweX-k0IDJNESmK-XWcDvmxZQxYzvrd_xQppnhzXwGxYWPrC1K7dS6q9EWY3-FK9d10q651ZxtnJKLjNzBfTTkRgCrGAF2NUN5jVo2HuK80yjcjzBhD2cWA7Jj_sxyYp3fbu551RhCoMR85eW0A_wmVlocYcBw8QsNSec0Duu/w200-h150/KKMD%20Jateng%203.jpg" width="200" /></a></div>"Kegiatan ini dapat mentransfer pengalaman KKMD di setiap provinsi di Indonesia sehingga mempercepat pemulihan kerusakan ekosistem mangrove di lokasi kerja masing-masing,” kata Bagus. "Pada program rehabilitasi mangrove, koordinasi di tingkat lokal dan nasional sangat penting dilakukan. Dengan adanya wadah KKMD ini, maka target percepatan rehabilitas mangrove nasional dapat dicapai," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai dari pukul 06.00 - 18.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan foto bersama. (BRDA/AP/ADM).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-73839816227250446862023-12-26T18:40:00.000-08:002023-12-26T20:04:53.590-08:00BRIN Temui IKAMaT Bahas Riset Ekonomi Sirkular<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGZMI2obpZ3OuiO_DL9vEOiYm7sXUiAk0Fw51mZAUUDaOHqA7QzyO1kqQNr6mTGK6ZlWXmFimH4lKpO3wvhNbfI-hA8sgSpSfRVFAh5hZQowDZbfTk0jy9KWZiniwB_UNt44C9cH0YoHpL0C_-9u46CuAeuiPkCZmPAJ-cbZk1NLhpnz-U-T67utCrsu32/s2000/BRIN1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGZMI2obpZ3OuiO_DL9vEOiYm7sXUiAk0Fw51mZAUUDaOHqA7QzyO1kqQNr6mTGK6ZlWXmFimH4lKpO3wvhNbfI-hA8sgSpSfRVFAh5hZQowDZbfTk0jy9KWZiniwB_UNt44C9cH0YoHpL0C_-9u46CuAeuiPkCZmPAJ-cbZk1NLhpnz-U-T67utCrsu32/w200-h150/BRIN1.JPG" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kunjungan kerja ke IKAMaT dalam rangka riset ekonomi sirkular di tiga kota di Indonesia, yaitu Semarang, Jakarta dan Surabaya. (8/12/2023). Ekonomi sirkular merupakan model ekonomi yang melibatkan produk dan bahan yang dirancang untuk digunakan kembali, diproduksi ulang, didaur ulang atau dipulihkan dan dipertahankan dalam kegiatan ekonomi, selama mungkin.<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Sebagai informasi, selama ini, manusia cenderung menerapkan skema sistem ekonomi linear yang didasarkan pada penggunaan bahan mentah yang diproduksi menjadi barang konsumsi dan berakhir pada limbah. Untuk itulah, maka permasalahan lingkungan sebagai akibat dari perubahan iklim yang diakibatkan dari rantai produksi dan konsumsi berbasis ekonomi linier tersebut, menjadi salah satu permasalahan utama masyarakat dunia saat ini, yang berimbas pada kondisi lingkungan di Indonesia.</div><div><br /></div><div>Saat ini, kota-kota besar di Indonesia masih dalam masa dari transisi ekonomi linier menuju ekonomi sirkular.</div><div><div><br /></div><div>BRIN diterima langsung oleh jajaran direksi IKAMaT di sekretariat IKAMaT, Semarang. Pada kesempatan ini, BRIN menjelaskan bahwa mereka sedang mengerjakan proyek riset berjudul Studi Potensi Transformasi Wilayah Perkotaan Menuju Kota Sirkular sebagai Basis Pembangunan Kota Berkelanjutan di Indonesia.</div><div><br /></div><div><div>BRIN juga menambahkan bahwa riset ekonomi sirkular yang mereka kerjakan merupakan riset panjang selama tiga tahun. Tahun pertama akan fokus ke pangan, selanjutnya sampah dan energi pada tahun terakhir.</div><div><br /></div><div>Pada tahun pertama, BRIN akan melakukan riset mengenai pasok pangan, pengurangan dan pengelolaan limbah pangan, aktivitas <i>urban farming</i>, pangan lokal dan pengelolaan sampah kemasan.</div></div><div><br /></div><div>Mereka melakukan wawancara secara langsung dengan IKAMaT, berkaitan dengan produk-produk olahan mangrove bukan kayu yang dikembangkan oleh salah satu unit bisnis IKAMaT, yaitu KeMANGI. BRIN menganggap bahwa IKAMaT sudah memiliki banyak pengalaman mengenai praktik penerapan ekonomi sirkular di kawasan pesisir Indonesia dengan pengembangan produk olahan mangrove bukan kayu menjadi batik, jajanan dan kopi mangrove. </div><div><br /></div><div>"Berkaitan dengan pangan lokal, maka afiliasi mangrove kami, yaitu KeSEMaT sudah berhasil membentuk warga binaan di SMC Jateng sejak tahun 2012," kata Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama). Saat ini, bahkan mereka sudah bisa mandiri dalam melakukan pengolahan produk olahan mangrove bukan kayu, yaitu batik, jajanan dan kopi mangrove," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Agape Lista Anthoni (KeSEMaT) menambahkan bahwa pemasaran ketiga produk mangrove tersebut juga sudah terintegrasi dengan baik.</div><div><br /></div><div>"Kami mendirikan toko daring dan luring. Kami juga memiliki situs-web sendiri yang menjual produk batik, jajanan dan kopi mangrove kami bernama KeMANGI," jelas Agape. "Selain itu, kami juga aktif menjualnya di lokapasar, juga pameran-pameran tingkat lokal dan nasional. Beberapa produk mangrove kami bahkan sudah terjual ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Thailand, Filipina, Australia bahkan Belanda," jelasnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Aris Priyono (Direktur Teknologi Informasi) menyatakan bahwa skema ekonomi sirkular sangat penting pada masa sekarang, dimana bumi sudah banyak terdampak dari aktivitas pembangunan industri di masa lalu.</div><div><br /></div><div>"Produk-produk olahan mangrove bukan kayu yang kami kembangkan adalah bukti nyata bahwa kami sudah menerapkan sistem ekonomi sirkular. Produk-produk ini ramah lingkungan karena kami membuatnya dengan skema budi daya dan memanfaatkan limbah mangrove sehingga dapat dimanfaatkan secara terus menerus," jelas Aris. "Produk-produk ini juga sudah melalui proses panjang sebelum dipasarkan. Kami juga sudah meneliti kandungan gizi, kelayakan pangan hingga pengurusan perizinan P-IRT dan sertifikasi halal dari pemerintah," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Dengan skema adaptasi dan ketahanan pangan, maka IKAMaT dan unit bisnis serta afiliasi mangrovenya sukses menerapkan sistem ekonomi sirkular sehingga berhasil meningkatkan roda perekonomian masyarakat pesisir. </div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai pada pukul 16.00 - 18.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan foto bersama. (FNH/AP/ADM).</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-15330051265935152322023-12-20T23:11:00.000-08:002023-12-21T00:15:57.033-08:00Siapkan Program Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Pesisir, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial Kunjungi IKAMaT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUpHTEt8bmIWo4uona4kf4ZBPQhSLVQMKmSOpNh0hc9Y5ed6wXTKYpc5aBjpaG0oiKBp4eJGTR2gC1iVmhmzQeQ2gbFEuziOxFrXDnVCrc0hEwPzlM9Z33rwOvCZOnj-VGT7UUwW7cyvsomYOhlf0C3LxH8rp4Z0VwEACS5gG_-bhoeAoPWAYR5eH5smGf/s2000/HIVOS.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUpHTEt8bmIWo4uona4kf4ZBPQhSLVQMKmSOpNh0hc9Y5ed6wXTKYpc5aBjpaG0oiKBp4eJGTR2gC1iVmhmzQeQ2gbFEuziOxFrXDnVCrc0hEwPzlM9Z33rwOvCZOnj-VGT7UUwW7cyvsomYOhlf0C3LxH8rp4Z0VwEACS5gG_-bhoeAoPWAYR5eH5smGf/w200-h150/HIVOS.JPG" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis) melakukan kunjungan kerja ke IKAMaT dalam rangka penggalian informasi mengenai skema pengembangan mangrove dan pemberdayaan masyarakat pesisir yang dilakukan oleh IKAMaT di wilayah kerjanya. (20/6/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Sebagai informasi, Humanis - afiliasi dari Hivos - merupakan organisasi pembangunan nirlaba yang berbasis di Jakarta dan bekerja di wilayah Asia Tenggara.</div><div><br /></div><div>Humanis bekerja dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan para pelopor untuk menggunakan hak-hak dan kebebasan, membawa perubahan, mempengaruhi keputusan dan meminta pertanggungjawaban para penguasa.</div><div><br /></div><div>"Hivos merupakan organisasi kerja sama internasional berasal dari Belanda yang bergerak di bidang humanities yang mmeiliki misi memperkuat dan menghubungkan suara-suara terkait keadilan sosial dan lingkungan serta menentang ketidakseimbangan kekuasaan, seperti <i>gender equity</i>," ujar Miranda (<i>Green Society Programme Officer</i>). "Saat ini, kami ingin melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir dengan mangrove. Kami melihat IKAMaT sudah memiliki kapasitas dan pengalaman yang panjang bekerja di lahan pesisir. Untuk itulah, kami ingin belajar dan mencoba menggali informasi yang akan kami selaraskan dengan program kami," tambahnya.</div><div><br /></div><div>Aris Priyono (Direktur Teknologi dan Informasi) menjelaskan bahwa program pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir tidak mudah dan memiliki tantangan yang kompleks.</div><div><br /></div><div>"Warga pesisir memiliki budayanya sendiri. Tidak mudah untuk masuk membawakan suatu program pemberdayaan masyarakat kepada mereka. Butuh proses dan pendekatan yang efektif dan komprehensif," jelas Aris. "Selain itu, kita juga wajib membangun kepercayaan dengan mereka. Satu hal inilah yang menjadi penentu sukses tidaknya program kita di masa depan," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Harapan kedepannya, Humanis dan IKAMaT dapat berkolaborasi untuk melakukan suatu program pemberdayaan masyarakat pesisir secara bersama di kawasan mangrove Pantai Utara Jawa.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan agenda diskusi dan pertemuan yang dimulai pada pukul 16.00 - 18.00 WIB ini, berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengen beberapa kesimpulan dan rekomendasi serta foto bersama. (FNH/AP/ADM).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-33209503879088329172023-11-07T22:23:00.071-08:002023-11-08T21:16:16.989-08:00IKAMaT dan PUR Sukses Gelar Sosialisasi dan Training Blok 1 dan 2 Program Penanaman dan Pemantauan Mangrove di Brebes<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcA8PHajssldnLhi3EmfSjwPteIw1nHpUzpP11yZ5UW0x65LBPKgvXlktdIdndy5X33MoCA06JxpxLYr0tM5FdY2xGOb4Wx-TSJvUQ6j6ZkecHEzCLnpyb9BgMNSZHlWBRFZRN2IZ6ZSVbyrMah-jfIlV1Jcd3ACB2cGriv4JOWMd5qHkf_J7jiCOYdzF6/s2000/BREBES4.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcA8PHajssldnLhi3EmfSjwPteIw1nHpUzpP11yZ5UW0x65LBPKgvXlktdIdndy5X33MoCA06JxpxLYr0tM5FdY2xGOb4Wx-TSJvUQ6j6ZkecHEzCLnpyb9BgMNSZHlWBRFZRN2IZ6ZSVbyrMah-jfIlV1Jcd3ACB2cGriv4JOWMd5qHkf_J7jiCOYdzF6/w200-h150/BREBES4.JPG" width="200" /></a></div>Brebes - IKAMaT. IKAMaT bekerja sama dengan PUR sukses menggelar Sosialisasi dan Training Blok 1 dan 2 Program Penanaman dan Pemantauan Mangrove di Brebes. Acara yang diselenggarakan di Saung Teras Banyu, Brebes ini, dimulai dengan sambutan, materi, tanya jawab dan penutupan. (4/10/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Kegiatan dihadiri oleh IKAMaT, PUR, KMPHP Mangrovesari - Kaliwlingi, Pokmaswas Garuda Jaya - Grinting, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes dan Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah, Kabupaten Brebes dengan jumlah sebanyak 50 orang peserta.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbQpKwItCBP9X9qz0kZaLFDysMCxvusBxQ_VYaWIlsQ8yWN3wjnCo57i1291AQEYoBd8yhzFwiFCx-m9Tlpjy7sP_iS58gf5y0XjOtafXqlgUaede4gN4ZAiFkjm5uFYI81MJoKu5f88WryZOkY5EV72iyfOuqqAzKFp_kPiYOLX03MBKQ6OsZPG24JnUb/s2000/BREBES8.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbQpKwItCBP9X9qz0kZaLFDysMCxvusBxQ_VYaWIlsQ8yWN3wjnCo57i1291AQEYoBd8yhzFwiFCx-m9Tlpjy7sP_iS58gf5y0XjOtafXqlgUaede4gN4ZAiFkjm5uFYI81MJoKu5f88WryZOkY5EV72iyfOuqqAzKFp_kPiYOLX03MBKQ6OsZPG24JnUb/w200-h150/BREBES8.JPG" width="200" /></a></div>Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan skema pengembangan proyek rehabilitasi mangrove jangka panjang di Brebes, dengan cara membuka wadah diskusi kepada para pegiat mangrove. Dengan demikian, maka diharapkan agar para peserta akan mendapatkan wawasan terkait kegiatan pembibitan, penanaman, pemantauan mangrove dan karbon mangrove serta manfaat lainnya, sebagai hasil dari program perlindungan ekosistem mangrove.</div><div><br /></div><div>Sigit Prasetya (PUR) dalam sambutannya menjelaskan mengenai PUR dan berharap dapat bekerja sama dengan para pegiat mangrove di Brebes.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB2VQKr3Fjz93ATaEUjphgWraqqIqmurCRu5tlU4Lk1xhckZoTkkcvr34cH2_BNrxDrfXsCesG0lRfYRS9xuv_ze8VNVv5GpqEzjrZPgPwj824kA68_sNNWVKLnTZklmIP2WLt_zYagwt-b50dbSxbw2KvN12iJuwwoIdBZV8rkXOx2Ik2yEQwDSQ4WBpb/s2000/BREBES6.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB2VQKr3Fjz93ATaEUjphgWraqqIqmurCRu5tlU4Lk1xhckZoTkkcvr34cH2_BNrxDrfXsCesG0lRfYRS9xuv_ze8VNVv5GpqEzjrZPgPwj824kA68_sNNWVKLnTZklmIP2WLt_zYagwt-b50dbSxbw2KvN12iJuwwoIdBZV8rkXOx2Ik2yEQwDSQ4WBpb/w200-h150/BREBES6.JPG" width="200" /></a></div>“PUR adalah perusahaan dari Prancis yang bergerak di bidang rantai <i>supply </i>dari alam. Proyek yang diinisiasi oleh PUR sudah tersebar secara global dan di Indonesia juga sudah dilakukan di banyak tempat. Salah satunya akan dilaksanakan di Brebes,” kata Sigit. “Besar harapan kami, agar program penanaman dan pemantauan mangrove ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat memberikan banyak manfaat untuk warga pesisir di Brebes,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama) mengatakan bahwa IKAMaT sudah lama menjalin kerja sama dengan para pegiat mangrove Brebes dan berharap kerja sama kali ini dapat kembali berlangsung dengan baik.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGtLpRKsEb5ZVB95FGUJPltxuj2l986oCSAbVl68s3_QuMarpPLA5DCctd4ONpbJypZzm28oUBjIhHHEcHvkpw331iTXcHyIY6AeoWiqKx_zLPV0YkuP4KlZqmdV_0F2Dj7mNk5dvNkYQaKCOqujhyphenhyphenJE1tXkfdNITHFPsxp4WFqKceoTiMnmTmvBicb8AZ/s2000/BREBES2.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGtLpRKsEb5ZVB95FGUJPltxuj2l986oCSAbVl68s3_QuMarpPLA5DCctd4ONpbJypZzm28oUBjIhHHEcHvkpw331iTXcHyIY6AeoWiqKx_zLPV0YkuP4KlZqmdV_0F2Dj7mNk5dvNkYQaKCOqujhyphenhyphenJE1tXkfdNITHFPsxp4WFqKceoTiMnmTmvBicb8AZ/w200-h150/BREBES2.JPG" width="200" /></a></div>“Kerja sama IKAMaT dengan kelompok masyarakat di Brebes sudah terjalin lama. Kali ini, IKAMaT dan PUR akan mengimplementasikan program penanaman dan pemantauan mangrove, berikut peningkatan kapasitas masyarakatnya,” ujar Ganis. “Kami berharap, hasil keluaran dari kegiatan ini, nantinya akan dapat berdampak positif bagi masyarakat,” ujarnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>M. Zuhdan (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes) mengatakan bahwa dia menyambut baik kehadiran IKAMaT dan PUR di Brebes agar dapat membantu permasalahan pengelolaan mangrove di Brebes.</div><div><br /></div><div>“Melalui kegiatan ini, saya berharap agar hasil program akan dapat memperluas wilayah mangrove di Brebes," harap Zuhdan. "Selain itu, dampak dari bursa karbon harus nyata untuk masyarakat sebagai pemilik wilayah. Harus pula mengkondisikan waktu penanaman mangrove yang disesuaikan dengan musimnya, agar mangrove berkembang maksimal,” tambahnya. </div><div><br /></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUKry0c3WrewRIUQBNKYkBWd2_otOoJ9Lak-5WCl8GBJhYsTomy5fkS38Di3ml4dprTxzR8JI9agDlSNkFWOiSyrv7v923_rEh-U092F5DVFNMiqHqnfRQ-rojlsM4VoxegQydx_wSeD1Ug1AfB57YbLHG3KgBfNO2xhj96yWQFRR7isO7b8DTPMKxAfu-/s2000/BREBES3.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUKry0c3WrewRIUQBNKYkBWd2_otOoJ9Lak-5WCl8GBJhYsTomy5fkS38Di3ml4dprTxzR8JI9agDlSNkFWOiSyrv7v923_rEh-U092F5DVFNMiqHqnfRQ-rojlsM4VoxegQydx_wSeD1Ug1AfB57YbLHG3KgBfNO2xhj96yWQFRR7isO7b8DTPMKxAfu-/w200-h150/BREBES3.JPG" width="200" /></a></div>Pemaparan Materi</b></div><div>Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh IKAMaT. Materi-materi yang disampaikan, yaitu:</div><div>1. Pengenalan Program</div><div>2. Pemanfaatan Karbon Mangrove</div><div>3. Metode Pembibitan, Penanaman dan Pemantauan Mangrove</div><div><br /></div><div>Pemaparan pertama oleh Bagus Rahmatullah Dwi Angga (Direktur Program) yang menjelaskan mengenai pelaksanaan program, pelibatan masyarakat dan syarat dan ketentuan mengikuti program.</div><div><br /></div><div>“Program yang akan kita laksanakan termasuk program jangka panjang hingga lima tahun. Pada tahun pertama, kita akan melaksanakan penanaman dan pemantauan 125.000 bibit mangrove. Selanjutnya, kita juga akan mengadakan pemantauan mangrove yang telah ditanam, serta program peningkatan kapasitas kelompok," kata Bagus. “Bagi pemilik lahan yang sekiranya ingin melakukan aktivitas penanaman mangrove, nanti juga akan kami data dan verifikasi,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs1S6gPBzbOVFA_ILL7UzxaqMK-Ptc-eRG5cp-q9xcE4SUzGHmAP0fsVte3rT0QYqwIOd9y6eCC6zUdiELqTiwYzTkUkYR-Grny5lhez1JpOcH0LHNXF7cIHfkyqtBlyUqi8Pt6dleZMni-deD583nm5UD3i8RaF3RoNWBOX7aELRpi3epMN8hd3ym-f5K/s2000/BREBES5.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs1S6gPBzbOVFA_ILL7UzxaqMK-Ptc-eRG5cp-q9xcE4SUzGHmAP0fsVte3rT0QYqwIOd9y6eCC6zUdiELqTiwYzTkUkYR-Grny5lhez1JpOcH0LHNXF7cIHfkyqtBlyUqi8Pt6dleZMni-deD583nm5UD3i8RaF3RoNWBOX7aELRpi3epMN8hd3ym-f5K/w200-h150/BREBES5.JPG" width="200" /></a></div>Bagus juga menjelaskan terkait pemanfaatan karbon mangrove yang akan dilaksanakan setelah program penanaman dan pemantauan 125.000 bibit mangrove. Target persentase kelulushidupan bibit mangrove adalah 70% sehingga dapat disertifikasi nilai karbonnya.</div><div><br /></div><div>Materi kedua dipaparkan oleh Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan) yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan upaya rehabilitasi mangrove.</div><div><br /></div><div>“Kita harus memastikan bahwa buah atau propagul yang akan kita gunakan untuk pembibitan merupakan buah atau propagul yang sudah tua dan bagus. Selain itu, lokasi pembibitan juga perlu diperhatikan, harus berada di lokasi yang dekat sumber air dan dekat dengan lokasi penanaman," jelas Bambang. “Penanaman mangrove juga perlu memperhatikan zonasi dan substratnya, agar mangrove yang ditanam dapat tumbuh dengan baik,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJz00wezPt4Q8hkxM_s7d1jRh2Jh1gOsEtXvTeWlO0Umzbc3BKxs_YdoBc6tYDScxOYogNTOQXaCuCnTOpd7fURD6XdeOD3EZ0UNf1N4z1ZaiU2F7OwEgzjPzdcjrtpJmz2TEHgHKkwu0pMNhp6RvSwnQZvVq5ySnPJlgHTb_mHUabU0FigBwCfgqpkSjQ/s2000/BREBES1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1494" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJz00wezPt4Q8hkxM_s7d1jRh2Jh1gOsEtXvTeWlO0Umzbc3BKxs_YdoBc6tYDScxOYogNTOQXaCuCnTOpd7fURD6XdeOD3EZ0UNf1N4z1ZaiU2F7OwEgzjPzdcjrtpJmz2TEHgHKkwu0pMNhp6RvSwnQZvVq5ySnPJlgHTb_mHUabU0FigBwCfgqpkSjQ/w200-h149/BREBES1.JPG" width="200" /></a></div>Diskusi, Tanya Jawab dan Penutupan</b></div><div>Acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Supardi (KMPHP Mangrovesari) mengungkapkan rasa terima kasih dan harapannya agar dapat segera melaksanakan program.</div><div><br /></div><div>“Kami sudah sejak lama bekerja sama dengan IKAMaT. Kami rasa, kegiatan ini pasti akan sangat bermanfaat karena kami akan dapat mengetahui manfaat mangrove sebagai penyerap emisi karbon,” ungkap Supardi. “Semoga program ini dapat berjalan dengan lancar dan semoga kita dapat merasakan manfaatnya,” tambahnya. </div><div><br /></div><div>Sugiyono (Pokmaswas Garuda Jaya) juga mengungkapkan rasa terima kasih dan harapannya untuk program kali ini.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9-BDepkYd8pRjbWdioLFIByMWsTcYQIEtQccZtjxN8eykHxD-EgTGTS4ja4sqOQSsBPcXJRnpdcU-FtPGb_mxZQUTKvbwdnWOob8am44FZC6f3UC6Heu8cESGMFLpYnSaaigDGbEyuqYMdyzlxRfOfi0ENNfKohLhko2PUq7ichfupzVLGHbjlRM7qtoM/s2000/BREBES7.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9-BDepkYd8pRjbWdioLFIByMWsTcYQIEtQccZtjxN8eykHxD-EgTGTS4ja4sqOQSsBPcXJRnpdcU-FtPGb_mxZQUTKvbwdnWOob8am44FZC6f3UC6Heu8cESGMFLpYnSaaigDGbEyuqYMdyzlxRfOfi0ENNfKohLhko2PUq7ichfupzVLGHbjlRM7qtoM/w200-h150/BREBES7.JPG" width="200" /></a></div>“Terima kasih atas undangan sosialisasi dari IKAMaT dan PUR. Semoga melalui program ini, kami dari Pokmaswas Garuda Jaya, Grinting dapat memperoleh wawasan dan ilmu baru yang dapat kami terapkan di lapangan,” ujar Sugiyono.<div><br /></div><div>Keseluruhan acara yang dimulai pada pukul 10.00 - 15.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar, yang ditutup dengan makan siang, kunjungan ke lapangan dan foto bersama. (BJL/ADM).
</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-77742248581668574852023-11-07T19:08:00.029-08:002023-11-07T20:34:12.731-08:00Siapkan Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Lembur Mangrove Patikang, IKAMaT Lakukan Survei Pendahuluan di Citeureup, Pandeglang, Banten<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBpbzri4wmvkd5G-bOyfXxVFR-sTljNVjSuYFb1Gt2vst9vy0iCC4RdhyPghXcZ5euHTEAGJO00cnxWVj10jekUsrYQFnvHoF3NB-HUaFw18CcycUdquZ0ftSOPay6Pk10bHNSQAXz6wMUX7gA1UF5sZ7ebzl0RWAIj8UYsfUoNP2qoMzVAAeYlNMzFpiy/s2000/CA1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBpbzri4wmvkd5G-bOyfXxVFR-sTljNVjSuYFb1Gt2vst9vy0iCC4RdhyPghXcZ5euHTEAGJO00cnxWVj10jekUsrYQFnvHoF3NB-HUaFw18CcycUdquZ0ftSOPay6Pk10bHNSQAXz6wMUX7gA1UF5sZ7ebzl0RWAIj8UYsfUoNP2qoMzVAAeYlNMzFpiy/w200-h150/CA1.JPG" width="200" /></a></div>Banten - IKAMaT. IKAMaT dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk kembali bekerja sama dalam Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Lembur Mangrove Patikang di Desa Citeureup, Pandeglang, Banten. Program ini merupakan program lanjutan dari Program Pemantauan dan Kajian Valuasi Ekosistem Mangrove yang sudah selesai dilaksanakan di tahun sebelumnya. (2/10/2023). <div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Kegiatan awal yang dilakukan pada Program Pembentukan Warga Binaan, Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Lembur Mangrove Patikang di Desa Citeureup, Pandeglang, Banten ini adalah survei pendahuluan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Citeureup dengan tujuan untuk bertemu Deden Sudiana (Pegiat Mangrove) pada pukul 08.30 WIB. </div><div><br /></div><div>IKAMaT yang diwakili oleh Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Manajer Humas dan Lapangan), Faradian Nurul Hapsari (Manajer Operasional dan Keuangan) dan Rena Sagita (Staf Manajer Humas dan Lapangan) bersama dengan Deden menyusuri treking mangrove menuju gazebo dan berdiskusi seputar pelaksanaan program.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnMEmc9Z1uH0nXaPojIJ8XQwB8v1ftbYmGR8AIiE2S8gFDLQBVIqt4iB9MwcLwxmuroNa-OXb2khWFYoLAbzxmxIXF_OmnzgDuawdfTU9snfq70yZ-aQ0o8-zd5PSx-c3n1muPLXNaxuwPm-2Gtw5OGz2icYy5VMDPXdgLrsKvw-k5rt8ndC2DZY6Cyvvx/s2000/CA2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnMEmc9Z1uH0nXaPojIJ8XQwB8v1ftbYmGR8AIiE2S8gFDLQBVIqt4iB9MwcLwxmuroNa-OXb2khWFYoLAbzxmxIXF_OmnzgDuawdfTU9snfq70yZ-aQ0o8-zd5PSx-c3n1muPLXNaxuwPm-2Gtw5OGz2icYy5VMDPXdgLrsKvw-k5rt8ndC2DZY6Cyvvx/w200-h150/CA2.JPG" width="200" /></a></div>"Dari survei hari ini, saya menemukan banyak potensi mangrove di Citeureup yang dapat diolah menjadi aneka produk olahan mangrove bukan kayu, dengan skema pemberdayaan masyarakat pesisir," kata Paspha. "Di Lembur Mangrove Patikang ini, tadi saya menemukan Avicennia, Rhizophora, Ceriops, Bruguiera, Sonneratia bahkan Achantus. Beragamnya jenis mangrove ini, dapat menjadi bahan baku batik, jajanan dan kopi mangrove yang akan kami coba wujudkan-produknya di program lanjutan IKAMaT dan Chandra Asri ini," lanjutnya.<div><br /></div><div>Deden menyatakan kesiapannya untuk mendukung IKAMaT dan Chandra Asri sehingga tujuan program dapat terwujud demi kesejahteraan masyarakat pesisir di Lembur Mangrove Patikang. </div><div><br /></div><div>"Saya menerima dengan senang hati kehadiran IKAMaT di sini, dan akan ikut serta berkontribusi dalam membantu program dari IKAMaT dan Chandra Asri ini, untuk memberdayakan masyarakat pesisir di Desa Citeureup," ujar Deden.</div><div><br /></div><div>Pada pukul 11.00 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan dengan Chandra Asri di Kampoeng Nelayan <i>Seafood Resto</i>, Tanjung Jaya.</div><div><br /></div><div>Wawan Mulyana (Manajer CSV Chandra Asri) menyambut baik kedatangan IKAMaT di Citeureup untuk implementasi program selama enam bulan. Pada jangka waktu tersebut, akan dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya sosialisasi program, pengolahan produk mangrove bukan kayu, analisis sumber daya manusia dan sumber daya alam, diseminasi hasil program, pelatihan, peningkatan kapasitas dan pembentukan kelompok binaan.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbio2JcblDZWDRB9JsfOQ_DJ0Emod5lJQfoMyfthEZCAxYlkiEpPVOxkEWF0CPJJHRj3g4WVhB93kvG3bY8I94OJpUG42lrGiKmjxEy6tdBWsj-F5Lkl6LbQYJk62CkrjucEW1uNCDkQJmty126AMXDMuWh34m9dsuMd5FUp6oTkXlx2iC0A2pK8aEnEY2/s2000/CA3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbio2JcblDZWDRB9JsfOQ_DJ0Emod5lJQfoMyfthEZCAxYlkiEpPVOxkEWF0CPJJHRj3g4WVhB93kvG3bY8I94OJpUG42lrGiKmjxEy6tdBWsj-F5Lkl6LbQYJk62CkrjucEW1uNCDkQJmty126AMXDMuWh34m9dsuMd5FUp6oTkXlx2iC0A2pK8aEnEY2/w200-h150/CA3.JPG" width="200" /></a></div>"Skema kegiatan yang direncanakan IKAMaT sudah baik, dengan demikian maka pada saat implementasi dibutuhkan kolaborasi yang baik pula, agar sesuai dengan target yang diharapkan, supaya hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Citeureup," kata Wawan.</div><div><br /></div><div>Deden menambahkan bahwa adanya buah tangan berupa produk olahan mangrove bukan kayu yang akan diproduksi sendiri oleh kelompok masyarakat di sekitar Lembur Mangrove Patikang, akan membuat wisatawan yang berkunjung ke ekowisata semakin banyak sehingga dapat lebih meningkatkan roda perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang diakhiri pada pukul 14.00 WIB berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan makan siang dan foto bersama. (AP/ADM/RS).</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-41535073463665398172023-11-05T21:10:00.079-08:002023-11-07T00:14:48.071-08:00Sampaikan Skema Restorasi Mangrove di Jawa Tengah, IKAMaT Hadiri Pelatihan Community Based Ecological Mangrove Restoration Global Mangrove Alliance di Bengkalis, Riau<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguYGgfj8eOgfNyPEC_CD1xqnDu_aVEjJWzyU_RQuN42V2euzd_skybqvjHMKw28RX1YugD0HjtUzSRKh8imrh_pN0bLsSX5pgfdEcZ0O15GVEmpxMqokUNGR7xSc_dW3EnEd-8qGPKZNwJhPeG6QHOMFlVN2X1UM-QbVOMp7ksJKu0uI32eN3XgwLDn_sf/s2000/Bengkalis%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguYGgfj8eOgfNyPEC_CD1xqnDu_aVEjJWzyU_RQuN42V2euzd_skybqvjHMKw28RX1YugD0HjtUzSRKh8imrh_pN0bLsSX5pgfdEcZ0O15GVEmpxMqokUNGR7xSc_dW3EnEd-8qGPKZNwJhPeG6QHOMFlVN2X1UM-QbVOMp7ksJKu0uI32eN3XgwLDn_sf/w200-h150/Bengkalis%201.jpg" width="200" /></a></div>Bengkalis - IKAMaT. IKAMaT menghadiri pelatihan <i>Community Based Ecological Mangrove Restoration </i>(CBEMR) yang diselenggarakan oleh <i>Global Mangrove Alliance</i> (GMA) di Bengkalis, Riau. CBEMR merupakan metode restorasi mangrove dengan basis pendekatan terhadap komunitas masyarakat, pemerintah, perusahaan dan praktisi mangrove untuk menyukseskan kegiatan restorasi mangrove. Selain itu, CBEMR juga menekankan pada pengamatan parameter biofisika dan hidrologi saluran aliran pasang surut di kawasan restorasi mangrove. GMA sendiri merupakan konsorsium dari tiga lembaga yang terdiri dari <i>Wetlands International Indonesia</i>, Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan Konservasi Indonesia. (7-18/10/23).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Kegiatan pelatihan CBEMR diselenggarakan selama 12 hari dengan jumlah peserta lebih dari 30 orang, yang terdiri dari praktisi, pemerintah, peneliti dan LSM yang memiliki fokus pada kegiatan restorasi mangrove di berbagai lokasi di Indonesia.</div><div><br /></div><div>Pelatihan disampaikan dengan dua skema, yaitu di dalam ruangan dan praktik lapangan. Selain itu, terdapat juga sesi presentasi dan diskusi mengenai program restorasi mangrove yang sudah pernah dikerjakan oleh para peserta.</div><div><br /></div><div>Pada kesempatan ini, Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menyampaikan mengenai hubungan antara topografi, hidrologi dan zonasi mangrove untuk kegiatan restorasi mangrove, serta pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai langkah keberlanjutan program.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMtVxsK6G69jq9ngyHrXDgPwQoek9sQmAwfWZBv5-S-Q-GW0W3Pfn4OP8A5TXO4whBHgjs1fSL5tUf1yGfO6krYIY1rT73BF-23LOSqS1zOkANnX0m-dBb7EjX7VQ5Mr217nMpnmu-NGhm6YkWgqKfKaRJxYLPT0oJjSkG766aqq2g1AEqwHdK7Bpd3jo9/s2000/Bengkalis%204.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMtVxsK6G69jq9ngyHrXDgPwQoek9sQmAwfWZBv5-S-Q-GW0W3Pfn4OP8A5TXO4whBHgjs1fSL5tUf1yGfO6krYIY1rT73BF-23LOSqS1zOkANnX0m-dBb7EjX7VQ5Mr217nMpnmu-NGhm6YkWgqKfKaRJxYLPT0oJjSkG766aqq2g1AEqwHdK7Bpd3jo9/w200-h150/Bengkalis%204.jpg" width="200" /></a></div>“IKAMaT bersama afiliasi mangrovenya di Jawa Tengah sukses melakukan restorasi mangrove di <i>Semarang Mangrove Center</i> (SMC) Jateng dan <i>Mangrove Education Center of KeSEMaT </i>(MECoK) Ecopark di Jepara, dengan program restorasi yang dibarengi pemberdayaan kelompok masyarakat," jelas Bagus. "Program pemberdayaan kelompok masyarakat berupa pengolahan batik, kopi dan jajanan mangrove yang kami lakukan menjadi penting, untuk memastikan program restorasi mangrove berjalan secara berkelanjutan,” lanjutnya.</div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>Penyampaian materi ruangan dilakukan di Berlian Hotel dan prkatik lapangan dilaksanakan di dua tempat, yaitu kawasan mangrove di Parit Seghagah, Desa Kelapapati dan Teluk Pambang, Bengkalis. Lokasi praktik lapangan ini adalah kawasan restorasi mangrove yang didesain sedemikain rupa sehingga menyerupai zonasi mangrove alami, yang merupakan area kerja dari KeMANGTEER Bengkalis.</div><div><br /></div><div>Dominic Wodehouse dan Laura Michie (<i>Mangrove Action Project</i>) menyampaikan mengenai langkah-langkah yang dapat dijadikan panduan dalam melakukan upaya restorasi mangrove dengan metode CBEMR, diantaranya adalah:</div><div><ol style="text-align: left;"><li>Memastikan kepemilikan lahan restorasi mangrove.</li><li>Melakukan kesepakatan bersama dengan semua pihak untuk memastikan mangrove terjaga dalam jangka waktu yang lama.</li><li>Memilih spesies mangrove yang tepat pada setiap zonasi mangrove.</li><li>Program penanaman mangrove dilakukan dengan berbagai macam spesies agar menyerupai zonasi mangrove alami.</li><li>Melakukan kegiatan penanaman mangrove yang tidak terlalu rapat karena dapat mempengaruhi pada regenerasi mangrove alami. </li><li>Melakukan penanaman mangrove dengan skala kecil terlebih dahulu untuk menilai lokasi penanaman.</li><li>Tidak melakukan penanaman mangrove pada badan-air aliran pasang surut karena akan dapat mengakibatkan terganggunya suplai hidrologi.</li><li>Memastikan lokasi penanaman mangrove terlindung dari kegiatan masyarakat, perahu dan ternak.</li><li>Menggunakan bibit mangrove dari daerah sekitar.</li><li>Melakukan monitoring mangrove secara berjangka untuk mengetahui kesuksesan dan perbaikan penanaman.</li></ol></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiblkZyZ171yCq9cWBYSSJ2svC53N0C2BDoIhQdonwdx5GkgojUflPpbtTYGZFFGZ3CD__k5HHamOYo2BnQqmNbhrvrcVnVqWAEnCB9Fjv9c9rEwVPhpf9CK6ai7a_d3qMnQrYaxMaAFhz1WjI-jqkVefHKMTkhdWPgQIY9FO6LkO2e9eiOZQrZ8aJMLPW7/s2000/Bengkalis%203.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1498" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiblkZyZ171yCq9cWBYSSJ2svC53N0C2BDoIhQdonwdx5GkgojUflPpbtTYGZFFGZ3CD__k5HHamOYo2BnQqmNbhrvrcVnVqWAEnCB9Fjv9c9rEwVPhpf9CK6ai7a_d3qMnQrYaxMaAFhz1WjI-jqkVefHKMTkhdWPgQIY9FO6LkO2e9eiOZQrZ8aJMLPW7/w200-h150/Bengkalis%203.jpg" width="200" /></a></div>Pada saat melakukan praktek penilaian kondisi restorasi mangrove di lapangan, hal yang dilakukan adalah mengamati biofisik dan hidrologi yang berupa pengukuran salinitas, pH, jenis substrat, mengidentifikasi jenis mangrove serta mengamati saluran dan aliran pasang surut.</div><div><br /></div><div>Pada kegiatan praktik di Teluk Pambang, terdapat dua lokasi restorasi mangrove yang digunakan untuk praktek pelatihan CBEMR.</div><div><br /></div><div>Kegiatan praktik lapangan di lokasi pertama dilakukan dengan cara mengamati lokasi mangrove yang mati. Hal ini diakibatkan karena tertutupnya saluran hidrologi pasang surut yang mengakibatkan gagal tumbuhnya mangrove, mengingat mangrove hanya dapat tumbuh dengan baik apabila berada pada kondisi hidrologi pasang surut yang mengalir.</div><div><br /></div><div>Sementara itu, pada pengamatan kedua di Teluk Pambang, telah dilakukan praktik monitoring restorasi mangrove dengan perbaikan hidrologi aliran pasang surut. Para peserta melakukan perencanaan dan penentuan titik plot pengamatan, kemudian menentukan parameter yang diambil untuk melakukan monitoring program restorasi mangrove.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan pembagian sertifikat dan foto bersama. (BRDA).</div><div><br /></div><div>(<b>Sumber foto</b>: GMA).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-65403880826693143372023-11-03T01:34:00.091-07:002023-11-03T22:43:22.287-07:00Kenalkan Ekowisata Mangrove MECoK Ecopark, IKAMaT Pembicara BlueUrban Conference 2023: Between Blue Urbanism and Tanah Air di Universitas Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1DXopcF-2g8n2I7SuhDORN6grcwtqNcZJ63LhEZDPGpPyI7DO8B2S0ImXR3ZinUyEwnv5_hCECFcpiakOkvZ65Buhri_ZA2OOPxCJ3VVGpdkdS-woWJHwua2rLw3gNlhYkXyis17O1ukHDEfsk6Zz8uADZQvbNkpgzGOaQglQqs807rdR7zPY8j3loNcL/s2000/BU1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1DXopcF-2g8n2I7SuhDORN6grcwtqNcZJ63LhEZDPGpPyI7DO8B2S0ImXR3ZinUyEwnv5_hCECFcpiakOkvZ65Buhri_ZA2OOPxCJ3VVGpdkdS-woWJHwua2rLw3gNlhYkXyis17O1ukHDEfsk6Zz8uADZQvbNkpgzGOaQglQqs807rdR7zPY8j3loNcL/w200-h150/BU1.JPG" width="200" /></a></div>Jakarta - IKAMaT. IKAMaT menjadi pembicara <i>BlueUrban Project Conference Between Blue Urbanism and Tanah Air: Urban Experiments, Circulations and Placemaking as Sea Level Change Adaptation. </i>Konferensi transdisipliner internasional ini, mengundang para peneliti, pendidik, praktisi, aktivis, pengambil kebijakan, seniman dan wirausahawan pesisir di perkotaan dari seluruh dunia. (11-13/9/2023).<div><br /><div><span><a name='more'></a></span>Acara yang dihadiri secara daring dan luring oleh lebih dari 40 orang peserta ini, diselenggarakan di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.</div><div><br /></div><div>Konferensi ini diselenggarakan oleh <i>German Research Foundation´s DFG Initiative SPP 1889 Regional Sea Level Change and Society, Tropical Marine Research (ZMT, Germany), University of Bremen (Germany) </i>dan <i>Centre for Strategic and Global Studies at Universitas Indonesia</i>. </div><div><br /></div><div>Konferensi bertujuan untuk mengeksplorasi beragam gagasan transkultural mengenai hidup di tanah dan air pada saat yang sama, khususnya di seluruh heterogenitas ruang kota.</div><div><br /></div><div>Konferensi yang berlangsung selama tiga hari ini, terbagi menjadi sembilan panel, yaitu:</div><div><br /></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS33gT36cH9dAO0C-TNdrOznFPLQ-9guNcTqIBB_V6vb_rur22eAPPaVZxRz8EmwXW_85RSenVnmF_82BiOgG8qKCiJCsGf2N-p4cs84tPFEqLLB19pudR_NPmim6o4zrdNU51kPE_kLKRKIrCkibS5P9zufV9tPEDV0u-NG_lRhubYCnUE3h-vfGd3Bbe/s2000/BU2.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS33gT36cH9dAO0C-TNdrOznFPLQ-9guNcTqIBB_V6vb_rur22eAPPaVZxRz8EmwXW_85RSenVnmF_82BiOgG8qKCiJCsGf2N-p4cs84tPFEqLLB19pudR_NPmim6o4zrdNU51kPE_kLKRKIrCkibS5P9zufV9tPEDV0u-NG_lRhubYCnUE3h-vfGd3Bbe/w200-h150/BU2.JPG" width="200" /></a></div>Hari Pertama (11/9):</b></div><div><i>Panel 1: Historicising and Pluralising Coastal Urbanity</i></div><div><i>Panel 2: Urbanising Oceans: Beyond Dry/Wet Dualisms</i></div><div><br /></div><div><b>Hari Kedua (12/9):</b></div><div><i>Panel 3: Coastal Justice and Kampung Lifeworlds</i></div><div><i>Panel 4: Rethinking Disaster beyond the Urban-Rural Divide</i></div><div><i>Panel 5: Placemaking: Flows and Fixities </i></div><div><i>Panel 6: The Buoyant City: New Materialities and the Vernacular-Modern</i></div><div><br /></div><div><b>Hari Ketiga (13/9):</b></div><div><i>Panel 7: City-making and More-than-Human Entanglements</i></div><div><i>Panel 8: Politics, Ecologies, Infrastructures</i></div><div><i>Panel 9: Contested Histories and Knowledges</i></div><div><i>Panel 10: Land Subsidence amid Uneven Urbanization</i></div><div><br /></div><div>IKAMaT yang diwakili oleh Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama) menyampaikan materi pada Panel 9 dengan judul Pengembangan<i> Mangrove Education Center of KeSEMaT </i>(MECoK) Ecopark sebagai Ekoeduwisata Mangrove Berbasis Kolaboratif di <i>Marine Science Techno Park</i> (MSTP) Universitas Diponegoro (UNDIP), Desa Teluk Awur, Jepara.</div><div><br /></div><div>Ganis menjelaskan proses pengembangan dan penyusunan skema proyek kolaboratif di MECoK yang dilakukan oleh KeSEMaT, sejak tahun 2001 hingga sekarang. MECoK merupakan salah satu arboretum mangrove pertama di Indonesia yang berada di wilayah administratif pemerintah Kabupaten Jepara, tepatnya di wilayah kerja MSTP UNDIP. </div><div><br /></div><div>"Pertama kali MECoK didirikan oleh KeSEMaT, konsepnya hanya untuk sarana edukasi bagi mahasiswa Ilmu Kelautan, khususnya organisasi kemahasiswaan KeSEMaT dalam praktik di lapangan mengenai identifikasi, metode penelitian, teknik rehabilitasi, pembibitan dan kampanye rehabilitasi dan konservasi mangrove serta hal-hal lain, yang masih berkaitan dengannya. Namun demikian, konsep ini akhirnya berkembang menjadi skema besar pembangunan ekowisata mangrove di Jepara," jelas Ganis. </div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Csppeezzb9TfuAAjNA6hgVEWRCXWKf-x4kDigZqN_xj0AX3bbxdE9mAfnzOHACBYSK9hB4uWNdJVRq12stpWuJjJBWZVZ07_mY1DvnucfRgWjOwrvL-NBlB_CexEQyIpbA03m1av6EAxrT2vF0R9_5SlNgJMgyqeNED8BYAX5l812g9MKlCBW-fK4XFO/s2000/BU3.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Csppeezzb9TfuAAjNA6hgVEWRCXWKf-x4kDigZqN_xj0AX3bbxdE9mAfnzOHACBYSK9hB4uWNdJVRq12stpWuJjJBWZVZ07_mY1DvnucfRgWjOwrvL-NBlB_CexEQyIpbA03m1av6EAxrT2vF0R9_5SlNgJMgyqeNED8BYAX5l812g9MKlCBW-fK4XFO/w200-h150/BU3.JPG" width="200" /></a></div>Ganis menambahkan bahwa sejak tahun 2001 hingga sekarang, KeSEMaT sudah bekerja sama dengan ratusan lembaga untuk mengerjakan beragam proyek mangrove kolaboratif di MECoK, mulai dari pembibitan, penanaman, pemantauan dan penelitian mangrove. Saat ini, MECoK memiliki total 34 jenis mangrove yang terdiri dari 5 jenis mangrove mayor, 4 jenis mangrove minor dan 25 jenis mangrove asosiasi. </div><div><br /></div><div>Pada tahun 2023, MECoK juga sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang sebagai sebuah ekowisata mangrove yang dilengkapi dengan infrastruktur museum mangrove, <i>smart garden</i>, <i>rain garden</i>, <i>transformative learning</i>, toilet pintar, <i>solar tree</i> dan lain-lain.</div><div><br /></div><div>Konferensi ini membuka lebar jaringan informasi mengenai kondisi terkini di berbagai wilayah, baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya mengenai kendala yang dihadapi, permasalahan politik, dampak perubahan iklim dan cara mengatasinya, respon masyarakat dengan situasi yang terjadi, langkah dan kebijakan yang dilakukan, kompromi masyarakat terhadap pilihan dan banyak hal lain yang masih berkaitan dengan situasi kawasan pesisir saat ini.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan selama tiga hari, mulai dari pagi hingga sore ini, berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan penyerahan sertifikat, foto dan makan malam bersama. (GRE/ADM).</div></div><div><br /></div><div>(<b>Sumber foto</b>: Muhamad Yusril Azra).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-13121704144743461202023-10-05T18:15:00.027-07:002023-10-05T19:31:07.063-07:00Jajaki Kerja Sama Pengelolaan Mangrove di Indonesia, Lindungi Hutan Temui IKAMaT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5oV_AoZnddKKk_4I-7MSFnLbs6euSYgL1u6sJ27el3tzafsrINrhewN3dNuSjiOTnMt3vweRQEH_KobEI8_c9ziiOAFhXKBHImJG_gXB3E9GdicjK85Jp8z5djUvRWpcP177184ww0_meFJgdSRsO9sBvYaQY1umlo79dOrE-N5un9G9nGZsmhTg_T5_o/s2000/LH.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5oV_AoZnddKKk_4I-7MSFnLbs6euSYgL1u6sJ27el3tzafsrINrhewN3dNuSjiOTnMt3vweRQEH_KobEI8_c9ziiOAFhXKBHImJG_gXB3E9GdicjK85Jp8z5djUvRWpcP177184ww0_meFJgdSRsO9sBvYaQY1umlo79dOrE-N5un9G9nGZsmhTg_T5_o/w200-h150/LH.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. Lindungi Hutan (LH), sebuah platform penggalangan dana <i>online</i> untuk konservasi hutan dan lingkungan telah melakukan pertemuan dengan IKAMaT dalam rangka silaturahmi dan penjajakan kerja sama program pelestarian hutan mangrove di Indonesia. (24/08/23).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Pada kesempatan ini, LH menggali informasi seputar proyek pengelolaan mangrove yang dilakukan IKAMaT di Indonesia, berikut skema platform penebusan karbon dan pendampingan penanaman dan pemantauan mangrove yang dimiliki IKAMaT, yaitu Mangrove Tag.</div><div><br /></div><div>LH disambut langsung oleh jajaran direksi IKAMaT yang menjelaskan mengenai skema Mangrove Tag yang merupakan patroli penanaman dan pemantauan mangrove dengan jargon Tanam dan Pantau Mangrove Kita!<div><div><br /></div><div>"Platform kami ini memiliki skema pendampingan penanaman, pemantauan dan penghitungan karbon dan penyediaan lahan penanaman mangrove," kata Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama). "Mangrove Tag juga berbasis dukungan mitra kerja Mangrove Tag dan afiliasi mangrovenya, yang melakukan kerja sama penanaman dan pemantauan mangrove di lahan mitra Mangrove Tag. Kami memantau jumlah bibit mangrove tertanam, persentase kelulushidupan, estimasi luas lahan yang sudah tertanam dan potensi simpanan karbonnya," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>LH juga menanyakan mengenai metode meningkatkan persentase kelulushidupan bibit mangrove yang sudah ditanam. Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menjelaskan bahwa kesuksesan program penanaman dan pemantauan bibit mangrove dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya hidro-oseanografi.</div><div><br /></div><div>“Banyak parameter yang perlu diperhatikan dalam persiapan program penanaman dan pemantauan mangrove. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kondisi pasang surut dan gelombang laut," ujar Bagus. "Kondisi pasang surut akan berpengaruh pada kesuksesan pertumbuhan bibit mangrove karena berkaitan dengan suplai salinitas air, sedangkan gelombang laut bisa menjadi salah satu ancaman mengingat gelombang besar dapat menyebabkan hanyutnya bibit mangrove yang ditanam,” ujarnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Pada saat diskusi, IKAMaT juga menanyakan berbagai program yang sudah dilakukan oleh LH dalam rangka pelestarian hutan mangrove di Indonesia. Kedepan, diharapkan akan terbuka kerja sama antara IKAMaT dengan LH dalam rangka pelestarian hutan mangrove di Indonesia.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai pada pukul 14.00 - 16.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan foto bersama. (BRDA/ADM).</div></div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-59530061527902053902023-09-14T22:50:00.012-07:002023-09-15T00:17:03.623-07:00Lowongan Kerja Staf Manajer Humas dan Lapangan IKAMaT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjty0hnby7iMbtSkHz2cNWHNZnuOUKJGxG5rKKHINrJJjNTrmACdZLimBHaobU45v1IuM-PS3vL9dV4Zs2hXYANFn_cmq1wUnXExwfx1bqZxbYFEe_qiwRUHwy7DU7zDVRWITastDNGrQGgQRrhaDx4eWI8Lf7B3cy1Aqe5DgaG6vbEUYUIxU6JYwZYzMY7/s4724/HIRING%202.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3544" data-original-width="4724" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjty0hnby7iMbtSkHz2cNWHNZnuOUKJGxG5rKKHINrJJjNTrmACdZLimBHaobU45v1IuM-PS3vL9dV4Zs2hXYANFn_cmq1wUnXExwfx1bqZxbYFEe_qiwRUHwy7DU7zDVRWITastDNGrQGgQRrhaDx4eWI8Lf7B3cy1Aqe5DgaG6vbEUYUIxU6JYwZYzMY7/w200-h150/HIRING%202.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT adalah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ekosistem mangrove dan mewujudkan kemakmuran masyarakat di kawasan pesisir. IKAMaT melalui program rekrutmennya, saat ini membuka lowongan kerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dengan kualifikasi sebagai berikut: <div><br /></div><div><b><span><a name='more'></a></span>Posisi yang ditawarkan:</b></div><div>Staf Manajer Humas dan Lapangan.</div><div><br /></div><div><b>Deskripsi pekerjaan:</b></div><div>1. Bertanggung jawab terhadap segala pekerjaan di lapangan.</div><div>2. Menyusun reportase kegiatan dan proyek.</div><div>3. Menyusun laporan pemantauan yang terdiri dari laporan monitoring dan evaluasi dan penyulaman mangrove.</div><div>4. Menjalin hubungan yang baik dengan mitra kerja di lapangan.</div><div>5. Berkoordinasi langsung dengan kelompok tani mangrove di lapangan.</div><div><br /></div><div><b>Fasilitas dan gaji:</b></div><div>1. Gaji pokok.</div><div>2. Tunjangan.</div><div>3. BPJS Ketenagakerjaan.</div><div><br /></div><div><b>Penempatan kerja:</b></div><div>1. Semarang, Jawa Tengah.</div><div>2. Brebes, Jawa Tengah.</div><div>3. Banten, Banten.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIdNv0kJM_0IOozTom-ZACaseKHSU0mKTkEjapGroU_q6UNCmyUU7HBkkD1H1Ff4NFUc2gdDAkHy0TRhJy3EJZf_drlo9DqAERcZkiHcGT97nhIJIJgrlpieOoL7tsWp8gWXbGzRo-CveRHOiWaaQa-_a4T3_vPhaQRx1CFGAzTusIKCbbCm5hcLRjADR9/s2000/HIRING%201.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIdNv0kJM_0IOozTom-ZACaseKHSU0mKTkEjapGroU_q6UNCmyUU7HBkkD1H1Ff4NFUc2gdDAkHy0TRhJy3EJZf_drlo9DqAERcZkiHcGT97nhIJIJgrlpieOoL7tsWp8gWXbGzRo-CveRHOiWaaQa-_a4T3_vPhaQRx1CFGAzTusIKCbbCm5hcLRjADR9/w200-h150/HIRING%201.jpg" width="200" /></a></div><b>Persyaratan umum:</b></div><div>1. Pria/wanita, usia minimal 20 tahun.</div><div>2. Pendidikan S1 Ilmu Kelautan atau Oseanografi.</div><div>3. Memiliki pengetahuan dasar mengenai ekosistem mangrove.</div><div>4. Berpengalaman bekerja sama dengan masyarakat pesisir.</div><div>5. Mempunyai pemahaman dan ketertarikan dengan aspek pengembangan pemberdayaan masyarakat pesisir.</div><div>6. Memiliki kemampuan komunikasi interaktif dengan berbagai pihak.</div><div>7. Memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dengan kondisi di lingkungan pesisir.</div><div>8. Memiliki kemampuan dalam menganalisis masalah dan mengelola manajemen konflik di lingkungan pesisir.</div><div><br /></div><div><b>Kelengkapan berkas lamaran:</b></div><div>1. Surat lamaran dan daftar riwayat hidup.</div><div>2. <i>Scan </i>ijazah dan transkrip nilai.</div><div>3. <i>Scan </i>KTP dan pas foto ukuran 4 x 6.</div><div>4. Nomor <i>WhatsApp</i> dan <i>email.</i></div><div><br /></div><div><b>Cara melamar:</b></div><div>Kirimkan kelengkapan berkas lamaran ke email: yayasanikamat@gmail.com dengan Subjek: Rekrutmen IKAMaT.</div><div><br /></div><div><b>Batas lamaran:</b></div><div>30 September 2023.</div><div><br /></div><div><b>Perhatian:</b></div><div>1. Hanya pelamar yang memenuhi kualifikasi yang akan diproses.</div><div>2. Hanya pelamar yang sesuai dengan kriteria di atas yang akan dipanggil untuk wawancara.</div><div>3. Jadwal wawancara akan diberitahukan melalui <i>email.</i></div><div>4. Bagi para pelamar yang baru lulus, ijazah dapat disusulkan dengan melampirkan Surat Keterangan Lulus.</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-17079274898353572552023-09-13T01:43:00.041-07:002023-09-13T20:57:22.984-07:00Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, IKAMaT dan PT Argo Manunggal Triasta Jajaki Kerja Sama Penanaman dan Pemantauan Mangrove di SMC Jateng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdK4Hn7eDaKKvsG8DrOn9if4DCGM_3x7VNyS-e7_B9T0IJlv9Vzcjn-mXk3K3HHB1Gi1VKRCDxYdljyYWYt6kW7caQG6oaipwfaMIF2shAWQg8ZWtBGRskpMUAGkbs1TRsXik-0j7JpyYV5mjFi9UJe_KfBEGlbWu4UB7tMGlW1wkGNsmJ0fYU4Sbp1UXG/s2000/TRIASTA1.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1495" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdK4Hn7eDaKKvsG8DrOn9if4DCGM_3x7VNyS-e7_B9T0IJlv9Vzcjn-mXk3K3HHB1Gi1VKRCDxYdljyYWYt6kW7caQG6oaipwfaMIF2shAWQg8ZWtBGRskpMUAGkbs1TRsXik-0j7JpyYV5mjFi9UJe_KfBEGlbWu4UB7tMGlW1wkGNsmJ0fYU4Sbp1UXG/w200-h149/TRIASTA1.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. PT Argo Manunggal Triasta (AMT), sebuah perusahaan yang memproduksi tekstil, telah melakukan rapat koordinasi dengan IKAMaT dengan tujuan untuk menjalin kerja sama pendampingan penanaman dan pemantauan mangrove untuk menghapus jejak emisi karbon di bumi dan mencegah abrasi pantai di kawasan <i>Semarang Mangrove Center</i> (SMC) Jawa Tengah (Jateng). (8/8/23).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Pihak AMT mengatakan bahwa kegiatan ini, sekaligus sebagai kontribusi mereka dalam ikut merayakan Hari Konservasi Alam Nasional yang bertajuk <i>10.000 Pcs Garment = 1 Pohon. </i>Sebelumnya, AMT juga sudah pernah mengadakan kegiatan penanaman mangrove di Tangerang. Kali ini, mereka ingin berkegiatan di Semarang.</div><div><br /></div><div>Bagus R. D. Angga (Direktur Program) mengapresiasi AMT yang berniat berkontribusi untuk pelestaran hutan mangrove dengan tujuan untuk menghapus jejak emisi karbon di bumi, mencegah abrasi pantai dan intrusi air laut ke darat dan mengurangi dampak krisis iklim lainnya yang menyebabkan pemanasan global. </div><div><br /></div><div>"Kegiatan pendampingan penanaman dan pemantauan mangrove yang kami lakukan kepada mitra kerja kami di SMC Jateng memiliki persentase kelulushidupan rata-rata 70%," kata Bagus. "Ini lumayan tinggi, mengingat mangrove tumbuh pada lingkungan yang sangat dinamis. Dengan program pemantauan yang terus kami lakukan di platform Mangrove Tag, kami berupaya agar kelulushidupannya tetap optimal," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Rapat koordinasi di Sekretariat IKAMaT dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke SMC Jateng untuk melihat lokasi penanaman dan pemantauan mangrove yang rencananya akan dikerjasamakan beberapa waktu mendatang. Keseluruhan kegiatan yang dimulai dari pukul 10.00 - 14.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar, yang ditutup dengan beberapa kesimpulan dan rekomendasi untuk kerja sama kedepan. (BRDA/ADM).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-7058137530959599692023-09-12T20:46:00.025-07:002023-09-13T20:44:05.432-07:00Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, IKAMaT dan ATR/BPN Kanwil Jateng Jajaki Kerja Sama Penanaman dan Pemantauan Mangrove<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ7EheeqHBiVEu5bYPNNmxzqSxt0YTVC9GDIjnosPQaH-iYt5xVZavexzTbCFLH6G8kg1H0xwKNniC8Ak68b9k7oyoeQ2M1n1dHq1ImjkG_nlAICWhnRE8G95JfsBBGbKFAUb8jFHPK9fMk3zwmtu3qutZH_elNy5HUoc5Sb5LKf2uHsSOBozHBQ6roYgz/s2000/ATR1.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ7EheeqHBiVEu5bYPNNmxzqSxt0YTVC9GDIjnosPQaH-iYt5xVZavexzTbCFLH6G8kg1H0xwKNniC8Ak68b9k7oyoeQ2M1n1dHq1ImjkG_nlAICWhnRE8G95JfsBBGbKFAUb8jFHPK9fMk3zwmtu3qutZH_elNy5HUoc5Sb5LKf2uHsSOBozHBQ6roYgz/w200-h150/ATR1.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT dan Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengadakan pertemuan dalam rangka penjajakan pembahasan kerja sama proyek penanaman dan pemantauan mangrove di <i>Semarang Mangrove Center</i> (SMC) Jateng. Pertemuan yang dilakukan di Kanwil ATR/BPN Provinsi Jateng ini, membahas mengenai teknis kerja sama dan penyampaian program kerja dari masing-masing lembaga. (7/9/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Catur Wicaksono (ATR/BPN) menjelaskan bahwa pihaknya berencana akan melakukan agenda penanaman dan pemantauan mangrove yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2023.</div><div><br /></div><div>“Kegiatan HANTARU selalu kami lakukan di setiap tahun. Untuk tahun ini, kami memilih program penanaman dan pemantauan 1.000 mangrove,” kata Catur. “Saya harap, kami bisa bekerja sama dengan IKAMaT dengan platformnya, yaitu Mangrove Tag untuk melakukan kegiatan di SMC Jateng,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Manajer Humas dan Lapangan) menjelaskan mengenai skema penanaman dan pemantauan mangrove dari Mangrove Tag yang selama ini sudah banyak dikerjasamakan dengan mitra kerja IKAMaT.</div><div><br /></div><div>Skema Mangrove Tag tidak hanya untuk program penanaman mangrove saja, melainkan wajib memantau. Program pemantauannya sendiri terdiri dari dua skema, yaitu monitoring dan evaluasi dan penyulaman mangrove. Hal ini dilakukan, agar persentase kelulushidupan bibit mangrove yang sudah ditanam akan mendapatkan hasil yang optimal. </div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH77aavP4pb38Pe7wgqZGhRR-LHFS23t6AvZSufTWf9owZSzIXsJRm_CdQf3Lz2N0pC_FQcFnXHpEnBz4QTEgCc0IOB5gxkUEBUPx9TKIjSkANll77KNJEF0i_OOeJPfuPRMrlo3a-mz_d5cQIwou0MXskgcg3WY5sZByO2tnyFw2afDPVS1K04tonRk6u/s2000/ATR2.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1496" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH77aavP4pb38Pe7wgqZGhRR-LHFS23t6AvZSufTWf9owZSzIXsJRm_CdQf3Lz2N0pC_FQcFnXHpEnBz4QTEgCc0IOB5gxkUEBUPx9TKIjSkANll77KNJEF0i_OOeJPfuPRMrlo3a-mz_d5cQIwou0MXskgcg3WY5sZByO2tnyFw2afDPVS1K04tonRk6u/w200-h149/ATR2.jpg" width="200" /></a></div>“Skema penanaman dan pemantauan kami, mewajibkan memantau pertumbuhan mangrove di tiga bulan pertama," sebut Paspha. "Kami akan memastikan bahwa bibit mangrove yang ditanam tumbuh dengan baik, sehingga selain dapat mencegah abrasi pantai, juga bisa menghapus jejak emisi karbon di bumi," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Kegiatan dilanjutkan dengan survei lokasi ke SMC Jateng untuk melihat kondisi lapangan dan ketersediaan lahan penanaman dan pemantauan mangrove.</div><div><br /></div><div>Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan) mengatakan bahwa SMC Jateng merupakan pusat implementasi kegiatan mangrove IKAMaT. Selain melakukan penanaman dan pemantauan mangrove, afiliasi mangrove IKAMaT, yaitu KeSEMaT juga mengembangkan produk olahan bukan kayu bersama dengan tiga warga binaannya.</div><div><br /></div><div>“Kegiatan di SMC Jateng bukan hanya berfokus pada pembibitan, penanaman dan pemantauan mangrove saja, melainkan juga pemberdayaan masyarakat dengan mengolah produk olahan mangrove, seperti batik, jajanan dan kopi mangrove. Bahkan kami juga sedang mengembangkan ekowisata mangrove di sini,” kata Bambang.</div><div><br /></div><div>Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.00 - 14.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa kesepakatan dan rencana kemungkinan kerja sama di masa depan. (ADM/BJL).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-85143606839975843972023-09-10T21:17:00.026-07:002023-09-11T01:25:01.551-07:00Gali Informasi Proyek Restorasi Mangrove di Indonesia, Mahasiswa HZ University of Applied Sciences Belanda Temui IKAMaT dan KeSEMaT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJb0NXl125KCl_E6ZfkJUUgL7FuSTaad-WzMLKn6JDG0u23vDYXDn0zV_4xzPG8dLC-sdErapUHCevk5jobTLujt4fgH4HwNIGdr6g_0kFsSuZMPsNakBP9PqONTymHiDbLPB6yRiTNdVe84QCPBufPv15qivKzaKKnUrT6H8rzn4bNNRgIGySmUgqAU9A/s2000/HZ2.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJb0NXl125KCl_E6ZfkJUUgL7FuSTaad-WzMLKn6JDG0u23vDYXDn0zV_4xzPG8dLC-sdErapUHCevk5jobTLujt4fgH4HwNIGdr6g_0kFsSuZMPsNakBP9PqONTymHiDbLPB6yRiTNdVe84QCPBufPv15qivKzaKKnUrT6H8rzn4bNNRgIGySmUgqAU9A/w200-h150/HZ2.jpeg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali menerima kunjungan mahasiswa S2 dari luar negeri, yaitu Linna Sakina (<i>Water Management Student Majoring in Delta Management and Spatial Planning and Design</i>) dan Luuk Zijlstra (<i>Civil Engineering Student</i>) dari <i>HZ University of Applied Sciences</i>, Belanda. Keduanya tertarik untuk menggali informasi mengenai proyek restorasi mangrove di Indonesia dengan cara melakukan wawancara seputar proyek mangrove yang akan, sedang dan sudah dilakukan IKAMaT, KeSEMaT bersama dengan afiliasi mangrovenya. (16/8/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>"Kami sedang mengerjakan proyek yang berkaitan dengan restorasi mangrove di Indonesia. Kami sudah mengunjungi beberapa pemangku kepentingan di berbagai daerah di Jawa dan mewawancarai mereka tentang proyek-proyek mereka yang berkaitan dengan restorasi dan pengembangan mangrove," kata Luuk. "Pada akhirnya, kami juga menemui IKAMaT dan KeSEMaT yang memang sudah berpengalaman dalam melakukan upaya restorasi mangrove di Indonesia. Kami akan membuat film dokumenter pendek dengan materi yang telah kami kumpulkan," lanjutnya. </div><div><br /></div><div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPcJCQ7hrI_Ca0a-WHJjbTGHAH26EeCxI6z5WU_pRCJ5SzXTDQZeW5cuSc2ZNXi1ilkH_QZUvnYifZseQ2riSirRNnTmejE4X7HsHQCcYvnUF_zouIJjANXdqPkq6M4PG2LndgZ4ejWf4vZOsOmJdRtvpqkBEltq3fSkONI8DwhxTbcAe4X7bYKy1JGC38/s2000/HZ1.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1501" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPcJCQ7hrI_Ca0a-WHJjbTGHAH26EeCxI6z5WU_pRCJ5SzXTDQZeW5cuSc2ZNXi1ilkH_QZUvnYifZseQ2riSirRNnTmejE4X7HsHQCcYvnUF_zouIJjANXdqPkq6M4PG2LndgZ4ejWf4vZOsOmJdRtvpqkBEltq3fSkONI8DwhxTbcAe4X7bYKy1JGC38/w200-h150/HZ1.jpeg" width="200" /></a></div>Bagus R. D. Angga (Direktur Program) menjelaskan bahwa IKAMaT dan KeSEMaT berkomitmen untuk membantu masyarakat pesisir di Indonesia yang terkena dampak akibat dari kerusakan hutan mangrove yang sudah terjadi. Dengan skema konservasi dan adaptasi, maka IKAMaT dan KeSEMaT berupaya merestorasi mangrove untuk menghapus jejak emisi karbon di bumi dan memberdayakan masyarakat dengan aneka olahan mangrove bukan kayu untuk meningkatkan mata pencaharian mereka.</div><div><br /></div><div>"Kami memiliki dua lokasi yang kami jadikan ekowisata mangrove, yaitu MECoK Ecopark di Jepara dan SMC Jateng di Semarang. Kedua lokasi tersebut, bersama dengan puluhan lokasi lainnya di seluruh Indonesia, kami kerja samakan dengan mitra kami untuk dijadikan lokasi penghapusan emisi karbon di bumi," kata Agape Lista Anthoni (Presiden KeSEMaT), "Selain itu, tiga warga binaan kami di SMC Jateng yang mengolah jajanan, batik dan kopi mangrove, adalah upaya kami dalam membantu warga pesisir Semarang dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan mangrovenya yang kondisinya sangat tidak menguntungkan," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Linna dan Luuk tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada IKAMaT dan KeSEMaT yang sudah membantu mereka dalam upaya penggalian infoirmasi mengenai proyek restorasi mangrove di Indonesia, sembari menginformasikan mengenai suasana perkuliahan mereka di Belanda. </div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai dari pukul 14.00 - 16.00 WIB di Sekretariat IKAMaT ini, berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan foto bersama. (BRDA/AP/ADM).</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-58436517678582232142023-09-04T22:02:00.028-07:002023-09-05T02:21:32.353-07:00Belajar Pemberdayaan Masyarakat, Produk Olahan dan Manajemen Pengelolaan Mangrove, Yayasan Planet Urgensi Indonesia Studi Banding ke Area Kerja IKAMaT di SMC Jateng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAOSC7aaeNMNPlDqCkMAofeREq7yAX0tL8upi_Ozrbtl-4fatO4Fi5ZTuX3qSlJ6Ge6klmlyQLdspH-dLd6VB5AeWsqc8aIu4xpzm3PQoyY7PAPyuyqnw7QsizZrTiIJeARV7SlxpeWWb_qQ_LtHJUbzs6XHHQsMLkBfWBiUKzg5iR2Eshj4-Qco2lVc1U/s2000/Y2.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAOSC7aaeNMNPlDqCkMAofeREq7yAX0tL8upi_Ozrbtl-4fatO4Fi5ZTuX3qSlJ6Ge6klmlyQLdspH-dLd6VB5AeWsqc8aIu4xpzm3PQoyY7PAPyuyqnw7QsizZrTiIJeARV7SlxpeWWb_qQ_LtHJUbzs6XHHQsMLkBfWBiUKzg5iR2Eshj4-Qco2lVc1U/w200-h150/Y2.JPG" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali menerima kegiatan studi banding mitra kerjanya, kali ini dari Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) Samarinda, Kalimantan Timur. YPUI merupakan yayasan yang fokus bekerja pada isu lingkungan hidup berkelanjutan, salah satunya ekosistem mangrove.
Tujuan dari kegiatan ini adalah, YPUI ingin belajar manajemen IKAMaT dalam melakukan pengelolaan mangrove dan pemberdayaan masyarakatnya di kawasan pesisir <i>Semarang Mangrove Center </i>(SMC) Jawa Tengah (Jateng), berikut kunjungan ke warga binaan KeSEMaT yang mengolah aneka olahan berbahan dasar bukan kayu, yaitu jajanan, batik dan kopi mangrove. (8-9/8/2023).<div><br /><div><span><a name='more'></a></span><b>Kunjungan ke Lokasi Pembibitan, Penanaman dan Pemantauan Mangrove</b></div><div>Hari pertama, IKAMaT mendampingi YPUI berkunjung ke SMC Jateng untuk melihat kebun persemaian dan pembibitan mangrove, berikut lokasi penanaman dan pemantauannya. Rombongan juga melakukan studi banding ke warga binaan KeSEMaT, yang mengolah batik, jajanan dan kopi mangrove berlabel Mas Bamat, Mbak Jamat dan Kopi Arjuna.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSPHnWxA9dv7XHeDUWzuvAm-R-k490VEYOToByWqf3TQgKcVJsV62FUSbEMpVKw7AAmDf9vUJSUEHPZK6xvjTdxSAg6hb-57lkDr-XlgHxrElP_e8AxNTwX5qcS8x2_5Bmdfw9Br2XbjrvYwzuRltb8cy1WVhK50g45i4VTV--VvIjU75bIaLgqKaG60qp/s2000/Y3.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1502" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSPHnWxA9dv7XHeDUWzuvAm-R-k490VEYOToByWqf3TQgKcVJsV62FUSbEMpVKw7AAmDf9vUJSUEHPZK6xvjTdxSAg6hb-57lkDr-XlgHxrElP_e8AxNTwX5qcS8x2_5Bmdfw9Br2XbjrvYwzuRltb8cy1WVhK50g45i4VTV--VvIjU75bIaLgqKaG60qp/w200-h150/Y3.jpg" width="200" /></a></div>Anwar Nuardi (Ketua Kelompok Ngebruk Lestari - KENARI) membagikan pengalamannya selama bekerja sama dengan IKAMaT dan KeSEMaT dalam hal pembibitan, penanaman dan pemantauan mangrove, yang dilakukannya di SMC Jateng kepada YPUI.</div><div><br /></div><div>“Pembibitan mangrove di SMC Jateng kami lakukan secara alami, dengan cara menggunakan pohon indukan sebagai naungannya. Penyiramannya juga alami, hanya mengandalkan pasang surut air laut,” jelas Anwar. “Kami juga memantau pertumbuhan bibit mangrove dari serangan hama serangga dan kepiting,” jelasnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Anwar menambahkan bahwa penanaman mangrove dapat dilakukan di pematang tambak maupun di hamparan dekat pantai. Penanaman mangrove di pematang tambak dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat tanah pematang. Selain itu, mangrove yang tumbuh di pinggir tambak juga akan dapat memberikan manfaat lain, seperti tempat memijah, mencari makan dan hidup biota laut.</div><div><b><br /></b></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2z0Dpg6-HYDxRVJ_JomQMZEVkZ7Mpu5Oe5PqiJuZJ6DX4IxBjp3TYWpmTCP5L6_bjjCJEppdr7JS2uDITeNI_d6ERGFa-yb5JTNyi99LWQwVzHlYtSWzcTixZNoGdxjvvRWUM0DnBbNZiC2DyUeASLEsuxl9RgS8FmDwcaWKmOxScFZhvBTzyrCwNAHRE/s2000/Y4.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1502" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2z0Dpg6-HYDxRVJ_JomQMZEVkZ7Mpu5Oe5PqiJuZJ6DX4IxBjp3TYWpmTCP5L6_bjjCJEppdr7JS2uDITeNI_d6ERGFa-yb5JTNyi99LWQwVzHlYtSWzcTixZNoGdxjvvRWUM0DnBbNZiC2DyUeASLEsuxl9RgS8FmDwcaWKmOxScFZhvBTzyrCwNAHRE/w200-h150/Y4.jpg" width="200" /></a></div><b>Melihat Batik, Mencicipi Jajanan, Cendol dan Kopi Mangrove</b></div><div>Selepas berkunjung ke Anwar, rombongan menemui Mufidah (Ketua Kelompok Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita) untuk mengetahui skema pembedayaan masyarakat yang dilakukan oleh IKAMaT dan KeSEMaT dalam hal memanfaatkan mangrove dari sisi ekonomi, untuk bahan pangan dan pewarna batik.</div><div><br /></div><div>Mufidah berbagi pengalamannya dalam mengolah jajanan dan batik dari mangrove, sejak tahun 2012. YPUI terlihat antusias pada saat mendengarkan penjelasan mengenai hal tersebut, sembari mencicipi kerupuk dan cendol mangrove yang dihidangkan.</div><div><br /></div><div>“Jajanan ini berasal dari tepung buah mangrove dari jenis Lindur. Kami rendam dan cuci bersih untuk menghilangkan rasa pahitnya, kemudian kami giling untuk mendapatkan tepungnya,” terang Mufidah. “Tepung mangrove ini bisa diolah menjadi cendol, kerupuk, stik, bolu mangrove dan lain-lain, kemudian kami jual. Untuk batik, kami menggunakan propagul mangrove yang busuk dan telah jatuh ke tanah. Kami rebus propagul itu, kemudian kami jadikan pewarna alami dari mangrove,” terangnya lebih lanjut.</div><div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-_v6ciS6qo-_jvVTE-Ks8QlGWyWty-rAIf3rU05Hyat0mKrgJ_7e0NWk6YldbMCSmzR_R4ecvQcgnBZoh5UkhNkbdIt9eMbexF7cuJYMCgFAK3by8FNiZjDpGYHoA4F7PDAL3ZsYBzHOtNJl6QuR69__-vWMoQAtSP13GOfTyZblTNYyGD-UQXPoQJ6UY/s2000/Y5.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1501" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-_v6ciS6qo-_jvVTE-Ks8QlGWyWty-rAIf3rU05Hyat0mKrgJ_7e0NWk6YldbMCSmzR_R4ecvQcgnBZoh5UkhNkbdIt9eMbexF7cuJYMCgFAK3by8FNiZjDpGYHoA4F7PDAL3ZsYBzHOtNJl6QuR69__-vWMoQAtSP13GOfTyZblTNYyGD-UQXPoQJ6UY/w200-h150/Y5.jpg" width="200" /></a></div></div><div>Kunjungan dilanjutkan ke kediaman Ferry Agung Istiasmara (Ketua Kelompok Arjuna Berdikari) yang mengolah kopi mangrove. Ferry menyampaikan bahwa kopi mangrove yang diolah bersama dengan kelompoknya merupakan minuman kopi yang beraasl dari campuran serbuk kopi Robusta yang ditambahkan dengan serbuk mangrove dari buah mangrove jenis Rhizophora, dengan perbandingan 1:1.</div><div>“Lebih enak diminum tanpa gula agar lebih terasa keunikannya. Kopi mangrove kami, cocok sekali untuk menambah vitalitas pria. Makanya, sering disebut sebagai kopi malam Jumat,” tutur Ferry.</div><div><br /></div><div>Vivit Havita (<i>Environmental Education and Campaign Officer YPUI</i>) menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan ketiga produk olahan dari mangrove tersebut di Kalimantan Timur, mengingat prospek kedepannya yang sangat cerah.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcLwYdqw_7ErRRoWUE_ZYFr0NcaT6qwm8ANrnt4ji8DiJojtgFg_bJL-IQNS1MyfbYyaFm02xQbSMghFPbrZ5BqvJ88tIZ6KS_KgKpORiTQOsCjjvW6MIy3YEaSHGnIL3els9HMF6mt1SLiYdyshifo9i2dSCQsN7ndO6rMtfURJDLxq6qIudWIy7m0S1s/s2000/Y7.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcLwYdqw_7ErRRoWUE_ZYFr0NcaT6qwm8ANrnt4ji8DiJojtgFg_bJL-IQNS1MyfbYyaFm02xQbSMghFPbrZ5BqvJ88tIZ6KS_KgKpORiTQOsCjjvW6MIy3YEaSHGnIL3els9HMF6mt1SLiYdyshifo9i2dSCQsN7ndO6rMtfURJDLxq6qIudWIy7m0S1s/w200-h150/Y7.JPG" width="200" /></a></div>“Kami tertarik mengembangkan kopi, batik dan jajanan mangrove yang sudah dikembangkan oleh warga binaan KeSEMaT di SMC Jateng ini, ke Kalimantan Timur, agar kami juga dapat memperoleh tambahan penghasilan dari budi daya mangrove,” ungkap Vivit.</div><div><br /></div><div>Reonaldus (Direktur YPUI) menyampaikan rasa kagumnya terhadap kegiatan IKAMaT di SMC Jateng, mulai dari pembibitan, penanaman, pemantauan dan pengolahan produk bukan kayu mangrove.</div><div><br /></div><div>“Ada perbedaan wilayah dan budaya antara Jawa Tengah dengan Kalimantan Timur. Tapi, nanti akan kami coba terapkan skema yang sudah kami pelajari dari IKAMaT di SMC Jateng ke Samarinda,” ujar Reonaldus.</div><div><b><br /></b></div><div><b>Berbagi Pengalaman di <i>Focus Group Discussion </i>(FGD)</b></div><div>Hari kedua, IKAMaT dan YPUI bertemu di <i>Teratai Meeting Room, Grasia Hotel</i>, Semarang untuk melakukan FGD, yang dimulai dari pukul 08.00 - 13.00 WIB. FGD menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Aris Priyono (Pendiri KeSEMaT) dan Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama IKAMaT) yang dimoderatori oleh Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Manajer Program dan Lapangan).</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj48FXG0cqJmCDgCWAM75CLo86m-oaOtkKs6XrNzHmDlShGgRpMtDPQAtOunznD3OoZ6JJXSfC_LQxshaGERMN7SlhzfpddIOzDYcCKWHwrn2_a_vQPJbqmz3GlNZ4vk0PSkaTvjX0IOLy_KMIyyLpXSTAnQw3Xy-0fd5gB8C2KxdcqfGdPZ5lLayXRVzZz/s2000/Y8.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj48FXG0cqJmCDgCWAM75CLo86m-oaOtkKs6XrNzHmDlShGgRpMtDPQAtOunznD3OoZ6JJXSfC_LQxshaGERMN7SlhzfpddIOzDYcCKWHwrn2_a_vQPJbqmz3GlNZ4vk0PSkaTvjX0IOLy_KMIyyLpXSTAnQw3Xy-0fd5gB8C2KxdcqfGdPZ5lLayXRVzZz/w200-h150/Y8.jpg" width="200" /></a></div>Acara diawali dengan sambutan-sambutan yang dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh kedua narasumber.</div><div><br /></div><div>Aris menyampaikan materi mengenai pengembangan literasi dan industri mangrove. Aris menjelaskan bahwa kerusakan hutan mangrove di Indonesia disebabkan oleh faktor ekonomi, oleh sebab itu pengembangan literasi dan industri mangrove yang ramah lingkungan harus mulai diinisiasi dan dilakukan. Untuk itulah, Aris kemudian mencoba mewujudkannya dengan pembentukan lembaga mangrove dan produk kreatif mangrove, diantaranya KeSEMaT, IKAMaT, KeMANGTEER, KeMANGI, KeAMaT, Mangrove Tag, Adopsi Mangrove, MANGROVEMAGZ dan lain-lain.</div><div><br /></div><div>“Pergeseran paradigma masyarakat pesisir terhadap mangrove sudah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia," terang Aris. "Sebagai bentuk adaptasi mereka, maka masyarakat pesisir mencoba bertahan di wilayah mereka yang tidak menguntungkan, dengan cara memanfaatkan mangrove sebagai pewarna batik, jajanan dan kopi mangrove untuk menambah penghasilan," terangnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismiBTwjYtvRE79c5lWjNLri8vvN8zU829lswXS6irvkU-DkXH2dZYZQVeRFp_lE5Vx6Qo12fwyubmM8_Gwe3I2wTyZHkkLyhbt3PWKJvAdfkn5Ig4XNAsTKE01GQ8mMIN39M4ZL4izheDXmci_wyoJ5sPXJT4RGd4L7EDS3rrse18cq1WhTy9l5jzpct1/s2000/Y6.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismiBTwjYtvRE79c5lWjNLri8vvN8zU829lswXS6irvkU-DkXH2dZYZQVeRFp_lE5Vx6Qo12fwyubmM8_Gwe3I2wTyZHkkLyhbt3PWKJvAdfkn5Ig4XNAsTKE01GQ8mMIN39M4ZL4izheDXmci_wyoJ5sPXJT4RGd4L7EDS3rrse18cq1WhTy9l5jzpct1/w200-h150/Y6.JPG" width="200" /></a></div>Selanjutnya, Ganis menyampaikan materi mengenai adaptasi masyarakat dalam menghadapi kerusakan pesisir yang diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan tanah, naiknya permukaan laut dan alih-fungsi lahan mangrove.</div><div><br /></div><div>“Pendekatan <i>bottom up</i> kepada masyarakat adalah salah satu cara dalam melakukan adaptasi perubahan iklim untuk mencegah kerusakan pesisir semakin bertambah luas,” jelas Ganis.
“Sebagai contoh, kami pernah mengelola <i>Maroon Mangrove Edu Park</i> atau MMEP di Semarang. MMEP sebelumnya adalah area tambak yang sudah mengalami penurunan produktivitas. Bersama dengan kelompok masyarakat setempat, kami berhasil melakukan transformasi menjadi kawasan ekoeduwisata mangrove yang dapat menjadikannya alternatif pendapatan,” tambahnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVPOLYOtOWgJP463_8QVKb_X8rsNWdP9nJ9iLEdaR8ahWhi2_5OHtwGLwqetDB-e-HN8-ZkdX9nIf5f3dlRY_9ZTfDPb-iShKyZ_frts8Pz-VyrLH8xGlAxdbZTuwPlpLd5WZxtQNSk4zM2M7NrWCpqS2lWokhmYLgH2f2nimcYH588oSHAn0otCHv7Yyg/s2000/Y1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1335" data-original-width="2000" height="134" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVPOLYOtOWgJP463_8QVKb_X8rsNWdP9nJ9iLEdaR8ahWhi2_5OHtwGLwqetDB-e-HN8-ZkdX9nIf5f3dlRY_9ZTfDPb-iShKyZ_frts8Pz-VyrLH8xGlAxdbZTuwPlpLd5WZxtQNSk4zM2M7NrWCpqS2lWokhmYLgH2f2nimcYH588oSHAn0otCHv7Yyg/w200-h134/Y1.JPG" width="200" /></a></div>Selesai pemaparan dari kedua narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi. YPUI menjelaskan mengenai beberapa proyek rehabilitasi mangrove yang sudah mereka kerjakan di Kalimantan Timur, dimana belum terdapat pengembangan mangrove dari sisi ekonomi secara optimal.</div><div><br /></div><div>"Terima kasih kepada YPUI, yang sudah jauh-jauh datang dari Kalimantan Timur ke Semarang," ungkap Bagus R. D. Angga (Direktur Program). "Kami juga banyak belajar dari YPUI dalam proyek pengelolaan mangrove di Kalimantan. Kami mempelajari bahwa budaya di Semarang dan Samarinda sangat berbeda, untuk itulah, hal-hal yang sudah disampaikan oleh YPUI dapat menjadi pelajaran terbaik kami, sebagai referensi pengelolaan mangrove kami di masa mendatang," ungkapnya lebih lanjut. </div><div><br /></div><div>Keseluruhan acara yang berlangsung selama dua hari berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa kesimpulan dan rekomendasi serta foto bersama. (PGMP/BJL/ADM).</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-61841363208097172712023-08-20T17:47:00.021-07:002023-08-20T20:43:38.591-07:00Riset Mikroplastik di Mangrove, Mahasiswa Teknik Kimia UNDIP Temui IKAMaT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhywm-3c8t73U5Zr-pLcJiEAoqGyxWi7A_pyeuKN7XUjKtsMpziVSFYjvyi8LQ_PHcC1m8rvfaiV8frTpzuSnXZdB4TckDV4Bw8EzFMAQKESsiwT_mm5UqbMLbyvXrfKXaQ1XD4bGhubOPj53XlB2rujTPkDJGo5acWJB4bFb93Zs0_dBJ4310u_V_V63-u/s2000/TEKKIM.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1502" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhywm-3c8t73U5Zr-pLcJiEAoqGyxWi7A_pyeuKN7XUjKtsMpziVSFYjvyi8LQ_PHcC1m8rvfaiV8frTpzuSnXZdB4TckDV4Bw8EzFMAQKESsiwT_mm5UqbMLbyvXrfKXaQ1XD4bGhubOPj53XlB2rujTPkDJGo5acWJB4bFb93Zs0_dBJ4310u_V_V63-u/w200-h150/TEKKIM.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT menerima kunjungan dari mahasiswa Teknik Kimia, Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, yaitu Alka dan Arka. Mereka berdua berencana melakukan riset terkait mikroplastik pada mangrove untuk mencari solusi atas penggunaan polibek dari plastik, dengan cara menggantinya dengan bahan bioplastik yang lebih ramah lingkungan, pada program pembibitan, penanaman dan pemantauan mangrove. (3/8/2023). <div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Sebagai informasi, mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil yang dapat mencemari lingkungan. Meskipun terdapat berbagai pendapat mengenai ukurannya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5 mm.</div><div><br /></div><div>“Pada program penanaman mangrove, masyarakat memang masih menggunakan polibek plastik untuk pembibitan," terang Bagus R. D. Angga (Direktur Program). "Saat ditanam, polibek tersebut diambil, lalu dikumpulkan dan dibuang ke tempat sampah. Tapi memang, di beberapa lokasi, ada yang melakukan penanaman, langsung dengan polibeknya,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Arka mengatakan bahwa dia berminat mengganti polibek plastik dengan bioplastik yang lebih ramah lingkungan. Dia juga berharap dapat mengembangkan bioplastik dari kulit pisang agar dapat digunakan dalam kegiatan rehabilitasi mangrove.</div><div><br /></div><div>“Polibek plastik yang digunakan dalam program rehabilitasi mangrove memang dapat menghasilkan sampah plastik di laut,” kata Paspha G. M. Putra (Manajer Humas dan Lapangan). “Akan tetapi, polibek plastik ini masih menjadi satu-satunya alternatif alat yang digunakan karena murah, mudah dan tahan lama,” imbuhnya.</div><div><br /></div><div>Paspha menambahkan bahwa pernah dilakukan uji coba menggunakan sabut kelapa sebagai pengganti polibek plastik, namun tidak efektif karena lebih mahal, tidak praktis dan juga tidak tahan lama.</div><div><br /></div><div>“Kami senang dapat bertemu dengan IKAMaT dan KeSEMaT yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman di lapangan terkait mikroplastik di mangrove,” kata Alka. “Hasil diskusi ini, akan kami rundingkan dengan tim sebagai bahan acuan riset mikroplastik di mangrove kami selanjutnya,” tambahnya.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai pada pukul 13.00 - 15.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan foto bersama.(ADM/ADBS).
</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-76067294681282689922023-08-17T19:59:00.009-07:002023-08-17T21:55:30.059-07:00Rencana Bangun Hybrid Enginering, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Batu Bara, Sumatera Utara Temui IKAMaT dan KeSEMaT di Semarang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRLFYQ-1fZ1vOLBS0L6Hq6q-sJ6QlB_VwQDYRKkXz2fyneQKY-YZq8uZZALtVteKuE7BhpYOHFy2O-m0MDPzKVvPvUqevyPOMcMCdw_HzGu5UZbfOkK3ouZ0FprrL8ZWhPIkq2FCGFH78GQStUtmz7geShi1UpMEWRpG1O8sgtPWOjNpq7MBHy4pgHrJ_w/s2000/HE%204.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1496" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRLFYQ-1fZ1vOLBS0L6Hq6q-sJ6QlB_VwQDYRKkXz2fyneQKY-YZq8uZZALtVteKuE7BhpYOHFy2O-m0MDPzKVvPvUqevyPOMcMCdw_HzGu5UZbfOkK3ouZ0FprrL8ZWhPIkq2FCGFH78GQStUtmz7geShi1UpMEWRpG1O8sgtPWOjNpq7MBHy4pgHrJ_w/w200-h149/HE%204.jpg" width="200" /></a></div>Demak - IKAMaT. IKAMaT dan KeSEMaT kembali melakukan kegiatan pendampingan dan studi banding <i>Hybrid Enginering</i> (HE) secara bersama, kali ini kepada rombongan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Batu Bara, Sumatera Utara. Studi banding ini dilakukan di kawasan Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah yang memiliki tujuan untuk mengetahui secara langsung skema HE yang sudah beroperasi sejak 2015. (4/8/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Kegiatan diawali pada pukul 08.00 WIB. Pada kesempatan kali ini, Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan - IKAMaT) dan Makruf Ashari (Menteri Departemen Aset dan Inventarisasi - KeSEMaT) menemui rombongan PUTR di Andelir Hotel, kawasan Simpang Lima, Semarang untuk berangkat bersama menuju Timbusloko.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_LFiUuVtcCrGaCB1pysTYNv6X2iYwylXvsbMWafJJskt36JGSjQqd2J1SLI5H4U1kDzWtXegb9s9voj9eX4skoI6l46NDTSMJtuMv20KfA-epdC2Nu6e1Q_pBigA9jamWnQmflfIR25cyXLicaGzvWPY49dgrpkLMvEXLrjfoZDCiiHlKz2tI79L08ymv/s2000/HE%201.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_LFiUuVtcCrGaCB1pysTYNv6X2iYwylXvsbMWafJJskt36JGSjQqd2J1SLI5H4U1kDzWtXegb9s9voj9eX4skoI6l46NDTSMJtuMv20KfA-epdC2Nu6e1Q_pBigA9jamWnQmflfIR25cyXLicaGzvWPY49dgrpkLMvEXLrjfoZDCiiHlKz2tI79L08ymv/w200-h150/HE%201.jpg" width="200" /></a></div>Sesampainya di lokasi, rombongan langsung disambut oleh Ahmad Saeri (Ketua kelompok Barokah) dan langsung diajak berkeliling ke lokasi HE menggunakan perahu.</div><div><br /></div><div>“Terima kasih kepada KeSEMaT dan IKAMaT yang menyambut kami dengan baik. Tujuan kami ke sini adalah untuk melihat secara langsung, seperti apa bangunan HE yang ada di Demak, Jawa Tengah. Kami berencana ingin mengimplementasikan bangunan HE di Batu Bara, Sumatera Utara,” kata Asri Utama (PUTR Batu Bara). “Informasi yang kami dapatkan, baru di daerah Demak ini saja, yang sudah mampu mengimplementasikan HE dan beroperasi hingga sekarang,” tambahnya. </div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYvrm7XVN_mt4AG_D7O-zhjwe-rxauJboqo_UmrbMv14KfOcXdVZT3xdDmmnaljFJF5UI9Z44ENKPZYj_nOzgC_fO6z7q20anNl18534PJfKZpKykFIwE1HI0tr4mSIokRT3fcWi7yV4M8ZKuHaxhsIEXfaz2BtW7768HRjIftq02TCNkgw9cZmhCgcl7l/s2000/HE%203.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYvrm7XVN_mt4AG_D7O-zhjwe-rxauJboqo_UmrbMv14KfOcXdVZT3xdDmmnaljFJF5UI9Z44ENKPZYj_nOzgC_fO6z7q20anNl18534PJfKZpKykFIwE1HI0tr4mSIokRT3fcWi7yV4M8ZKuHaxhsIEXfaz2BtW7768HRjIftq02TCNkgw9cZmhCgcl7l/w200-h150/HE%203.jpg" width="200" /></a></div>Setelah melihat langsung kondisi HE di Demak, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama di kediaman Saeri. Saeri menjelaskan bahwa HE dibangun untuk menangkap sedimen sehingga menciptakan area baru yang dapat dijadikan sebagai kawasan penanaman mangrove. Beberapa HE bahkan mampu membentuk sedimen sedalam 50 cm yang ditumbuhi mangrove jenis Avicennia, secara alami.</div><div><br /></div><div>“Selain itu, HE juga menjadi tempat hidup kerang secara alami sehingga sering diambil oleh warga sini,” tambah Saeri.</div><div><br /></div><div>Sebagai informasi, HE mulai diimplementasikan oleh KeSEMaT bersama <i>Wetlands International Indonesia Programme</i> (WI-IP) pada tahun 2013 dengan tujuan untuk dapat mengembalikan lahan yang hilang dengan cara menangkap sedimen.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwefuCMqJ8Y_Ug1quLCYEh7mS1uw3_1fKfKg4nv_FI30SqGoxz2x3yUCG-6SK7tOxO0vczeHWe4N1vgTR3vtJ4uRAlfWIBz1acJ2KmiQOrUcsBA-cMDsQE_laNv9ZwMn56u3RN38slhLl-kp-K5o_f7070Urgc-GGblHyqKZjxjKKhhfeVdAlREYYX4R_/s2000/HE%202.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwefuCMqJ8Y_Ug1quLCYEh7mS1uw3_1fKfKg4nv_FI30SqGoxz2x3yUCG-6SK7tOxO0vczeHWe4N1vgTR3vtJ4uRAlfWIBz1acJ2KmiQOrUcsBA-cMDsQE_laNv9ZwMn56u3RN38slhLl-kp-K5o_f7070Urgc-GGblHyqKZjxjKKhhfeVdAlREYYX4R_/w200-h150/HE%202.jpg" width="200" /></a></div>“Saya senang dapat mendampingi PUTR Batu Bara studi banding ke HE di Demak. Saya ikut bangga karena konstruksi HE di Demak, yang proses awalnya ikut diawasi juga oleh KeSEMaT masih dapat beroperasi hingga sekarang,” kata Makruf. “Harapan saya, semoga HE ini dapat diimplementasikan di Batu Bara, Sumatera Utara agar dapat memulihkan kondisi pesisir di sana,“ harapnya.</div><div><br /></div><div>Keseluruhan acara berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup pada pukul 14.00 WIB dengan makan siang dan foto bersama. (BJL/ADM).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-46366203533277202812023-07-26T21:39:00.056-07:002023-07-27T02:04:25.496-07:00Jajaki Kerja Sama, IKAMaT dan PUR Survei Lokasi Proyek Rehabilitasi dan Karbon Mangrove dan Pemberdayaan Masyarakat di Pesisir Pantai Utara, Jawa Tengah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGcfOkeiuDdnBxeyPbzOMlOmUBoxzHsGTpHLVJaImH6c5UB0MFsH1mBTglYsD83YP-uNiA7FXv3L5Lxl6gjkd-3hH9YiCdi4v05mNwU2D1nXFCBM1h1sQsNbY6AyIHMbBNvIqDdQJCACyoe14zxkRPjN4jmWM6thFyaVwTuvFnk9kM2FXjoIbxaL-1PFUW/s2000/PUR%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGcfOkeiuDdnBxeyPbzOMlOmUBoxzHsGTpHLVJaImH6c5UB0MFsH1mBTglYsD83YP-uNiA7FXv3L5Lxl6gjkd-3hH9YiCdi4v05mNwU2D1nXFCBM1h1sQsNbY6AyIHMbBNvIqDdQJCACyoe14zxkRPjN4jmWM6thFyaVwTuvFnk9kM2FXjoIbxaL-1PFUW/w200-h150/PUR%201.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT kembali melakukan program pendampingan, kali ini kepada PUR, sebuah perusahaan yang memberikan solusi berbasis alam. Perusahaan yang berbasis di Paris, Prancis ini memberdayakan masyarakat lokal untuk mengembangkan proyek sosial-lingkungan jangka panjang, termasuk wanatani, pelestarian lahan dan praktik pertanian berkelanjutan.<span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div>Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meninjau calon lokasi implementasi Proyek Rehabilitasi dan Karbon Mangrove dan Pemberdayaan Masyarakat di Pesisir Pantai Utara, Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan dilakukan selama tiga hari dengan melakukan kunjungan kerja ke kawasan mangrove di Brebes, Rembang dan Semarang (20-22/6/2023).</div><div><br /></div><div><b>Brebes</b></div><div>Pada pukul 11.00 WIB, tim IKAMaT dan PUR, yaitu Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama), Bagus Rahmattulah Dwi Angga (Direktur Program), Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Manajer Humas) dan Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas) mendampingi Julian Saputra (PUR) mengunjungi Desa Wisata Mangrove Pandansari, Kaliwlingi, Brebes. (20/6/2023).</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizvd77OSmbYL-x3UCIJxPyQeGtHs6GzjQjxH5kR34kxyFj1nZ1H4pRfcV7aMzmYz8VXwqHcdC7ZXxP1gSjkydrplMKl5A6E0wPafg7yeYQjsWpELmdjVZVoZFOiWv7CPCJL7umW96qak8yXV9FPSs-CxwjtPoeHWhfcUjqpDVfjWlKe_28FpAF0dpVzfG5/s2000/PUR%205.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizvd77OSmbYL-x3UCIJxPyQeGtHs6GzjQjxH5kR34kxyFj1nZ1H4pRfcV7aMzmYz8VXwqHcdC7ZXxP1gSjkydrplMKl5A6E0wPafg7yeYQjsWpELmdjVZVoZFOiWv7CPCJL7umW96qak8yXV9FPSs-CxwjtPoeHWhfcUjqpDVfjWlKe_28FpAF0dpVzfG5/w200-h150/PUR%205.JPG" width="200" /></a></div>Kedatangan tim disambut oleh Mohamad Bangkit Gunung Surya Samudra (Koordinator Kelompok Masyarakat Pelestari Hutan Pesisir - KMPHP Mangrove Sari). Pada kesempatan ini, Bangkit berbagi informasi dan pengalamannya dalam mengelola mangrove di Kaliwlingi dan sekitarnya. </div><div><br /></div><div>“Warga Kaliwlingi sudah sadar terhadap pentingnya menjaga pesisir dengan menanam mangrove,” kata Bangkit. “Bahkan dengan adanya wisata mangrove ini, maka masyarakat semakin merasakan dampak positifnya karena banyak wisatawan yang masuk ke sini, sehingga menambah kesejahteraan perekonomian masyarakat Kaliwilingi,” tambahnya.</div><div><br /></div><div>Setelah berdiskusi dengan Bangkit, tim IKAMaT dan PUR melihat calon lokasi proyek yang membutuhkan penanaman mangrove untuk mencegah abrasi pantai, berupa hamparan tanah timbul dengan substrat lumpur yang terkena pasang surut air laut.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJZX04JVv8rd7JGLOWArUhI7Bg1r9G0z0eDbtkYYvq6UgPiYI6bppjdzsu1CU7Y85G3qjcMCoS_eQixNixyFsxYcBIDGiZN12KpFAETYaYjGEXPjktSj-Tw0yT-hkltWfSkIQxxTQZXDRckzBBb0l5gtEshUe7N_-q_izEBA-sdwFPLKfpSx6M-JAM0hJT/s2000/PUR%207.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJZX04JVv8rd7JGLOWArUhI7Bg1r9G0z0eDbtkYYvq6UgPiYI6bppjdzsu1CU7Y85G3qjcMCoS_eQixNixyFsxYcBIDGiZN12KpFAETYaYjGEXPjktSj-Tw0yT-hkltWfSkIQxxTQZXDRckzBBb0l5gtEshUe7N_-q_izEBA-sdwFPLKfpSx6M-JAM0hJT/w200-h150/PUR%207.JPG" width="200" /></a></div>“Di lokasi ini, rawan terjadi abrasi sehingga diperlukan mangrove untuk dapat mencegah kerusakannya menjadi semakin meluas," kata Paspha. "Kami cek, kondisi substratnya berupa lumpur dan terkena pasang surut air laut. Untuk itulah, maka di sini dapat dilakukan penanman mangrove jenis Rhizophora,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Kegiatan survei di Brebes berlangsung dengan baik dan lancar hingga pukul 17.00 WIB, yang diakhiri dengan foto bersama di depan pintu masuk Wisata Mangrove Pandansari.</div><div><br /></div><div><b>Rembang</b></div><div>Pada pukul 12.00 WIB, tim IKAMaT dan PUR, yaitu Bagus, Paspha dan Julian mengunjungi Wisata Jembatan Merah, Hutan Mangrove Pasar Banggi, Rembang. (21/6/2023).</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhriLc1kVSAuMaVNOLN62Rc6v5go9HPD2Ph-i2s6ISA329ZYVdOCbPC9TbQhw8gzUGG2kXZITk-J7k-zOVKsjYemhAQk0lVpjuXTgY6ZGsuqI0wokrk6EmU42HXu0-vgEcn_AfI9r5yvf9UOb9_aSCfLjcrHxspSAYs-9_Y9siz7ja_EGpSVhKLFnRpKbe_/s2000/PUR%204.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhriLc1kVSAuMaVNOLN62Rc6v5go9HPD2Ph-i2s6ISA329ZYVdOCbPC9TbQhw8gzUGG2kXZITk-J7k-zOVKsjYemhAQk0lVpjuXTgY6ZGsuqI0wokrk6EmU42HXu0-vgEcn_AfI9r5yvf9UOb9_aSCfLjcrHxspSAYs-9_Y9siz7ja_EGpSVhKLFnRpKbe_/w200-h150/PUR%204.JPG" width="200" /></a></div>Kedatangan tim disambut oleh Wachana Ari Purwanto (Ketua Kelompok Tani Mangrove Sidodadi Maju). Ari berbagi informasi dan pengalamannya dalam mengelola mangrove di Pasar Banggi.</div><div><br /></div><div>“Warga Pasar Banggi juga sudah tahu arti penting menjaga mangrove di wilayah pesisir. Kami bekerja keras dalam menanam dan memelihara mangrove hingga akhirnya bisa tercipta wisata mangrove,” ujar Ari. “Hingga saat ini, kerja sama penanaman mangrove masih terus kami lakukan bersama dengan mitra-mitra kami,” terangnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Setelah berdiskusi dengan Ari, tim melakukan peninjauan calon lokasi penanaman mangrove. Sama seperti di Brebes, di Rembang juga terdapat titik-titik rawan abrasi sehingga diperlukan upaya penanaman mangrove untuk mencegah kerusakannya semakin meluas.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOahgL-6CgHKd_bCayG-DOlRoks1oNPi6w84qppXZr5u6SPj-C7C6oXhgEJOxGC-88gWM_6Ui615bD8MoVGbsE2R1v_imyrCTPNmDfBS-kOIqk_V2oBjPspILXKtpzmZtUuIwhbsxMrqJjYGcvKRKaKkuzEbZjY9YbZwolEkUlb-xcPI2kWeKBZznGxk17/s2000/PUR%206.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1496" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOahgL-6CgHKd_bCayG-DOlRoks1oNPi6w84qppXZr5u6SPj-C7C6oXhgEJOxGC-88gWM_6Ui615bD8MoVGbsE2R1v_imyrCTPNmDfBS-kOIqk_V2oBjPspILXKtpzmZtUuIwhbsxMrqJjYGcvKRKaKkuzEbZjY9YbZwolEkUlb-xcPI2kWeKBZznGxk17/w200-h149/PUR%206.jpg" width="200" /></a></div>“Khusus di Rembang, kami sudah melakukan survei beberapa kali, dan menemukan bahwa substratnya cocok ditanam Rhizophora dan Avicennia," kata Paspha. "Mengingat mangrove bisa menyimpan karbon tiga hingga lima kali lebih besar dari tumbuhan lainnya, maka proyek rehabilitasi mangrove ini sangat penting untuk dilakukan," terangnya lebih lanjut. </div><div><br /></div><div>Kegiatan survei di Rembang berlangsung dengan baik dan lancar hingga pukul 18.00 WIB, yang ditutup dengan pendokumentasian kegiatan dan foto bersama.</div><div><br /></div><div><b>Semarang</b></div><div>Kegiatan survei di Brebes dan Rembang dilanjutkan ke Semarang. Pada pukul 09.00 WIB, tim IKAMaT dan PUR, yaitu Bambang dan Anggoro Da’an Budi Saputro (Staf Manajer Operasional) dan Julian berkunjung ke <i>Semarang Mangrove Center</i> (SMC) Jateng. (22/6/2023).</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb1T9A8zt05xUgzhlf2u5-F17eRq_6bRiKBnUoJfHha2NTnB0UBG2cyAa1qXe3k4dvuS-Py5eoZcrswPV-z2AErAVadSkLAbxp9UC1rAUUFS7yY1yzjG85hQvn_FNTDlbYU6Jaf_5d2brWdC-Tv1MSyCJHj5G1gP2c7kt-vY4uaPKJNegclGPct3By30S4/s2000/PUR%203.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1501" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb1T9A8zt05xUgzhlf2u5-F17eRq_6bRiKBnUoJfHha2NTnB0UBG2cyAa1qXe3k4dvuS-Py5eoZcrswPV-z2AErAVadSkLAbxp9UC1rAUUFS7yY1yzjG85hQvn_FNTDlbYU6Jaf_5d2brWdC-Tv1MSyCJHj5G1gP2c7kt-vY4uaPKJNegclGPct3By30S4/w200-h150/PUR%203.jpg" width="200" /></a></div>Tujuan tim berkunjung ke SMC Jateng adalah untuk bertemu dengan warga binaan KeSEMaT yang sukses dalam mengembangkan produk olahan mangrove bukan kayu, berupa jajanan, batik dan kopi mangrove. Selain itu, tim juga berniat melihat calon lokasi proyek rehabilitasi penanaman mangrove di SMC Jateng.<br /><br /></div><div>“Kunjungan ke Semarang agak berbeda dengan di Brebes dan Rembang, karena di Semarang ini, kami fokus pada pengembangan warga-binaan mangrove dari KeSEMaT yang sudah sukses dan bisa berjalan secara mandiri,” kata Anggoro. “Bersama PUR, kami juga merasakan cendol mangrove yang nikmat dan kopi mangrove yang mantap, buatan dari warga binaan KeSEMaT” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Setelah selesai melakukan kunjungan lapangan, tim melakukan diskusi untuk membahas hasil temuan di lapangan. Pertemuan dilakukan di salah satu c<i>oworking space </i>di Semarang.</div><div><br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzE4xXrzciTDL5Mkmr4CGbz7WI0vvGcZ21TzskGe9mpfFQRaKYHXwcgPfz6PoJ11E4kvxgy9IKQZn2lXCM2jbEWE89B3gnbe78t35aTaJAdET_eDvNZ-MV-txcuxILnxGiUjnk_FlnOPzQJwiSpO-jmeMKNYrFBOPwCYoT7SA9xYUKHoKt2vdMBo1_4GCW/s2000/PUR%202.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1501" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzE4xXrzciTDL5Mkmr4CGbz7WI0vvGcZ21TzskGe9mpfFQRaKYHXwcgPfz6PoJ11E4kvxgy9IKQZn2lXCM2jbEWE89B3gnbe78t35aTaJAdET_eDvNZ-MV-txcuxILnxGiUjnk_FlnOPzQJwiSpO-jmeMKNYrFBOPwCYoT7SA9xYUKHoKt2vdMBo1_4GCW/w200-h150/PUR%202.jpg" width="200" /></a></div>“Selama tiga hari di lapangan bersama IKAMaT, saya menemukan banyak hal menarik yang akan saya sampaikan kepada teman-teman PUR di Jakarta," kata Julian. "Saya berterima kasih kepada tim IKAMaT yang sudah mendampingi saya selama melakukan survei proyek mangrove ini, yang kedepannya akan dilakukan skema penghitungan karbon di mangrove, dalam rangka memitigasi perubahan iklim dengan cara penanaman dan pemantauan mangrove secara terukur dan kontinyu, untuk menghapus jejak emisi karbon di bumi,” lanjutnya.<div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan selama tiga hari berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup pada pukul 18.00 WIB dengan beberapa kesimpulan dan rekomendasi untuk rencana kerja sama kedepan dan foto bersama. (ADM/AP/BJL).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-1401561316432025212023-07-18T00:13:00.021-07:002023-07-18T01:44:31.794-07:00IKAMaT Kembali Lakukan Pendampingan Penelitian Building with Nature kepada Mahasiswa S2 Universitas Bremen, Jerman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI8JcqHQVRh2PTKj-7drPItA8JveKsBTgwDJ2U2Ny1X2_H1wFGTwSPVI4KGrfj72tvs4YXbNiywSdrGvySvK7pE2KxM27W0auSQxmKzflGwS-C30oPKcMkzzXhA-mjJYKSIvHOWUjO0xfaxKmq4NzTWeTcxs1Rd1wX2fIeD-qNwokUIGFrV9Zc_4394jAU/s2000/DEMAK%201.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1502" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI8JcqHQVRh2PTKj-7drPItA8JveKsBTgwDJ2U2Ny1X2_H1wFGTwSPVI4KGrfj72tvs4YXbNiywSdrGvySvK7pE2KxM27W0auSQxmKzflGwS-C30oPKcMkzzXhA-mjJYKSIvHOWUjO0xfaxKmq4NzTWeTcxs1Rd1wX2fIeD-qNwokUIGFrV9Zc_4394jAU/w200-h150/DEMAK%201.jpg" width="200" /></a></div>Demak - IKAMaT. IKAMaT kembali melakukan kegiatan pendampingan penelitian <i>Building with Nature </i>(BwN) kepada Christian Rinner (Chris), seorang mahasiswa S2 dari Universitas Bremen, Jerman. Penelitian lanjutan yang dilakukan di Betahwalang dan Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah ini dilakukan untuk mengetahui kesuksesan program BwN di daerah tersebut dan mengetahui pengaruhnya terhadap kehidupan warga pesisir di Betahwalang dan Timbulsloko. (4-5/7/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Pada hari pertama, mulai dari pagi hingga siang hari, Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas) dan Chris berkunjung ke kediaman Abu Daud (Sekretaris Kelompok Sidomakmur) di Betahwalang. Kedatangan Chris dan IKAMaT disambut hangat oleh Kelompok Sidomakmur.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQOgXF_eHKrvMoNt5VUL6gOzEP1EO4tYYEA9YttEfoH5EFaUz44IjUyIKBkBDqwBw5gowHZLLYhGqmQI_SfdBiSAyDqgeNEi6D1JqRvDz7VQ7H4GFWXfwtpTepvKqzN_xTCEVmBWCQUxG9Q-AYWt5ZRBohXtdj4OdsnA6fyyQpYqzDvHoKeN4jjsKagLQR/s2000/DEMAK%202.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQOgXF_eHKrvMoNt5VUL6gOzEP1EO4tYYEA9YttEfoH5EFaUz44IjUyIKBkBDqwBw5gowHZLLYhGqmQI_SfdBiSAyDqgeNEi6D1JqRvDz7VQ7H4GFWXfwtpTepvKqzN_xTCEVmBWCQUxG9Q-AYWt5ZRBohXtdj4OdsnA6fyyQpYqzDvHoKeN4jjsKagLQR/w200-h150/DEMAK%202.jpeg" width="200" /></a></div>Abu mengatakan bahwa kelompok Sidomakmur terbentuk untuk menjalankan beberapa program dari <i>Wetlands International Indonesia</i>, termasuk BwN.</div><div><br /></div><div>“Kami sudah berdiri sejak tahun 2015 dan mengerjakan program BwN bersama Wetlands hingga sekarang,” kata Abu. “Target awal BwN hanya pengembalian lahan sebesar 3,7 ha tetapi hingga sekarang bahkan pengembalian lahan sudah mencapai 20 ha,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Program BwN di Betahwalang dilakukan dengan cara pembangunan sabuk hijau dengan menggunakan jaring ikan yang diikat pada tiang bambu. Sedimen akan terperangkap dan menghasilkan tanah baru yang ditumbuhi mangrove secara alami.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhy_zC080B_qWIB4EvBbFDV6QbGSZLzNctjEF8O1gohr7b40ylhtXP7MwPxHf1Rnxuv9j13JAlNhiHtvBKqxBaJut3eywVgu0d_puT5Xou3wq9g0bluplcIutGy1Gbb-stAW3t6GtMLYOu8zBw30bM4_GGV6zs4bOM8_QQwWzM_UCtsrFGQU2USWZpxCua/s2000/DEMAK%204.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhy_zC080B_qWIB4EvBbFDV6QbGSZLzNctjEF8O1gohr7b40ylhtXP7MwPxHf1Rnxuv9j13JAlNhiHtvBKqxBaJut3eywVgu0d_puT5Xou3wq9g0bluplcIutGy1Gbb-stAW3t6GtMLYOu8zBw30bM4_GGV6zs4bOM8_QQwWzM_UCtsrFGQU2USWZpxCua/w200-h150/DEMAK%204.jpg" width="200" /></a></div>“Pemasangan sabuk hijau pertama, kami lakukan pada tahun 2017 dan sukses merangkap sedimen, hingga akhirnya kami memasang sabuk hijau kedua pada tahun 2018, dan ketiga pada tahun 2019, hingga akhirnya mencapai 20 ha lahan,” terang Ahmad Busyro (Ketua Kelompok Sidomakmur). “Kami juga baru saja melakukan pemasangan sabuk hijau keempat sepanjang 3 km,” tambahnya.</div><div><br /></div><div>Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa proyek BwN mengubah Betahwalang menjadi lebih baik karena berhasil mengembalikan kawasan mangrove, menahan ombak dan mencegah abrasi pantai.</div><div><br /></div><div>Pada hari kedua, mulai dari siang hingga sore hari, Bambang dan Chris berkunjung ke kediaman Slamet (Anggota Kelompok Barokah) di Timbulsloko. Slamet menginformasikan mengenai perubahan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah adanya proyek BwN di Timbulsloko.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjvuPzOXtrVMDpiO2GB8jXRjdC-_yQmvVDxaUo7XKopeph7vbjWenJSsRP_Gafh-nIe-pC6enmNSKMe7KeLXtxtanjpCx4_FZicb9aItB0JtUcBKl2fSaNrkU4Jr7V1m4SvSW5yt3B5YyiUfWJm71JovbY6Z827uGMSy-AM96uf2BDEOcEBbv01KlOj87b/s2000/DEMAK%203.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1498" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjvuPzOXtrVMDpiO2GB8jXRjdC-_yQmvVDxaUo7XKopeph7vbjWenJSsRP_Gafh-nIe-pC6enmNSKMe7KeLXtxtanjpCx4_FZicb9aItB0JtUcBKl2fSaNrkU4Jr7V1m4SvSW5yt3B5YyiUfWJm71JovbY6Z827uGMSy-AM96uf2BDEOcEBbv01KlOj87b/w200-h150/DEMAK%203.jpg" width="200" /></a></div>“Dulu, kawasan tambak saya adalah tanah yang bisa ditanami pisang dan ketela. Jadi, kawasan pesisirnya sangat jauh. Sekarang, pesisir kami tergerus abrasi dan juga terjadi penurunan tanah yang ekstrim,” kisah Slamet. “Adanya proyek BwN mengubah Timbulsloko menjadi sedikit lebih baik, karena berhasil merangkap sedimen dan melindungi kawasan pesisirnya dari ombak maupun abrasi,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Chris mengungkapkan bahwa dua wilayah yang dikenakan proyek BwN dapat merangkap sedimen dan memberikan manfaat untuk warga pesisirnya. Keseluruhan kegitan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan foto bersama. (ADM/AP/BJL).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-11546700311167293162023-07-12T20:33:00.028-07:002023-07-12T23:19:10.947-07:00Belajar Pengolahan Aneka Produk Mangrove Bukan Kayu, GIZ Jerman Studi Banding ke Area Kerja IKAMaT di SMC Jateng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6wZogSdUqxJ5U5bg82XPisivDh-H66cS6Px99Dq8fvIxmkX0-0lMeiD3m7kpOStmwPqFWcjiFbYWtlJ9kveDpksLIbz-qnBjWebgNkSp_80gcYNJV4SkqVtBPBQoEJSWw06AMCcgyPV6s_hO5upQB6YexOoWWZCtybG0E22VG43LQ5X0S8eH6qF_PxAXh/s3000/GIZ%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="3000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6wZogSdUqxJ5U5bg82XPisivDh-H66cS6Px99Dq8fvIxmkX0-0lMeiD3m7kpOStmwPqFWcjiFbYWtlJ9kveDpksLIbz-qnBjWebgNkSp_80gcYNJV4SkqVtBPBQoEJSWw06AMCcgyPV6s_hO5upQB6YexOoWWZCtybG0E22VG43LQ5X0S8eH6qF_PxAXh/w200-h150/GIZ%201.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT menerima kunjungan dan studi banding dari Karlina F. Kartika (<i>The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit </i>- GIZ). GIZ merupakan badan Pemerintah Jerman untuk memberi kemudahan bantuan pembangunan, mengembangkan kapasitas dan menyediakan layanan di luar negeri.<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Tujuan dari kegiatan ini adalah, GIZ ingin belajar mengenai pengolahan aneka produk mangrove bukan kayu dan skema pengembangan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan IKAMaT dan manajemen pengelolaan warga binaan yang dirintis KeSEMaT di <i>Semarang Mangrove Center</i> (SMC) Jawa Tengah (Jateng) untuk diaplikasikan ke Tanjung Selor, Kalimantan Utara. (27/6/2023).</div><div><br /><div>Pada kesempatan ini, Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas) dan Faradian Nurul Hapsari (Manajer Operasional) mendampingi Karlina mengunjungi kediaman Mufidah (Ketua Kelompok Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita) yang mengolah batik dan jajanan dari limbah propagul dan tepung buah mangrove.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn0kiIcnVo-yPnl0HYTAD91eQmtS2gQlAQk7WqkMM9D_CZnmWlfNN3PgV-F2R4Zwe1K_ADP8_pB6C6oHJrULnflukf28m3huuA0xNnKFT0pjEV4q00G8qOiLP6aUs-cGwdc9YPuEJYRZPwuGj7Sj9kGrQckWfSUkwNaWDRY7M82gPzJMQYVMDSHwW1c_st/s2000/GIZ%202.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn0kiIcnVo-yPnl0HYTAD91eQmtS2gQlAQk7WqkMM9D_CZnmWlfNN3PgV-F2R4Zwe1K_ADP8_pB6C6oHJrULnflukf28m3huuA0xNnKFT0pjEV4q00G8qOiLP6aUs-cGwdc9YPuEJYRZPwuGj7Sj9kGrQckWfSUkwNaWDRY7M82gPzJMQYVMDSHwW1c_st/w200-h150/GIZ%202.JPG" width="200" /></a></div>Mufidah berbagi pengalamannya dalam mengolah jajanan dan batik dari mangrove, sejak tahun 2012. Karlina terlihat antusias pada saat mendengarkan penjelasan mengenai hal tersebut, sembari mencicipi cendol mangrove yang dihidangkan.</div><div><br /></div><div>“Cendol ini berasal dari tepung buah mangrove jenis Lindur. Buah Lindur kami rendam dan cuci bersih untuk menghilangkan rasa pahitnya, kemudian kami giling untuk mendapatkan tepungnya,” terang Mufidah. “Tepung mangrove ini, tak hanya bisa diolah menjadi cendol saja, melainkan kerupuk, stik, bolu, mie dan lain-lain, yang kemudian kami jual. Untuk batik, kami menggunakan propagul mangrove yang busuk dan sudah jatuh ke tanah. Kami rebus propagul itu, kemudian kami jadikan pewarna alami dari mangrove yang ramah lingkungan,” terangnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Studi banding dilanjutkan ke kediaman Ferry Agung Istiasmara (Ketua Kelompok Arjuna Berdikari) yang mengolah kopi mangrove. Ferry menyampaikan bahwa kopi mangrove yang diolah bersama dengan kelompoknya merupakan minuman serbuk kopi Robusta yang ditambahkan dengan serbuk mangrove dari buah mangrove jenis Rhizophora, dengan perbandingan 1:1.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikai77LS8L9Eg7W9DgrqbzzQaquq-HVQYj_UQMaNe2rOLFOPEdrlMLWDE-TrSlZZvVRtGs6UzWEIep_1w6yUIuxFmwNrEJsiF1u-7RxSpj_gNqZhOKmlK3nbk3DUd6mKi8FmgIgN68YWsSRmh9z89b4xKlOQ_bUBL0dcv61KOEmpMdOnyTqu4edwFpAPcp/s2000/GIZ%204.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikai77LS8L9Eg7W9DgrqbzzQaquq-HVQYj_UQMaNe2rOLFOPEdrlMLWDE-TrSlZZvVRtGs6UzWEIep_1w6yUIuxFmwNrEJsiF1u-7RxSpj_gNqZhOKmlK3nbk3DUd6mKi8FmgIgN68YWsSRmh9z89b4xKlOQ_bUBL0dcv61KOEmpMdOnyTqu4edwFpAPcp/w200-h150/GIZ%204.jpg" width="200" /></a></div>“Lebih nikmat diminum tanpa gula agar lebih terasa keunikannya. Kopi mangrove kami, cocok sekali untuk menambah vitalitas pria, makanya sering disebut sebagai kopi malam Jum’at,” tutur Ferry. </div><div><br /></div><div>Karlina menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan ketiga produk olahan dari mangrove tersebut di Tanjung Selor, mengingat keunikan dan prospek kedepannya yang cerah.</div><div><br /></div><div>“Kami tertarik mengembangkan kopi, batik dan jajanan mangrove yang sudah dikembangkan oleh warga binaan KeSEMaT di SMC Jateng ke Tanjung Selor, agar masyarakat di sana lebih mengerti mengenai mangrove yang memiliki banyak manfaat dari sisi ekonomi,” ungkap Karlina.</div><div><br /></div><div>Kunjungan dilanjutkan menuju kediaman Anwar (Ketua Kelompok KENARI) yang membagikan pengalamannya selama bekerja sama dengan IKAMaT dan KeSEMaT dalam hal pembibitan, penanaman dan pemantauan mangrove, yang dilakukannya di SMC Jateng.</div><div><br /></div><div>“Pembibitan mangrove di SMC Jateng kami lakukan secara alami, dengan cara menggunakan pohon indukan sebagai naungannya. Penyiramannya juga alami, hanya mengandalkan pasang surut air laut,” jelas Anwar. “Kami hanya mengawasi pertumbuhan bibit mangrove dari serangan serangga dan kepiting,” jelasnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLVh3hK8H7xBNpHwPSRgqqp_NIv3bXCeMWWk6jLeY79rlHnNT_joWL2nLLx1qNwm_ZjV2qbdV8vufeCqfpNy5ts2zYWrJwREC5Trbo7wPYFwz2uUMWQSV4_DQwx2bkvc3S-B3AcqjV1xAWlgyuBlHvCEKuTDCCRaPe0ylhtEA-9Uv-Rxf_gdbEERj_lhW/s2000/GIZ%203.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1495" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLVh3hK8H7xBNpHwPSRgqqp_NIv3bXCeMWWk6jLeY79rlHnNT_joWL2nLLx1qNwm_ZjV2qbdV8vufeCqfpNy5ts2zYWrJwREC5Trbo7wPYFwz2uUMWQSV4_DQwx2bkvc3S-B3AcqjV1xAWlgyuBlHvCEKuTDCCRaPe0ylhtEA-9Uv-Rxf_gdbEERj_lhW/w200-h149/GIZ%203.jpg" width="200" /></a></div>Anwar juga menambahkan bahwa untuk penanaman mangrove di tambak, dia tidak mempermasalahkan karena mangrove sangat diperlukan di kawasan tambak. Ini dikarenakan manfaat mangrove yang mampu menjadi daerah pemijahan (<i>spawning ground</i>), asuhan (<i>nursery ground</i>) dan mencari makanan (<i>feeding ground</i>).</div><div><br /></div><div>Studi banding dilanjutkan ke Sekretariat IKAMaT. Karlina diterima secara langsung oleh Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama) dan berdiskusi seputar proyek GIZ di Indonesia yang terkait dengan pengelolaan kawasan mangrove di pesisir.</div><div><br /></div><div>"Senang sekali dapat bertemu Mbak Karlina yang berbagi dengan kami mengenai beberapa proyek GIZ di Indonesia yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat di kawasan mangrove di Kalimantan Utara," kata Ganis. "Terbuka lebar kerja sama kedepannya antara IKAMaT dengan GIZ untuk membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di pesisir Indonesia," lanjutnya. </div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai dari pagi hingga malam hari ini, berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan makan malam dan foto bersama. (ADM/BJL).</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-6612305349000259752023-06-16T20:36:00.009-07:002023-06-16T22:10:20.667-07:00IKAMaT Ikuti Blue Carbon Foundations Course BAPPENAS di Bali<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPYu3irOo_k7F30iGhDBtG4lcTNwg-OzigJyvYF39QiRqC_d0YM2CWLZsizvdogJMnYJd6-OkFIZ-caxgB0J8hiaOJ4TSj3XybruwcPxwGWkcfyEQuI4XP6zt-6bplO1ObpMPfqP4Kh_V6kfwDkq9y43xiy8d3HqxOWHBa8ELmXPi-DkTR2t4POgHhng/s2000/BALI%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPYu3irOo_k7F30iGhDBtG4lcTNwg-OzigJyvYF39QiRqC_d0YM2CWLZsizvdogJMnYJd6-OkFIZ-caxgB0J8hiaOJ4TSj3XybruwcPxwGWkcfyEQuI4XP6zt-6bplO1ObpMPfqP4Kh_V6kfwDkq9y43xiy8d3HqxOWHBa8ELmXPi-DkTR2t4POgHhng/w200-h150/BALI%201.jpg" width="200" /></a></div>Bali - IKAMaT. Indonesia, dengan potensi sumber daya alamnya yang melimpah ruah dan ekosistem pesisir yang luas, khususnya ekosistem mangrove, memiliki peran penting dalam menjaga kondisi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim melalui skema karbon biru.
Aspek penting dari skema ini adalah pendapatan karbon biru Indonesia kedalam perdagangan karbon internasional.<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Pemasukan karbon biru ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga potensi ekonomi yang signifikan. Paling tidak, wilayah-wilayah di Indonesia yang memiliki kontribusi besar dalam proses penyerapan karbon, harus mendapatkan manfaat yang nyata dalam skema karbon biru.</div><div><br /></div><div>Pemahaman mengenai skema karbon biru dalam kebijakan tingkat pusat dan daerah di Indonesia masih sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan masih terdapat gap informasi mengenai kebijakan untuk merealisasikan karbon biru sebagai bagian dari <i>Nationally Determined Contributin </i>(NDC) yang telah ditetapkan dan disepakati pada level internasional dan nasional, utamanya pemerintah Indonesia.</div><div><br /></div><div>Oleh karena itu, Kementerian PPN/BAPPENAS bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui <i>Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water </i>(DCCEEW) telah mengadakan kegiatan <i>Blue Carbon Foundations Course</i> untuk membekali pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengenal karbon biru lebih dalam, memahami sains dan praktik untuk mengintegrasikan karbon biru ke dalam kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan, serta mengidentifikasi berbagai peluang untuk inisiatif menerapkan skema karbon biru di level pemerintah pusat dan daerah.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9PJwdOHbnFVZ029eNKY-_Ekm9YpCXP3OP50IqgfkLz_bLYSV8qw4AnWaBoPxYAPSZkaYSuEX7GXeOCAmQPPO_8L1UZKA3qZsSicCMnplH9XErTWlyexnZN1XbDhoiLGobqbhBF5EV9h29K4RcUCWrBAPNC5ihMNOp-yI5frKFNxYlLv2s92MNjXHTIQ/s2667/BALI%202.jpeg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2667" data-original-width="2000" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9PJwdOHbnFVZ029eNKY-_Ekm9YpCXP3OP50IqgfkLz_bLYSV8qw4AnWaBoPxYAPSZkaYSuEX7GXeOCAmQPPO_8L1UZKA3qZsSicCMnplH9XErTWlyexnZN1XbDhoiLGobqbhBF5EV9h29K4RcUCWrBAPNC5ihMNOp-yI5frKFNxYlLv2s92MNjXHTIQ/w150-h200/BALI%202.jpeg" width="150" /></a></div>Selain bekerja sama dengan Pemerintah Australia, dalam kegiatan ini, panitia juga bekerja sama dengan <i>Blue Praxis </i>sebagai <i>trainer </i>utama selama kegiatan berlangsung.</div><div><br /></div><div>Bertempat di Hotel Melia, Nusa Dua Bali, acara ini diselenggarakan pada tanggal 8 - 12 Mei 2023 yang diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari perwakilan daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. </div><div><br /></div><div>"Senang sekali, pada kesempatan ini, saya bisa mewakili IKAMaT untuk mengikuti <i>Blue Carbon Foundations Course </i>di Bali," kata Ganis Riyan Efendi (Dirut). "Kegiatan ini sangat positif dan berkaitan erat dengan kajian IKAMaT dalam pengelolaan karbon biru di pesisir," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Selain materi di dalam ruangan, peserta juga diberikan materi di lapangan. Pada hari ketiga, peserta diajak berkunjung ke Nusa Lembongan untuk mengamati secara langsung ekosistem pesisir yang ada. Selain itu, peserta juga melakukan praktik pengambilan sampel sedimen untuk penghitungan kandungan karbon pada ekosistem mangrove.</div><div><br /></div><div>Pada sesi akhir <i>training</i>, peserta yang telah dibentuk menjadi kelompok kecil, diminta untuk membuat sebuah proyek karbon dengan menerapkan seluruh materi <i>training</i> yang telah diberikan dari hari pertama hingga akhir.</div><div><br /></div><div>Secara umum, skema karbon biru tidak hanya bisa dijalankan pada level nasional dan internasional, tetapi juga bisa diterapkan pada skala terkecil pada sebuah wilayah sehingga dalam <i>training</i> ini sangat diharapkan, nantinya setiap peserta yang telah mengikuti <i>training</i> dari awal hinggal akhir, dapat menerapkan skema karbon biru di daerahnya masing-masing.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNlIIBPmW2Viy5r4tcGmxxjITeprvfbkyUCr9GfbnjxYqZTf15or_WrULG-I6NiETbnviJzLWm3AlF6l1vKfntGyMXDzwB6ExNJFiq6A64puj3KSrOrC-ODmh_13-YG8EkuEPHzsbqvW8zzgpc_VxmQbfV3c1nJmJXSPxoIUKWSbmKhnsKiYj3OU9tlQ/s2000/BALI%203.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNlIIBPmW2Viy5r4tcGmxxjITeprvfbkyUCr9GfbnjxYqZTf15or_WrULG-I6NiETbnviJzLWm3AlF6l1vKfntGyMXDzwB6ExNJFiq6A64puj3KSrOrC-ODmh_13-YG8EkuEPHzsbqvW8zzgpc_VxmQbfV3c1nJmJXSPxoIUKWSbmKhnsKiYj3OU9tlQ/w200-h150/BALI%203.jpg" width="200" /></a></div>Selain menerapkan proyek karbon biru di daerahnya masing-masing, peserta juga diharapkan dapat meneruskan informasi materi yang telah diberikan (<i>transfer knowledge</i>) pada komunitasnya, hingga ke skala terkecil.</div><div><br /></div><div>"IKAMaT sedang mengembangkan Mangrove Tag dan KeMANGI, sebuah platform <i>carbon offset</i> atau tebus karbon dan adopsi mangrove yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon di bumi," terang Ganis. "Kegiatan ini, setidaknya dapat menambah literasi bagi kami untuk mendapatkan skema tebus karbon dan adopsi mangrove yang tepat," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Acara diakhiri dengan pembacaan kesimpulan, pembagian sertifikat dan foto bersama seluruh panitia dan peserta. (ADM/GRE).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-20115106484895197562023-06-14T00:34:00.019-07:002023-06-14T01:49:56.390-07:00IKAMaT dan Jejakin Kerja Sama Proyek Penanaman dan Pemantauan Mangrove<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLi3Q1O3xPbPkMyE_2r_VBIdaSUjvyb0vRxsoOzsm0NAeaPreDHfIzXNSJRNCP4WzYxeXVE0jfK404nRfDyKxHRTAxH0OEMYFcbKz_jC1vYjoKqpK3Z-GcFQEp7t8oII2CL4s4UsasSnLvXBRdYQMRv-a_LY7feiyEE68Uob7Z3clT0ihLUirIiJJaVA/s2000/JEJAKIN.jpeg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLi3Q1O3xPbPkMyE_2r_VBIdaSUjvyb0vRxsoOzsm0NAeaPreDHfIzXNSJRNCP4WzYxeXVE0jfK404nRfDyKxHRTAxH0OEMYFcbKz_jC1vYjoKqpK3Z-GcFQEp7t8oII2CL4s4UsasSnLvXBRdYQMRv-a_LY7feiyEE68Uob7Z3clT0ihLUirIiJJaVA/w200-h150/JEJAKIN.jpeg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT dan Jejakin mengadakan pertemuan di Semarang, dalam rangka pembahasan kerja sama proyek penanaman dan pemantauan mangrove di kawasan pesisir Indonesia. Pertemuan yang diadakan di salah satu cafe di Semarang ini, membahas teknis kerja sama dan penyampaian informasi dari masing-masing lembaga. (14/6/2023).<p></p><p><span></span></p><a name='more'></a>"Senang sekali, pagi ini, IKAMaT dapat bertemu dengan Jejakin, setelah beberapa waktu yang lalu, kita melakukan pertemuan secara daring," kata Bagus R. D. Angga (Direktur Program). "Hari ini, kita membicarakan teknis pemantauan proyek penanaman dan pemantauan mangrove di Rembang," tambahnya.<div><br /></div><div>Jejakin yang merupakan perusahaan teknologi di bidang lingkungan yang mengembangkan sistem pengelolaan pohon, menjelaskan mengenai mekanisme pemantauan pohon yang umum mereka lakukan.</div><div><br /></div><div>"Senang bertemu IKAMaT, karena kita memiliki pemahaman yang sama mengenai pelestarian lingkungan," kata Ega Bella (<i>Impact Manager</i> Jejakin). "Untuk pemantauan mangrove di Rembang, kita akan memantau tinggi dan diameter bibit mangrove dan beberapa paratemer lingkungan menggunakan sensor," lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Aris Priyono (Direktur Teknologi Informasi) menjelaskan konsep penanaman dan pemantauan mangrove IKAMaT yang tidak hanya dilakukan dengan pendekatan ekologi saja, melainkan juga ekonomi dan sosial budaya.</div><div><br /></div><div>"Proyek penanaman dan pemantauan mangrove di Indonesia sangat kompleks. Pendekatan yang harus dilakukan tidak hanya dari sisi ekologi saja, melainkan juga ekonomi dan sosial budaya," terang Aris. "Hal ini, tentunya demi mendapatkan kelulushidupan bibit mangrove yang optimal," terangnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Pertemuan yang dimulai pukul 09.00 - 11.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa kesepakatan dan rencana kemungkinan kerja sama di masa depan dan foto bersama. (ADM).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-47120553181692016632023-06-12T00:04:00.077-07:002023-06-12T21:16:32.427-07:00IKAMaT Lakukan Pendampingan Penelitian Building with Nature kepada Mahasiswa S2 Universitas Bremen, Jerman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNz-6X6vRUw-ihtJvxkTWjmmyemN2kXw4B473CEzEbtPDLWPDzmfaR1pHXY_S_Twv6KRwJXnv2lBiAu96CO9bt4-t3pDyZb8a3vqq5SdD-Ntv1YZPkEKrx294SVM6GbnRiLSIpyg6QGFZ_67uwhR4jHr45CfxYogJT8iGh07Pwhitj1nm59tvmmcnwUA/s2000/JERMAN%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1495" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNz-6X6vRUw-ihtJvxkTWjmmyemN2kXw4B473CEzEbtPDLWPDzmfaR1pHXY_S_Twv6KRwJXnv2lBiAu96CO9bt4-t3pDyZb8a3vqq5SdD-Ntv1YZPkEKrx294SVM6GbnRiLSIpyg6QGFZ_67uwhR4jHr45CfxYogJT8iGh07Pwhitj1nm59tvmmcnwUA/w200-h149/JERMAN%201.jpg" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT melakukan kegiatan pendampingan penelitian <i>Building with Nature</i> (BwN) atau Membangun Bersama Alam kepada mahasiswa S2 dari Universitas Bremen, Jerman, yaitu Christian Rinner (Chris). Penelitian ini dilakukan di kawasan pesisir Demak dan Semarang, Jawa Tengah untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang terpengaruh oleh BwN secara langsung. (23-25/5/2023).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span></div><div>Penelitian di Demak difokuskan kepada <i>Hybrid Enginering</i> (HE) yang dibangun di Timbulsloko, sedangkan di Semarang dikaji pemecah gelombang dari ban bekas yang dibangun di Tugu.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhL_f-vHdQ3fzjsXM-y7_4lpkhy5lKIwu1r1Zqx4xlx_gtIkF55RsriyympDufBLp7bwEkvtSvtSM7yMEINLjcfaMPzgI5F4LC_nVkVvGKX8Rf_WW4jGXzXAepe-CJGHOpjAK6dduE8CR3_k0f66hpfthDPY7NcSRat1znrSnab5c9GX5beFvE5RY0mg/s2000/JERMAN%204.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1496" data-original-width="2000" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhL_f-vHdQ3fzjsXM-y7_4lpkhy5lKIwu1r1Zqx4xlx_gtIkF55RsriyympDufBLp7bwEkvtSvtSM7yMEINLjcfaMPzgI5F4LC_nVkVvGKX8Rf_WW4jGXzXAepe-CJGHOpjAK6dduE8CR3_k0f66hpfthDPY7NcSRat1znrSnab5c9GX5beFvE5RY0mg/w200-h149/JERMAN%204.jpg" width="200" /></a></div>Pada hari pertama, mulai dari pagi hingga sore hari, bersama Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas) dan Bagus R. D. Angga (Direktur Program), Chris berkunjung ke rumah Saeri di Timbulsloko. Saeri mengatakan bahwa HE mulai dibangun pada tahun 2017 di tujuh titik.</div><div><br /></div><div>“HE ini dibangun untuk menangkap sedimen sehingga menciptakan area baru yang dapat dijadikan sebagai kawasan penanaman mangrove. Beberapa HE mampu membentuk sedimen sedalam 50 cm dan bahkan ditumbuhi Avicennia secara alami,” terang Saeri. “Selain itu, juga ada HE yang menjadi tempat hidup kerang secara alami sehingga sering diambil oleh warga,” tambahnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCgGxMogUdKsRNTggAY-YfoG-0wBwG6Ad45oOasW3-laxWVy5cQudKHMdqoHlaxrl0AbtGIz5ujRlQDUuzvUH-DF1BRMLkCnTxsAljJMvyKUBlRsEDcJpMQ_Y1LBZLltaDKaUHKXY41wesCxXKZ1a4aJApZ2e7QNCoo5VeFRxBOpvi1lFkNP-lalyr9Q/s2000/JERMAN%202.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCgGxMogUdKsRNTggAY-YfoG-0wBwG6Ad45oOasW3-laxWVy5cQudKHMdqoHlaxrl0AbtGIz5ujRlQDUuzvUH-DF1BRMLkCnTxsAljJMvyKUBlRsEDcJpMQ_Y1LBZLltaDKaUHKXY41wesCxXKZ1a4aJApZ2e7QNCoo5VeFRxBOpvi1lFkNP-lalyr9Q/w200-h150/JERMAN%202.jpg" width="200" /></a></div>Munculnya proyek BwN mengubah Timbulsloko menjadi sedikit lebih baik karena berhasil melindungi kawasan pesisirnya dari ombak dan abrasi. Sebelum adanya BwN, belakang rumah Saeri terabrasi parah, namun sekarang mulai pulih kondisinya.</div><div><br /></div><div>Penelitian kedua dilakukan dengan menemui Abdul Rofiq (Rofiq) yang merupakan salah satu pegiat mangrove di Tugurejo, Semarang. Kegiatan dimulai dari siang hingga sore hari. Rofiq menginformasikan mengenai perubahan kondisi lingkungan di Tugurejo, mulai dari dulu hingga sekarang. </div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfxs6cEH4I7H5JrvjO9wxJWveM3BnbP4KHHfmB0WDKKOhEMXW6vxO67rUtXv1JthvRDzYNJIfPabvYFf9EnaRW2Y9mEFmKY_wFhcqhRk15hZspi_Q9rsq4gSRZVXXmcT-Y252LtY431ciL4uGgXstq_ou19Od-MR91l0QLQ3i90UMSwOysxFf6I5ysCA/s2000/JERMAN%205.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfxs6cEH4I7H5JrvjO9wxJWveM3BnbP4KHHfmB0WDKKOhEMXW6vxO67rUtXv1JthvRDzYNJIfPabvYFf9EnaRW2Y9mEFmKY_wFhcqhRk15hZspi_Q9rsq4gSRZVXXmcT-Y252LtY431ciL4uGgXstq_ou19Od-MR91l0QLQ3i90UMSwOysxFf6I5ysCA/w200-h150/JERMAN%205.jpg" width="200" /></a></div>“Pada tahun 2006, ada salah satu petani mangrove bernama Pak Pardi yang memiliki inisiatif membangun penahan ombak menggunakan ban-truk bekas untuk melawan abrasi, rob dan gelombang,” kisah Rofiq. “Penahan ombak tersebut cukup efektif bahkan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang ikut memberikan bantuan untuk pembangunan lanjutannya,” imbuhnya.</div><div><br /></div><div>Hingga saat ini, kondisi penahan ombak masih bekerja dengan baik sehingga dapat membantu mempertahankan mangrove di Tugurejo. Tugurejo juga memiliki Ekoeduwisata Mangrove yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakatnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiJUPQec6ePzP9oCodUwC3ma6UFu9KrXpln6M_lh27sHSEis1Yunop6eMMFDmLaG9rgsqZAwMCJUH4Ra-YHhNIp-Dm3QOlE_Fyus4tiv9o0WhOh-MdCxJ6Bc4fHxn_s93BK1V9OVFTipQCIj3fwR-TWRdrUK51RD3MSX9ua6v6v4RIdzOWb51FNHVFdw/s2000/JERMAN%203.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiJUPQec6ePzP9oCodUwC3ma6UFu9KrXpln6M_lh27sHSEis1Yunop6eMMFDmLaG9rgsqZAwMCJUH4Ra-YHhNIp-Dm3QOlE_Fyus4tiv9o0WhOh-MdCxJ6Bc4fHxn_s93BK1V9OVFTipQCIj3fwR-TWRdrUK51RD3MSX9ua6v6v4RIdzOWb51FNHVFdw/w200-h150/JERMAN%203.jpg" width="200" /></a></div>“Ini pertama kali saya berkunjung ke wilayah ini. Sangat berbeda dari Timbulsloko yang kita kunjungi kemarin," ungkap Chris. "Di sini, tempatnya masih bagus dan saya lihat mangrove di sini juga lebih asri. Saya harap, mangrove di Tugurejo tetap dipertahankan dan dapat semakin sukses untuk tempat wisata mangrovenya,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke <i>Semarang Mangrove Center</i> (SMC) untuk melakukan pemantauan mangrove yang merupakan program dari Mangrove Tag. (ADM/BJL).</div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-13965961970882969172023-05-25T01:12:00.059-07:002023-06-12T00:30:56.144-07:00IKAMaT Dampingi Kursus Batik, Jajanan dan Kopi Mangrove Mahasiswa Griffith University Australia di Semarang Mangrove Center <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivnI8aidJilXjAvPhe5UYNuz1Ej-m69y-bZXaFCj8kwD9jpwxqHK625BzdQWa_n4icA_5rKNTcApYVg-vPJaKe7srHFArooPhLxDSl3XV1Lc3sq888xb93d2tqP50C8IpgEBn9gM94IERZEO4TxmW8veByeSe5uJD96jigQaIcs7brx_tirUu5mO8dHA/s2000/IOANA%206.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivnI8aidJilXjAvPhe5UYNuz1Ej-m69y-bZXaFCj8kwD9jpwxqHK625BzdQWa_n4icA_5rKNTcApYVg-vPJaKe7srHFArooPhLxDSl3XV1Lc3sq888xb93d2tqP50C8IpgEBn9gM94IERZEO4TxmW8veByeSe5uJD96jigQaIcs7brx_tirUu5mO8dHA/w200-h150/IOANA%206.JPG" width="200" /></a></div>Semarang - IKAMaT. IKAMaT mendampingi kursus batik, jajanan, dan kopi mangrove yang diikuti oleh mahasiswa dari Griffith University, Australia di <i>Semarang Mangrove Center </i>(SMC) Jawa Tengah (Jateng). Mahasiswa tersebut bernama Ioana Corina Giurgiu yang mengikuti kursus olahan mangrove bukan kayu untuk kelengkapan data disertasi PhD-nya. Kegiatan berlangsung selama satu minggu dengan <i>trainer</i> yang berasal dari warga binaan KeSEMaT, yaitu Srikandi Pantura, Bina Citra Karya Wanita dan Arjuna Berdikari.<div><br /></div><span><a name='more'></a></span><div><div><div></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3FAH3ctGvTOyRczjajwkNoCX4ny7L0OD4rXId1AJlGdWKier-CkwJx4oFjJLJUpMzYqh2Yrr6U1nBsTbP4fXlaLoenUfjnwS4tTloKFmhNsIMCPfZjyvtFnpM1q9tnvkAkBC3dFW9rPxAqE1PrCjtcm936modjxxIqqhkQv6lO09citrVq7S0yQ0u4g/s2667/IOANA%2011.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2667" data-original-width="2000" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3FAH3ctGvTOyRczjajwkNoCX4ny7L0OD4rXId1AJlGdWKier-CkwJx4oFjJLJUpMzYqh2Yrr6U1nBsTbP4fXlaLoenUfjnwS4tTloKFmhNsIMCPfZjyvtFnpM1q9tnvkAkBC3dFW9rPxAqE1PrCjtcm936modjxxIqqhkQv6lO09citrVq7S0yQ0u4g/w150-h200/IOANA%2011.jpg" width="150" /></a></div>Kursus Batik Mangrove</b></div><div>Kursus ini dilakukan di kediaman Mufidah, selaku koordinator kelompok batik mangrove Srikandi Pantura. Dia memberikan kursus membatik, mulai dari pencarian bahan baku pewarnaan hingga pengemasan menjadi batik mangrove siap jual.</div><div><br /></div><div>“Membuat batik mangrove membutuhkan waktu yang lama, jadi tergantung pada kondisi cuacanya. Hal ini karena dalam membuat batik mangrove perlu melakukan penjemuran berulang-kali pada tiap prosesnya,” ungkap Mufidah. “Semakin cerah cuacanya, maka proses penjemuran juga bisa semakin cepat,” ungkapnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLFH8GrYpejMHoXUdePrW6aRAxU2wOWFs1X7T3SwREDVAZ_zzX9ZaUQk5Q_naNKhZ_3_QUkTLJQkIwigSBXSJ8lx1QcUe_8NYS3F4jCXfAL9KOhVKupiyAFdp2HPg4Zld441WfszjtP4mXESKJrarbHOq50X0FZu8DQsJcesDtTQmzkCmix9D-ex2eDQ/s2000/IOANA%205.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLFH8GrYpejMHoXUdePrW6aRAxU2wOWFs1X7T3SwREDVAZ_zzX9ZaUQk5Q_naNKhZ_3_QUkTLJQkIwigSBXSJ8lx1QcUe_8NYS3F4jCXfAL9KOhVKupiyAFdp2HPg4Zld441WfszjtP4mXESKJrarbHOq50X0FZu8DQsJcesDtTQmzkCmix9D-ex2eDQ/w200-h150/IOANA%205.JPG" width="200" /></a></div>Mufidah menjelaskan bahwa pembuatan batik mangrove menggunakan bahan baku dari limbah propagul mangrove jenis Rhizophora atau Bakau yang sudah membusuk dan jatuh ke tanah. Propagul yang digunakan harus berwarna hitam dengan bau yang khas. Bahan bakunya yang alami ini, membuat batik mangrove aman bagi lingkungan. Propagul yang terkumpul kemudian direbus hingga mengeluarkan warna cokelat.</div><div><br /></div><div>Sembari menunggu perebusan propagul, Ioana mencoba melakukan pembuatan motif dengan metode cap dan canting. Metode cap dilakukan dengan menggunakan stempel bermotif yang telah dicelupkan ke dalam malam yang panas, kemudian ditempelkan ke kain mori. Sementara itu, metode canting dilakukan dengan mencelupkan canting pada lilin atau malam, kemudian dilanjutkan dengan membuat pola pada kain mori.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVX3oZOV38VUKIf7BRCsI3hxfvFf1E_tNQQvQ1uinhWk33o1BFyv1TzpEUsusjxtCDYwgyb223vqrBZDu04VpWge1o1RDGIFYRo5TBeWr-PB73NhsM_lq97eoDmAy3DEYZIMX1X3vHQEHcZkd1F8wQWHIlF5-WJy9cPBHp25JfYx2Pmx34hbe-rlWguA/s2666/IOANA%203.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2666" data-original-width="2000" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVX3oZOV38VUKIf7BRCsI3hxfvFf1E_tNQQvQ1uinhWk33o1BFyv1TzpEUsusjxtCDYwgyb223vqrBZDu04VpWge1o1RDGIFYRo5TBeWr-PB73NhsM_lq97eoDmAy3DEYZIMX1X3vHQEHcZkd1F8wQWHIlF5-WJy9cPBHp25JfYx2Pmx34hbe-rlWguA/w150-h200/IOANA%203.JPG" width="150" /></a></div>Motif yang sudah jadi dapat langsung dimasukkan ke dalam pewarna batik. Pewarnaan kain mori ini dilakukan dengan cara mencelupkan kain pada pewarna-alami mangrove sebanyak 8-12 kali dengan
penjemuran 1 kali di setiap pencelupannya.</div><div><br /></div><div>Kain yang telah selesai melalui tahap pewarnaan, akan melalui proses fiksasi warna atau penguncian warna. Fiksasi warna dilakukan sebanyak dua kali dengan bahan yang berbeda. Fiksasi pertama menggunakan air kapur dan fiksasi kedua menggunakan air tunjung.</div><div><br /></div><div>“Fiksasi pertama menggunakan air kapur. Ini bertujuan untuk mengunci warna sehingga tidak mudah luntur,” jelas Mufidah. “Fiksasi kedua menggunakan air tunjung. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan warna yang lebih gelap sehingga warna batik mangrove bisa menjadi cokelat gelap atau hitam,” tambahnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtqtEmfVpJScahCRin03BHdR1kNPOvVLncBPEwR2HeuKKNJt-O9x2-ewuOcAVpsm2iPqPcd7E5ru3odJK4k-3UFGEWJblCP_g8WUE5F419aI8mKPSd_YsISPgUS1oovWz08VcoRfAAg9exXo_q5sjsnDOZJRwD6I6Fn_qHB7yzSfLMGRKBUoqmB9ksfg/s2000/IOANA%2013.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtqtEmfVpJScahCRin03BHdR1kNPOvVLncBPEwR2HeuKKNJt-O9x2-ewuOcAVpsm2iPqPcd7E5ru3odJK4k-3UFGEWJblCP_g8WUE5F419aI8mKPSd_YsISPgUS1oovWz08VcoRfAAg9exXo_q5sjsnDOZJRwD6I6Fn_qHB7yzSfLMGRKBUoqmB9ksfg/w200-h150/IOANA%2013.jpg" width="200" /></a></div>Langkah terakhir adalah pelorotan atau proses menghilangkan lilin yang menempel pada kain dengan cara mencelupkannya pada air mendidih, kemudian dijemur. Setelah itu, batik mangrove sudah siap dikemas untuk dijual.</div><div><br /></div><div>“Saya sangat senang dan bangga dengan batik mangrove hasil buatan tangan saya. Saya suka motifnya, warnanya dan menikmati proses pembuatannya. Saya tidak sabar untuk menunjukan kepada teman-teman dan keluarga saya di Australia,” kata Ioana, pada saat ditanya pendapatnya mengenai kursus batik mangrove yang telah selesai diikutinya. “Saya juga sudah membeli beberapa batik mangrove Mas Bamat dengan warna dan motif yang berbeda, untuk saya bawa pulang ke Australia,” katanya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2d6YFfdXHx2ThpnhAj-LDbkAGQ4r0L4I5vLo4ByWBLNjj6w28Qlm-zerQgabiPr7Y-Vdci0WviZZxL1nhWg2r35TmShDPiqmMhV2P45sbHKUGzli5Foe_AQcV1tVQBIfFPJaDvi4ogaZMBsiLTIt4HdqR7b2RciZyR_bpK7rrSWROJIhqAczq3CWnRQ/s2000/IOANA%209.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2d6YFfdXHx2ThpnhAj-LDbkAGQ4r0L4I5vLo4ByWBLNjj6w28Qlm-zerQgabiPr7Y-Vdci0WviZZxL1nhWg2r35TmShDPiqmMhV2P45sbHKUGzli5Foe_AQcV1tVQBIfFPJaDvi4ogaZMBsiLTIt4HdqR7b2RciZyR_bpK7rrSWROJIhqAczq3CWnRQ/w200-h150/IOANA%209.jpg" width="200" /></a></div><b>Kursus Jajanan Mangrove</b></div><div>Kursus jajanan mangrove masih dilakukan di kediaman Mufidah, selaku koordinator kelompok Bina Citra Karya Wanita yang memproduksi jajanan mangrove berlabel Mbak Jamat. Dia memberikan kursus pembuatan Cendol Mangrove dan Kue Lumpur Mangrove, yang dimulai dari pengambilan bahan baku sampai dengan pembuatannya menjadi cendol dan kue lumpur yang siap santap. </div><div><br /></div><div>Jajanan mangrove menggunakan buah <i>Bruguiera gymnorrhiza </i>atau Lindur. Buah direbus selama 15 menit dengan dua kali pengulangan. Perebusan pertama hanya menggunakan air dan perebusan kedua menggunakan air yang telah dicampur dengan abu gosok atau arang, dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan taninnya.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2PZqZtw6kgg66pvGiQIImqJqsEpYKLhS2eytTDFJ68cUhyRzhsiJ1KrN7YIdbPlVyj4PHqVCl8pEQr6W3ehoWrJw1gVUGf6ZsWO3hWDRzGRuaXqQkB0lNweXYYCZpky62Qz1y-QwdpK6RQxuAH-VIADwhmDmZpYTmhhIxpNyERv0EmxS7HVeKGr9mFw/s3553/IOANA%207.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3553" data-original-width="2000" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2PZqZtw6kgg66pvGiQIImqJqsEpYKLhS2eytTDFJ68cUhyRzhsiJ1KrN7YIdbPlVyj4PHqVCl8pEQr6W3ehoWrJw1gVUGf6ZsWO3hWDRzGRuaXqQkB0lNweXYYCZpky62Qz1y-QwdpK6RQxuAH-VIADwhmDmZpYTmhhIxpNyERv0EmxS7HVeKGr9mFw/w113-h200/IOANA%207.jpg" width="113" /></a></div>“Perebusan dilakukan agar buahnya empuk dan menghilangkan zat racun yang terkandung di dalam buah Bruguiera, yaitu tanin. Abu gosok atau arang ini digunakan untuk menyerap tanin yang masih terkandung di dalam buah,” jelas Mufidah. “Buah yang telah direbus kemudian dikupas kulitnya dan direndam di air bersih selama 2-3 hari,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Pembuatan Cendol Mangrove dan Kue Lumpur Mangrove, sama seperti pembuatan cendol dan kue lumpur pada umumnya. Hanya saja, buah Lindur digunakan untuk tambahan tepung-utama dalam pembuatan adonannya.</div><div><br /></div><div>Sebagai informasi, buah Lindur memang sudah sejak-dulu banyak digunakan oleh warga pesisir menjadi bahan makanan pengganti nasi, karena kandungan karbohidratnya yang sangat tinggi.</div><div><br /></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyeU0t5dq5hwe1aYu5lMk4sTLwWImT6J3lwb3ZZviqd9H7woC-epUMU35Ba8QDOgBrbkJ9MSl_rPUKdml0p2txtKRna9eGPkRrB81mwNlIEYusBYRo7z9blt3seH-Ay8Vs2iOgtDfjIHlb3LPf8WD_tLyKWV2WAy4hn60d79TSiRSBss4FnjW-AaHlvA/s2000/IOANA%2012.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyeU0t5dq5hwe1aYu5lMk4sTLwWImT6J3lwb3ZZviqd9H7woC-epUMU35Ba8QDOgBrbkJ9MSl_rPUKdml0p2txtKRna9eGPkRrB81mwNlIEYusBYRo7z9blt3seH-Ay8Vs2iOgtDfjIHlb3LPf8WD_tLyKWV2WAy4hn60d79TSiRSBss4FnjW-AaHlvA/w200-h150/IOANA%2012.jpg" width="200" /></a></div>Kursus Kopi Mangrove</b></div><div>Kursus ini dilakukan di kediaman Ferry Agung Istiasmara, selaku koordinator kelompok pengolah kopi mangrove Arjuna Berdikari. Ferry memberikan kursus pembuatan kopi mangrove, mulai dari tahap pemotongan bonggol buah Rhizophora sampai dengan pengemasan yang siap untuk dijual.</div><div><br /></div><div>Bonggol yang sudah dipetik, dipotong dadu. Selanjutnya, bonggol direndam dengan air yang telah dicampur dengan abu gosok selama 2-3 hari. Setelah direndam, potongan bonggol dijemur di bawah sinar matahari hingga mengering.</div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOsH01gpvhdK_QR37U68h4msrKIoCI4q5BXN7Bqgzwxc9gbJxqBKj0PnciC9NmfMUWkbURxAl6HxKG3sOrids1B0xpHlTJ2mbeWn3PpLz9C40HkomejixF__DOHYDGBdRp43jfv6WFYG6yoccyZlIPO3ax4W9yrEvUeS_zOFYuB6_vnUnDK-ceTXmXA/s2000/IOANA%201.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOsH01gpvhdK_QR37U68h4msrKIoCI4q5BXN7Bqgzwxc9gbJxqBKj0PnciC9NmfMUWkbURxAl6HxKG3sOrids1B0xpHlTJ2mbeWn3PpLz9C40HkomejixF__DOHYDGBdRp43jfv6WFYG6yoccyZlIPO3ax4W9yrEvUeS_zOFYuB6_vnUnDK-ceTXmXA/w200-h150/IOANA%201.jpg" width="200" /></a></div>“Perendaman dengan abu gosok berfungsi untuk menghilangkan zat tanin yang terdapat pada buah. Perendaman dilakukan dengan cara mengganti air rendaman setiap 6 jam sekali,” ujar Ferry. “Setelah direndam, bonggol dijemur di bawah sinar matahari selama 2 atau 3 hari. Semakin cerah cuacanya, maka akan semakin cepat juga proses pengeringannya,” ujarnya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Bonggol yang sudah kering kemudian disangrai hingga bewarna gelap. Fungsi dari penyangraian ini adalah untuk mengeluarkan aromanya. Proses selanjutnya adalah penggilingan hingga halus dan dicampur dengan bubuk kopi Robusta.</div><div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2_o_xQAjz-G9jssLNmmIf3xQtcOXv6BUr4qm6AhWC0a5zt_S_bT_jFx5o7gNZNZapTM6OLyewdxLvp3sfEVh-HxRCuLeUPAyu026i4wIJiwhhy7lPVAetLJMfLqilRdpyHTpqCWZwIZpxZ_m5gjRLmPIkgglk67NWI0EwFJ2XYejOXgnGfhhhSk-hQw/s2667/IOANA%204.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2667" data-original-width="2000" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2_o_xQAjz-G9jssLNmmIf3xQtcOXv6BUr4qm6AhWC0a5zt_S_bT_jFx5o7gNZNZapTM6OLyewdxLvp3sfEVh-HxRCuLeUPAyu026i4wIJiwhhy7lPVAetLJMfLqilRdpyHTpqCWZwIZpxZ_m5gjRLmPIkgglk67NWI0EwFJ2XYejOXgnGfhhhSk-hQw/w150-h200/IOANA%204.jpg" width="150" /></a></div></div><div>Ioana mendapatkan kesempatan untuk membandingkan rasa seduhan bubuk mangrove dengan campuran bubuk mangrove dan bubuk kopi. </div><div> “Ini merupakan kesempatan yang langka bagi saya, karena dapat belajar langsung membuat kopi mangrove dan merasakannya secara langsung. Seduhan bubuk mangrove tanpa campuran bubuk kopi sudah sangat nikmat bagi saya,” kata Ioana.</div><div><br /></div><div>Ferry menambahkan bahwa kopi mangrove akan terasa lebih nikmat apabila diminum tanpa gula karena sudah memiliki cita rasanya tersendiri. Kopi berlabel Kopi Mangrove Arjuna ini, juga bisa dinikmati dengan tambahan rempah-rempah pendukung, seperti jahe dan bahan lainnya.</div><div><br /></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmznt8qWUJYKLgxbegPJpsXJWo-qUjzggse4NnC1x7zVPFWQzuXr9pwAH4WMwu2ky2cMWCkd1Vv8CZroWX77AbiEfEXfuVQwxb2B9KLB4ELnjvA-W9ujSyQSS65tIDbPFBq-eAf7eDUCrJ1T4rKfsuNcIF84_plL36Wk72RO-c5Qe3JLr-7F-Rlglr0A/s2000/IOANA%202.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmznt8qWUJYKLgxbegPJpsXJWo-qUjzggse4NnC1x7zVPFWQzuXr9pwAH4WMwu2ky2cMWCkd1Vv8CZroWX77AbiEfEXfuVQwxb2B9KLB4ELnjvA-W9ujSyQSS65tIDbPFBq-eAf7eDUCrJ1T4rKfsuNcIF84_plL36Wk72RO-c5Qe3JLr-7F-Rlglr0A/w200-h150/IOANA%202.jpg" width="200" /></a></div>Wisata Keliling Semarang</b></div><div>Selain melakukan kursus, IKAMaT juga mendampingi Ioana berkeliling kota Semarang, menikmati tempat wisata dan kuliner terkenal <i>nan</i> legendaris. Ioana berkunjung ke Lawang Sewu untuk belajar sejarah tentang Pangeran Diponegoro di Museum Perjuangan Mandala Bhakti. Ioana juga makan malam dengan <i>view</i> lampu kota Semarang bersama dengan IKAMaT, KeSEMaT dan Dr. Rudhi Pribadi di kawasan Gombel, Semarang.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUD8ZNYH-6KkygqzEtKuxHBXJMvVjRwSIkUwv8RRdRNpetXrqryi2Bvv-EQWRFFSMOgufSe8iqAc8QKhBGmWwfSBf7mW1TeCe2QEyJqnb-yhfjARjkmIt0h17sXgHkWZUmBHS6q-xV2bwKkLkHrcKLh7u2RZOa_B2uw432W6RtNpBRFqkdjiKa_pkSVg/s2000/IOANA%208.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUD8ZNYH-6KkygqzEtKuxHBXJMvVjRwSIkUwv8RRdRNpetXrqryi2Bvv-EQWRFFSMOgufSe8iqAc8QKhBGmWwfSBf7mW1TeCe2QEyJqnb-yhfjARjkmIt0h17sXgHkWZUmBHS6q-xV2bwKkLkHrcKLh7u2RZOa_B2uw432W6RtNpBRFqkdjiKa_pkSVg/w200-h150/IOANA%208.jpg" width="200" /></a></div>“Saya sangat menikmati perjalanan saya kali ini. Ini pertama kalinya saya ke Indonesia, khususnya di Semarang. Untuk cuaca, tidak berbeda jauh dengan Australia, tapi saya terkejut dengan lalu lintas yang sangat padat dan kendaraan roda dua yang sangat banyak," kisah Ioana. "Saya sangat suka makanan Indonesia, dan pasti saya akan datang kembali ke Indonesia dan Semarang. Terima kasih kepada IKAMaT yang telah mendampingi saya di kursus produk olahan mangrove. Ini adalah pengalaman yang sangat menarik bagi saya,” pungkasnya. (ADM/BJL).</div></div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6922720558340017535.post-88201898486325955422023-03-27T21:12:00.023-07:002023-03-28T01:22:03.724-07:00IKAMaT Lakukan Pendampingan Penanaman dan Pemantauan 100 Bibit Mangrove kepada LPDP PK 199 GARDA ASA di Desa Lontar, Banten<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoioal_Z7A8MTDykW-2Cuts3ZyX905FlUJjr9wPcyjbAeLJ59fjy9-ciIWndr1VD_LA9W7wO_0qvMF5ZSOJgUWURRLvd_mZrFmP1mIepABGjl8vQypVQzrxnTVKJfIgxvGOz0QHkJKTBREb1zf5nqG3VuzdZ0nUrn0LlH88gTL5SYAdCHrroyLd5lXqg/s2000/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%205.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoioal_Z7A8MTDykW-2Cuts3ZyX905FlUJjr9wPcyjbAeLJ59fjy9-ciIWndr1VD_LA9W7wO_0qvMF5ZSOJgUWURRLvd_mZrFmP1mIepABGjl8vQypVQzrxnTVKJfIgxvGOz0QHkJKTBREb1zf5nqG3VuzdZ0nUrn0LlH88gTL5SYAdCHrroyLd5lXqg/w200-h150/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%205.JPG" width="200" /></a></div>Serang - IKAMaT. IKAMaT dan KeMANGTEER Serang melakukan kegiatan Pendampingan Penanaman dan Pemantauan 100 Bibit Mangrove kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Persiapan Keberangkatan (PK) 199 Garda Asa dalam melaksanakan proyek sosial mereka di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten (19/3/23).<div><br /></div><div><span><a name='more'></a></span>Proyek sosial yang dilakukan berupa penanaman 100 bibit mangrove jenis <i>Rhizophora mucronata</i> di kawasan Ekowisata Mangrove Jembatan Pelangi Berambang Lontar. Tak hanya penanaman mangrove saja, kegiatan juga dibarengi dengan penyerahan donasi buku bacaan ke Saung Baca Jembatan Pelangi dan perpustakaan SD N Lontar 2.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJXFiWOubaLMcJly5B4eUxXgaKmIodvbPE31geffwI0ZrH_thqZ-C4I1Aa3-rXNEuyy1lntzmZvgEvVeJAWOqp3FjUPpH4GNyv_-JdemZO2a3YkvGHAMxgL1yrlLNQ10EfqXkNqr4UJZhwhjBAK9v7PtsvocnNHYegumG0pucSrZGUz4PgvrNIhqNJow/s2000/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%204.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJXFiWOubaLMcJly5B4eUxXgaKmIodvbPE31geffwI0ZrH_thqZ-C4I1Aa3-rXNEuyy1lntzmZvgEvVeJAWOqp3FjUPpH4GNyv_-JdemZO2a3YkvGHAMxgL1yrlLNQ10EfqXkNqr4UJZhwhjBAK9v7PtsvocnNHYegumG0pucSrZGUz4PgvrNIhqNJow/w200-h150/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%204.JPG" width="200" /></a></div>"Kami juga berbagi cerita dan cita-cita bersama dengan anak-anak SD N Lontar 2," kata Nur Andini Putri (Ketua KeMANGTEER Serang).</div><div><br /></div><div>Acara sosial dengan <i>tagline </i>Jaga Asa Bumi dengan Pesisir Pantai yang Lestari ini dihadiri oleh Kepala Dinas (Kadin) Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, yaitu Eli Susiyanti.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9wTZLEi54CIWTawLy3YRoj20T2eZ7vYpNncTxnlUIJolcRAlIzJvPulORFSLB0PFnRCcNZCRbKon0IAltbFi-0WPe1N7FSPgI-gzFRlqc8LCWpk5fFm7_3n4wtK8lV-Y1hMz-5LqTWUSzajCqm5ECkuSnyyxUiGjPHhgl70NF0uI_J4ZKzwBLQas5ow/s2000/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%202.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9wTZLEi54CIWTawLy3YRoj20T2eZ7vYpNncTxnlUIJolcRAlIzJvPulORFSLB0PFnRCcNZCRbKon0IAltbFi-0WPe1N7FSPgI-gzFRlqc8LCWpk5fFm7_3n4wtK8lV-Y1hMz-5LqTWUSzajCqm5ECkuSnyyxUiGjPHhgl70NF0uI_J4ZKzwBLQas5ow/w200-h150/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%202.JPG" width="200" /></a></div>Acara pembukaan, sambutan, simbolisasi penyerahan buku dan pemberian materi cara penanaman mangrove dilakukan di Saung Mangrove Mang Ropin, sedangkan kegiatan <i>story telling </i>diadakan di salah satu ruang kelas SD N Lontar 2.</div><div><br /></div><div>Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Kadin Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang mendukung penuh proyek sosial ini. Dia bahkan mengungkapkan terima kasihnya kepada LPDP dan IKAMaT yang sudah peduli dengan lingkungan dan masyarakat pesisir Banten.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcvnofKQ-4qy2Uhvr_n8M_FeC4j2fGQlYEyM8SXAfhXwNEy_wFm7VUHcIgrpHM2KN-xRVEUHd1XDqjg8KhU7RRod7e1m2uFgEN2c_AJH27sPSTtKY0kMa0ZnH_oZM0kQCvchJUmg8E9r5q_mvdnXKYn8wOI3jVBxbU0rxHicIb7bluBg83xw6EEZk6lg/s2000/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%203.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcvnofKQ-4qy2Uhvr_n8M_FeC4j2fGQlYEyM8SXAfhXwNEy_wFm7VUHcIgrpHM2KN-xRVEUHd1XDqjg8KhU7RRod7e1m2uFgEN2c_AJH27sPSTtKY0kMa0ZnH_oZM0kQCvchJUmg8E9r5q_mvdnXKYn8wOI3jVBxbU0rxHicIb7bluBg83xw6EEZk6lg/w200-h150/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%203.JPG" width="200" /></a></div>“Saya mengucapkan terima kasih kepada LPDP dan IKAMaT yang sudah ikut serta dalam merehabilitasi kawasan pesisir Banten dengan penanaman 100 bibit mangrove, dan juga ikut membantu dalam mencerdaskan anak-anak pesisir kami dengan mendonasikan ratusan buku bacaan,” kata Kadin. “Hal ini, tentunya akan dapat menjadikan Saung Baca Jembatan Mangrove akan lebih informatif karena beragam cerita dari buku yang sudah didonasikan,” katanya lebih lanjut.</div><div><br /></div><div>Faradian Nurul Hapsari (Manajer Operasional) dalam sambutanya juga mengucapkan rasa terima kasih atas kerja sama yang sudah diberikan kepada Kadin dan KeMANGTEER Serang serta warga Serang.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN2sUegHkNPSt-IoIBCnxiNtvqUPyESF01v0o0UQ8aobof4ZwhAPxFHB1YdsoPkMcatfV8iov9r8TNLE-uQnNFtyo4xa7q2OvDSuPS0Qg6uPpL3Zo7ri5fqNSjjHQDg5zAqP7CAhOTJVu1H5emfGU17psq8Fy0bmttHVmlsd6WfnYDRtnkR6t0flkHsw/s2000/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%201.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN2sUegHkNPSt-IoIBCnxiNtvqUPyESF01v0o0UQ8aobof4ZwhAPxFHB1YdsoPkMcatfV8iov9r8TNLE-uQnNFtyo4xa7q2OvDSuPS0Qg6uPpL3Zo7ri5fqNSjjHQDg5zAqP7CAhOTJVu1H5emfGU17psq8Fy0bmttHVmlsd6WfnYDRtnkR6t0flkHsw/w200-h150/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%201.JPG" width="200" /></a></div>"Terima kasih juga kepada Bapak Ropin yang sudah mengizinkan IKAMaT dan LPDP berkegiatan di sini, untuk berupaya ikut serta menghijaukan dan melestarikan kawasan ekowisata mangrove yang indah ini,” kata Faradian. "Saya berharap, dengan penanaman mangrove dan donasi buku yang diberikan oleh LPDP di hari ini, semoga saja akan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Lontar dan sekitarnya,” lanjutnya.</div><div><br /></div><div>Sebelum menanam mangrove, para peserta mendapatkan edukasi mengenai teknik dasar melakukan penanaman mangrove yang dibimbing langsung oleh Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas). Bambang menjelaskan mengenai cara menanam mangrove yang baik dan benar, diantaranya dengan mengikatkan bibit mangrove ke ajir bambu agar tetap kuat berdiri pada saat terkena hempasan gelombang laut. </div><div><br /></div><div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglqEOcJmN3SRYIrimhtHtcfIhxyWteJSMBxR_QdCFYZLALO7RhtHBcBfG7PHxCjs0AxFoKM0pXryJ-piNSmVeo7bsMmt0SpNV4AJJ3Fox_D621Iu5zrqZyPm9sa3-nAiLWobyppeIJ5uukXw9YM_MShj4YDD-y0YxVUxdLsBD-oFf_FILhkCJcNPaHBQ/s2000/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%206.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="2000" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglqEOcJmN3SRYIrimhtHtcfIhxyWteJSMBxR_QdCFYZLALO7RhtHBcBfG7PHxCjs0AxFoKM0pXryJ-piNSmVeo7bsMmt0SpNV4AJJ3Fox_D621Iu5zrqZyPm9sa3-nAiLWobyppeIJ5uukXw9YM_MShj4YDD-y0YxVUxdLsBD-oFf_FILhkCJcNPaHBQ/w200-h150/Pendampingan%20IKAMaT%20kepada%20LPDP%206.JPG" width="200" /></a></div>“Penyelenggaraan proyek sosial ini tidak lepas dari filosofi yang diusung dari nama Garda Asa sendiri. Garda Asa memiliki perhatian untuk terus menjaga asa dan harapan untuk Indonesia yang lebih baik," terang Muhammad Ishak (Ketuan Angkatan PK 199 LPDP). "Harapan saya, proyek sosial ini dapat menyamakan visi antara PK 199 LPDP dan warga Desa Lontar sehingga kita bisa satu suara dalam memahami kondisi lingkungan sekitar dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi serta menjaga agar asa bumi bertahan lebih lama sehingga tetap lestari,” terangnya lebih lanjut. </div><div><br /></div><div>Keseluruhan kegiatan yang dimulai pada pukul 10.00 - 15.00 WIB berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan bersih diri dan foto bersama. (ADM/BJL).</div></div>IKAMaThttp://www.blogger.com/profile/06642255785067309932noreply@blogger.com0